Hampir satu minggu lebih, kini Deven kembali memegang handphonenya banyak sekali notif pesan, mention, tag, dan lainnya. Hampir dekat juga dengan keberangkatannya ke Makasar tinggal 3 hari lagi.
Satu per satu Deven me-repost beberapa snapgram dan postingan menurutnya penting. Deven juga sempat melihat room chat bersama Anneth untuk sekarang tidak ia balas sampai nanti tiba di Makasar.
Deven asik sekali dengan handphonenya yang lama tak digenggam, sampai di ruang tengah televisinya dianggurkan.
"Dekk...."
"Iyaa Ma?"
"Televisinya matiin kalau ngga ditonton sayang,"
"Iya Ma bentar," mamanya menghampiri Deven dan mematikan televisi lalu duduk di sebelah Deven.
"Eh iya, tadi Kak Rifam kabarin Mama, dia udah atur penerbangan kita nanti dan nyampe di Makasar bakalan bareng sama Anneth dari Manado biar ngejemputnya sekaligus katanya," Deven yang mendengar kata Anneth langsung mengalihkan pandangannya.
"Hah? Serius Ma? Beda berapa menit?"
"Yaa kemungkinan sih, Anneth sampe duluan tapi cuman nunggu beberapa menit aja habis itu kita sampe,"
"Wah mantap tuhh hehehe,"
"Huhh kamu ini dasar apa itu kata anak sekarang? Buu- buu apa?" Ujar mamanya.
"Bucin Ma hehehe,"
"Hemm yaa itulah Mama ngga ngerti,"
Lalu mamanya pergi begitu saja meninggalkan Deven di ruang tengah. Setelah mendapat kabar itu, Deven langsung mengabari Kak Rifan supaya tidak memberi tahu Anneth tentang mereka akan tiba bersamaan di Makasar nantinya karena Deven sudah punya rencana.
***
Sementara Anneth kini tengah bersama teman-temannya di mall setelah selesainya ujian. Mereka bermain timezone sangat puass sekali. Tadinya mereka mau menonton, tapi Vania menolak keras karena ingat kata-kata Deven akhirnya mereka tidak jadi menonton.
"Gaes capeee, Anneth laperr," Anneth memegangi perutnya terlihat wajahnya sudah kelelahan.
"Yaudah yuk makan," Reno mengiyakan ajakan Anneth lalu yang lainnya mengikuti mereka ke restoran.
"Anneth," Vania memanggilnya di belakang otomatis Anneth berhenti dan membiarkan temannya yang lain mendahuluinya.
"Kenapa Van?"
"Dua hari lagi berangkat ke Makasar?" Tanyanya.
"Hem iyaa, kenapa?" Anneth paham kemana percakapan ini akan berlanjut karena sebelumnya mereka telah membicarakannya juga.
"Semoga aja sanggup ketemunya, aku berusaha buat biasa aja kok, Van," Anneth menenangkan temannya tmyang khawatir akan dirinya nanti.
"Yaa hati-hati nanti, semoga yang terbaik buat kalian,"
"Udah ah ngga mau melow, mending kita susul yang lain Anneth udah laper bangett,"
"Yaudah yukk,"
***
Pagi-pagi di rumah Deven begitu sibuk dengan keberangkatan Deven dan mamanya sebentar lagi. Mereka sudah siap dan kini mereka diantar sekeluarga ke Bandara terdekat.
KAMU SEDANG MEMBACA
SEBUAH KISAH #1 [COMPLETED]
Teen Fiction~Kisah dua hati yang berasal dari dunia musik~