Deven kembali menunggu Anneth sampai selesai acara. Gadis itu bilang dirinya tampil hanya sebentar. Tapi entahlah kini Deven merasa telah menunggunya cukup lama.
Pukul 2 siang Anneth baru kembali ke backstage dan menemui Deven yang masih duduk manis menunggunya.
"Maaf lama," Anneth berdiri di depan Deven yang sedang duduk.
"Gapapa, nih minum," Deven memberikan botol minum yang masih utuh pada Anneth.
"Makasih," Anneth menerima botol tersebut dan tersenyum.
"Nonton yuk?" Anneth yang tengah mengipasi dirinya kaget tiba-tiba Deven mengajaknya nonton.
"Nonton apa?"
"Eumm, horror?" Deven tersenyum jahil pada Anneth.
"GAK! KAMU AJA SENDIRI!" Anneth langsung menolaknya mentah-mentah.
"Hahaha. Aku pengen imperfect sih," Deven menggaruk tenguknya yang tidak gatal itu.
"Aku udah nonton itu bulan lalu sama Putri, Ven," ucap Anneth halus.
"Apa dong?" Deven malah balik bertanya.
"Coba hpku mana? Pinjem," Deven memberikan handphone Anneth yang dari tadi ia pegang selama gadis itu tampil.
Anneth tengah mengotak ngatik handphonenya. Deven penasaran Anneth sedang apa. Ia berusaha mengintip, tapi dihalangi oleh tangan Anneth sendiri.
"Yaudah ayo sekarang ke pim nonton," tiba-tiba Anneth beranjak dan menarik pergelangan
"Eh? Nonton apa?" Tanya Deven bingung.
"Nanti Kita Ceritakan Tentang Hari Ini," jawab Anneth yang masih menarik pergelangan Deven untuk menghampiri maminya. Meminta izin.
"Mamiii,"
"Tantee,"
Mereka berdua kompak memanggil Mami Anneth yang sedang membereskan barang-barangnya.
"Kenapa, Nak?" Maminya Anneth menolek ke mereka.
"Aku aja yang bilang," bisik Deven pada Anneth. Gadis itu nengangguk sambil tersenyum.
"Deven sama Anneth mau ke PIM gapapa Tante?"
"Mau ngapain? Makan?"
"Mau nonton film, Tan," ujar Deven tersenyum.
"Gapapa kok, yaudah kalian hati-hati yaa. Kabari Mami kalau ada apa-apa," pesan maminya Anneth. Mereka berdua mengangguk.
"Naik taxi aja, Mi. Mami pulang sama supir aja," ucap Anneth yang mengerti akan pertanyaan selanjutnya dari maminya.
"Iya Tan, nanti pulangnya Deven minta supirku buat jemput dan dipastikan anak Mami ini selamat tanpa lecet sedikitpun," Mami mengangguk dan tertawa akibat ucapan Deven barusan.
Hubungan mereka semakin kesini semakin mesra dan berani menampilkannya di depan orang banyak. Tapi orang tua mereka belum tahu jika anaknya ini tengah berpacaran. Yang kedua orang tuanya tahu itu, kalau mereka sahabatan yang sangat dekat dan sulit dipisahkan.
Ah. Lupakan. Sekarang mereka sudah sampai di PIM tak menunggu lama mereka segera ke bioskop untuk menukar tiket yang Anneth beli online tadi. Film yang akan mereka tonton masih sekitar setengah jam lagi mulai.
"Duduk sana deh, Neth," Deven menunjuk meja dengan kursi empat tak jauh dari mereka berdiri.
"Tunggu disana, aku beli popcorn dulu sama minumannya," Deven mengacak rambut Anneth dengan lembut.
KAMU SEDANG MEMBACA
SEBUAH KISAH #1 [COMPLETED]
Novela Juvenil~Kisah dua hati yang berasal dari dunia musik~