7

597 147 22
                                    

Merdunya suara Rizky Febrian tak mampu membuat kekesalan di dalam diri Biru menghilang dan itu semua berkat temannya yang mungkin sebentar lagi akan dijadikan mantan teman.

Sebenarnya bukan hal yang besar, tapi bagi Biru itu adalah pengkhianatan kombo empat. Pertama mereka membangunkannya dari tidur suci yang biasanya hanya Cinta yang melakukannya. Awalnya Biru memang enggan membuka mata bahkan setelah Bagas menggoyang- goyangkan tubuhnya dan menindihnya hingga Vano memberikan ide yang luar biasa hebat yang tidak lain adalah memandikan Biru. Begitulah bagaimana Biru terbangun di hari libur.

Namun, itu semua belum berakhir mereka menyeret Biru ke sebuah kafé yang ternyata adalah tempat janji teman-temannya dengan beberapa perempuan kelas sebelah. Tanpa diberitahu pun Biru mengerti mereka sedang menjodoh-jodohkan dia atau mungkin temannya menggunakan Biru untuk mendatangkan gadis-gadis itu.

"Biru, gue suka banget liat lo pas main basket."

"Makasih," jawab Biru singkat sambil memainkan ponselnya.

"Selain basket lo suka apa?"

"Tidur." Gadis itu tertawa kering jelas Biru tak menunjukkan ketertarikannya, tapi dia terus berusaha untuk membuat Biru melihatnya.

"Kalo pas senggang lo ngapain?" Biru meletakkan ponselnya setelah Bagas menyenggolnya.

"Tergantung Cinta."

"Maksud lo?" Mendengar nama gadis yang Bulan tahu adalah teman sekelas Biru yang bisa dibilang perangkonya Biru alias nempel terus.

"Jadwal senggang gue tergantung Cinta, kalo Cinta ngajakin pergi gue pergi. Kalo nggak biasanya cuma nonton drama sama dia. Dia suka banget nonton drama." Vano menahan tawa melihat ekspresi Biru yang terlalu dibuat-buat.

"Kalian temen doang kan?"

"Iya, tapi mana ada di dunia ini cewek sama cowok temenan doang." Ekspresi Bulan langsung terlihat murung bak ada gerhana.

"Nah dia nelpon bentar ya." Biru sengaja mengangkatnya di depan Bulan.

"Hai Cin ada apa?"

"Ada apa, apanya? Kan Biru nyuruh Cinta nelpon. Ada apa?"

"Oh gue lagi di luar. Hah Johwang sakit?"

"Johwang sehat. Kenapa sih?"

"Ya ampun gue ke sana sekarang ya. Oke lo tenang Johwang nggak bakal kenapa-napa kok."

"Biru, kamu keracunan apaan sih?"

Biru mematikan ponselnya lalu menghadap ke arah teman-temannya.

"Gue harus pergi, Johwang sakit," katanya lalu pergi begitu saja tanpa menunggu persetujuan.

"Johwang siapanya Biru?" tanya Bulan yang tak tahu apapun.

"Johwang ikannya Cinta."

"Jadi, dia ninggalin gue buat ikannya Cinta?"

"Sad but true. Lo nggak lebih penting dari ikannya Cinta. Dan sekarang kami nggak ada utang lagi sama lo ya. Cabut yuk Van," ajak Bagas pada Vano.

-o0o-

"Gimana kabar ikan lo Cin?" Cinta tentu kaget tanpa ada angin dan hujan apalagi petir gadis yang tak pernah bicara dengannya tiba-tiba mendekat ke arahnya dan menanyakan keadaan Johwang yang mungkin sedang mengarungi aquarium.

"Johwang kenapa emang Cin?" tanya Ayana yang kebetulan bersama Cinta yang mampir ke kopsis untuk beli bolpen.

"Nggak kenapa-kenapa, dia baik-baik aja kok," kata Cinta masih bingung.

"Syukur deh. Ehm gue nanya. Lo sama Biru ada hubungan apa?" tanya Bulan pada Cinta.

"Apalagi jelas friendzone." Ayana menjawabnya dengan penuh percaya diri.

"Aku sama Biru temen deket."

"Gue suka Biru." Cinta mengangguk.

