Please, see me! (7)

308 23 8
                                    

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Hilang sudah harapan Yoongi.

Bayangan rentetan kejadian disengaja agar Leo jijik padanya musnah dalam sekejap. Ia sudah mengatur agenda makan malam sahabat anak - anaknya beberapa hari yang lalu. Makan malam ini pun ia atur agar Leo tau bagaimana kotornya dirinya yang telah memilik 2 orang anak tanpa seorang ayah yang menemani. Tujuan sebenarnya adalah ia ingin Leo berhenti berharap padanya, membuang keinginan menemui dirinya lagi.

Hal ini tak lepas dari cerita Wooyoung saat itu,




"Leo, dia...... Dia mencintaimu Yoon, dari awal."

"..."

"Maafkan aku karena memberi tahu Jungkook keberadaanmu. Tapi nyatanya kau tak ingin kembali sedikitpun pada ayah anak - anak itu. Maafkan aku Yoongi - ya"

"..."

"Aku hanya ingin ada seseorang yang menjagamu, melindungi dirimu juga anak - anak. Menafkahi dirimu agar kau tak perlu susah payah seperti ini."

"Wooyoung - ah...."

"Yoongi - ya, jika kau tak ingin kembali pada Jungkook, maka berilah kesempatan pada Leo. Dia bersungguh - sungguh jika itu tentangmu. Dia akan berubah menjadi sangat dewasa jika itu menyangkut dirimu. Tapi....."

"..."

"Jika memang kau menganggap Leo hanya sebatas adik kecil..... Maka buat dia menjauh, buat dirinya berhenti berjuang padamu. Agar dia tak merasakan sakit untuk yang kedua kalinya.... Karenamu"




Yoongi percaya, bukan maksud Wooyoung jahat padanya atau memaksa kehendaknya sendiri. Namun ini perasaan miris seorang kakak yang ikut frustasi saat adik nya hanya berharap pada udara kosong sepanjang waktu. Berharap pada harapan yang tak pasti. Menunggu bertahun - tahun dengan tulus.

Dan Yoongi tak ingin masa depan Leo rusak karena harus hidup bersama dengan dirinya. Dirinya sudah merasa sangat kotor dan tak pantas bersanding dengan pemuda level tinggi itu.




"...memang, aku ingin kau pergi  sejauh - jauhnya. Tapi apa kau tau, Woonie? Hyung merindukanmu, pangeran kecilku..."
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
"Kau dimana?"

"Aku sudah didepan tokonya, cepatlah bodoh!"

"Astaga, sabar sebentar Jung. Aku hampir sampai,....oh aku melihatmu"

Zitao, pemuda yang baru saja berbicara dengan Leo lewat ponsel melambaikan tangannya ketika ia melihat siluet sang sahabat yang memasang wajah masam. Ia tertawa renyah, berlari kecil menuju pemuda tiang itu, tanpa melihat seorang pemuda mungil lain yang berjalan dari arah kanannya, tengah fokus pada ponsel ternyata. Dan,


Brukk

Pemuda mungil yang tak memperhatikan jalan menubruk badan besar Zitao. Tapi, badannya tidak sakit? Duh, drama sekali aku....

Leo dari jauh hanya memperhatikan keduanya. Posisi kedua pemuda beda tinggi itu sudah seperti scene akhir dansa. Dengan pinggang ramping si pemuda mungil yang direngkuh lengan Zitao dan kedua tubuh yang sedikit miring itu.

Uri Kitty🍁 {ALL x Yoongi}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang