Cinta adalah salah satu orang yang paling sulit dalam berpura-pura. Dia itu seperti buku yang terbuka, setiap tingkahnya dan omongannya selalu mencerminkan apa yang ada di hatinya. Hal itulah yang membuat dia kesulitan sekarang.
Cinta ingin berpura-pura seolah dia tak pernah dicium Biru, tapi mata sialannya itu terus saja melihat ke arah bibir Biru lalu tanpa sadar dia akan memegang bibirnya. Benar-benar membuat teman-temannya curiga apalagi Ayana, sang penggemar misteri.
Ayana sudah mendapati Cinta melihat ke arah bibir Biru begitu intens beberapa kali, padahal biasanya yang diperhatikan Cinta adalah makanan.
"Woi, jangan liatin bibir Biru segitunya, doi bukan makanan," bisik Ayana hingga Cinta terlonjak kaget, dia tak menyangka ia akan ketahuan oleh Ayana.
"Cinta nggak liatin bibir Biru kok," kilahnya, lalu menoleh ke arah lain, bertingkah seolah dia tak melakukan hal yang baru saja dituduhkan oleh Ayana.
"Wow, dasinya Nanda keren ya warnanya abu-abu monyet," kata Cinta mencoba mengalihkan pembicaraan. Sayangnya, hal itu malah semakin membuat Ayana the mother of kepo penasaran.
Namun, sepertinya Cinta lupa kalo sahabatnya itu bukan orang yang mudah dialihkan. Sekali Ayana kepo maka akan sulit sekali dihalangi.
"Nta, kasih tau gue atau gue tanya Biru," ancam Ayana dan melihat dari bagaimana perubahan ekspresi Cinta, Ayana yakin bahwa dia akan mendapatkan jawabannya.
"Cinta cerita, tapi nggak di sini, ikut Cinta." Cinta keluar kelasnya yang sedang jam kosong diikuti oleh Ayana yang sudah dalam keadaan darurat siaga kepo.
-o0o-
Kamar mandi adalah tempat yang dipilih oleh Cinta karena bagaimana pun juga di sini lebih aman dari pada harus mengatakannya di kelas dan mungkin akan ada orang yang diam-diam mendengarkan.
"Kasih tau gue sekarang!" perintah Ayana gadis itu memang tak kenal yang namanya sabar.
"Kemaren, mama pergi dan papa masih di rumah sakit. Karena Cinta sendiri, Cinta minta Biru buat nemenin Cinta." Cinta memulai prolognya dan Ayana setia mendengarkan dengan sabar, walaupun dia ingin tahu ke intinya langsung.
"Terus, Cinta sama Biru bikin cookies, cookies-nya gosong, tapi masih enak dimakan, bahkan tadi Cinta liat Biru bawa cookies-nya ke sekolah Aya boleh coba deh ntar."
Sekarang Ayana merasa bahwa Cinta mulai melenceng dari inti cerita, tapi dia membiarkannya saja, jika ia memenggal cerita Cinta, nanti Cinta ngambek maka penyakit penasarannya itu tak bisa terobati.
"Nah, abis bikin cookies kami nonton maraton Marvel. Pokoknya seru banget deh Ay, padahal Cinta udah nonton film itu puluhan kali bareng Biru, tapi tetep aja seru." Penyimpangan sudah sedikit tajam, tapi Ayana sabar. Meskipun dalam hati ia berkata jika sekali lagi Cinta berbelok arah dia akan menyiram wajah Cinta dengan air closet.
"Terus?" Ayana berusaha mengorek-ngorek info dari Cinta.
"Cinta tidur." Mari ucapkan selamat datang pada alarm kemarahan dari Ayana.
"Nta, lo ngomong keluar jalur, gue lelepin pala lo ke kloset." Cinta diam Ayana yang mengancam biasanya akan benar-benar dilakukan salah satu tipe manusia yang bukan omong doang.
"Lo kok malah diem, lanjut!"
"Cinta malu ceritanya," cicit Cinta dengan wajah sok malu-malunya yang membuat Ayana semakin gemas pengen mencubit pipi Cinta yang memerah itu.
"Please, jangan buat gue bertindak bar-bar! Cepet ngomong!" Karakter Ayana yang bak perisak lagi-lagi berhasil membuat Cinta kembali bicara.
"Cinta digendong Biru ke kamar." Tidak, ini tidak memalukan. Cinta tidak akan malu hanya karena digendong oleh Biru. Gadis itu tak pernah malu digendong Biru.
"Nggak mungkin itu bikin lo malu. " Wajah Cinta langsung memerah.
"Ada yang lain Cin?"
"He kissed me."
"Oh he kissed you? gue pikir ap- APA HE KKISSED YOU?!!!" Cinta harus membungkam mulut Ayana yang mulai berteriak tak jelas seolah-olah mereka ada di hutan.
"Diem, Aya mau seluruh populasi manusia di sini tau kalo Biru nyium Cinta?" Ayana sedikit lebih tenang, tapi sekarang dia malah tersenyum aneh seperti om-om mesum.
"Gimana rasanya?"
"Hah?"
"Gimana rasanya di cium Biru?" Wajah Cinta memerah, memang dasar kurang ajar Ayana bisa bisanya dia menanyakan hal itu.
"Nggak usah sok malu-malu, gimana rasanya?" Lagi-agi Cinta memukul Ayana yang menurutnya keluar dari batas normal.
"Please Ay, ini bukan masalah enak apa nggak enak, tapi ini masalah Cinta harus gimana ke depannya sama Biru."
"Oh jadi nggak enak dicium biru?"
"Siapa bilang nggak enak? Enak kok!" Ayana tertawa dan Cinta mengeram kesal, dia terlalu bodoh hingga termakan pancingan Ayana.
"Ahahaha, akhirnya kapal gue berlayar," seru Ayana, senang rasanya melihat Cinta dan Biru dekat. Seolah-olah dia adalah mak comblang yang berhasil padahal tanpa campur tangannya pun Biru dan Cinta sudah dekat.
"Bisa tolong bantuin Cinta dulu, ini Cinta harus gimana sama Biru?"
"Apa lagi? Ajak jadian lah, resmikan buat seluruh dunia tau kalo Biru itu punya lo biar tuh nenek sihir kelas sebelah nggak ganjen lagi."
"Aya, tapi Biru pernah nolak Cinta." Ayana menghela napas lalu meletakkan tangannya ke bahu Cinta.
"Gue ngerti kenapa Biru nolak lo Nta, lo nggak yakin sama perasaan lo itu yang bikin dia nggak nerima lo. Dia nggak mau terkesan ngambil kesempatan dalam kesempitan. Sekarang yang perlu tau cuma satu apa lo udah beneran jatuh cinta sama Biru apa belum?" Cinta memegang dadanya.
"Cinta nggak liat harpa ataupun cupid apalagi tanda hati di udara. Apa itu artinya Cinta belum jatuh cinta sama dia?"
"Nta, ini dunia nyata bukan drama atau komik. Jatuh cinta itu simpel."
"Simpel gimana?"
"You think of him everywhere you go."
Cinta selalu memikirkan Biru dimana pun, bahkan tanpa sadar Cinta selalu memberi kabar pada Biru tanpa diminta seperti layaknya sepasang kekasih.
"Jadi, Cinta udah cinta sama Biru?" Ayana bertepuk tangan heboh.
"Akhirnya otak lo yang cuma isi seperempat itu ngerti juga." Sebuah keajaiban dunia karena Cinta tak langsung memukul Ayana yang menghina kapasitas otaknya.
"Sekarang Cinta harus ngapain?" tanya Cinta, dia tak tahu langkah apa yang harus ia ambil selanjutnya.
"Bilang cinta ke Biru. Sangat mudah bukan?" Cinta lagi-lagi menggeleng.
"Kenapa?"
"Biru ada pertandingan, Cinta nggak mau dia kepikiran, kalo misal ntar dia nolak Cinta."
"Cintaku sayang, yang begonya nggak ketulungan. Gini ya walaupun di depan Biru itu ada Chelsea Islan dia tetep bakal milih lo. Nggak ada alasan buat dia nolak lo. He loves you, yakin gue seribu koma sejuta persen dia bakal nerima lo."
"Kalo gitu Cinta bakal nunggu sampai pertandingan Biru kelar. Tanggalnya bagus buat jadian 5-5-2020 bagus kan?" Ayana hanya bisa mengangguk lebih baik lama dari pada tidak.
"Oh ya Nta, soal manito lo, lo udah nemu belum? Kebetulan sepupu gue beberapa hari lagi balik dari Bandung. Dia anak IT siapa tau dia bisa nyari tau siapa manito lo."
"Iya cepetan suruh balik Cinta gemes sama manito Cinta." Ayana terkekeh lalu mengangguk.
Setelah kedua gadis itu pergi dari kamar mandi. Ada seseorang yang keluar dari salah satu bilik.
"5 Mei ya?" monolognya sambil tersenyum kecil.
-o0o-

KAMU SEDANG MEMBACA
✅ Manito
Novela JuvenilBertahun tahun akhirnya cinta menyadari bahwa seseorang yang selama ini membantunya adalah manitonya yang masih menjalankan tugasnya selama bertahun tahun untuk menjaga Cinta. Namun, Cinta tak pernah tau siapa manitonya, yang ia tau hanya ada dua ka...