"Terus urusan sama Cinta apa? Kamu suka sama Biru ya ngomonglah sama dia bukan sama Cinta." Ayana suka melihat keributan dia kini bahkan mengundang Gea dan Tiara untuk datang ke kopsis untuk ikut melihat langsung.

"Karena itu tolong bantuin gue deket sama Biru. Lo kan temen deket Biru pasti bisa bantuin gue." Cinta mengerutkan dahinya ini pertama kali ada orang yang memintanya terang-terangan biasanya mereka hanya menitipkan hadiah dan tentu saja jika isinya makanan akan berakhir di perut Cinta.

"Nggak mau," jawab Cinta yang langsung diberi tepuk tangan oleh Ayana.

"Kenapa? Lo juga suka sama Biru?"

"Cinta suka sama semua teman Cinta. Tapi, kalo kamu tanya apa ini dalam arti kayak suka kamu sama Biru jawabannya nggak."

"Terus kenapa lo nggak mau bantuin gue?" Cinta juga bingung kenapa dia langsung menolak permintaan Bulan.

"Nggak tau, nggak ada alasan. Cinta nggak mau aja," jawabnya tenang tak tahu bahwa dalam hati Bulan sudah mencekik Cinta berulang kali.

"Alah bilang aja lo suka sama Biru makanya lo nggak mau gue deketin Biru. Gue tau semua cewek yang nitip hadiah ke Biru selalu lo ambil hadiahnya."

"Woah seketika kamu berubah ya, tadi kamu keliatan baik banget halus ngomongnya. Pas aku tolak langsung kasar gitu. Dan kayaknya aku nemu alasan kenapa aku nggak mau bantuin kamu." Cinta mendekat ke arah Bulan lalu membisikkan dengan pelan, tapi penuh penekanan.

"Aku mungkin nggak ada rasa buat Biru sekarang, tapi siapa yang tahu kedepannya. Bukannya kamu tau kalo nggak ada istilah temenan antara cewek dan cowok." Cinta mundur lagi lalu tersenyum.

"Oh ya satu hal sebelum aku pergi. Biru nggak suka cewek yang SKSD," kata Cinta lalu menyeret Ayana yang diam-diam merekam mereka.

-o0o-

Biru langsung melesat ke rumah Cinta saat Cinta mengirim pesan. Biru sudah tahu apa yang akan dikatakan Cinta karena jujur dia sudah melihat secara langsung adegan penolakan cinta pada Bulan yang diam-diam dikirim Ayana kepadanya yang tanpa Cinta tahu adalah tim sukses Cinta biru.

"Biru duduk!" suruh cinta pada Biru yang baru saja memasuki kamarnya.

"Ada apa?" tanya Biru masih berakting tak tahu apa pun.

"Bulan datengin Cinta dan minta Cinta bantuin dia deketin Biru."

"Terus?" tanya biru pura-pura bodoh.

"Cinta tolak."

"Kenapa?"

"Pertama, Cinta nggak kenal dia. Kedua, Cinta nggak suka dia. Ketiga, Cinta nggak mau Biru pacaran."

"Kenapa lo nggak mau gue pacaran?" Biru menatap Cinta dalam ia harap kali ini Biru mendapatkan jawaban yang selalu ia inginkan.

"Emang Biru mau pacaran?" Pertanyaan Cinta membuat Biru bingung. Bagaimana ia menjawabnya? Dia ingin pacaran jika orang itu Cinta.

"Untuk sekarang gue belum kepikiran buat pacaran." Cinta mengangguk lalu menatap Biru.

"Cinta belum mau pacaran."

"Kenapa lo nggak mau pacaran dulu?" tanya Biru penasaran.

"Cinta nemenin Biru jomblo. Ntar kalo Biru pacaran baru deh Cinta pacaran. Lagian Cinta nyari cowok yang kayak Biru." Bolehkan Biru tersenyum sekarang?

"Kayak gue?"

"Yang selalu ada buat Cinta, beliin Cinta makanan, nganterin Cinta kemana aja, ganteng. Biru paket lengkap deh pokoknya."

"Kalo lo nyari yang kayak gue, gue takut lo nggak bakal pacaran karena gue itu cuma satu di dunia ini," kata Biru hanya berniat untuk bercanda.

"Kalo gitu Biru aja yang jadi pacar Cinta."

-o0o-

✅ ManitoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang