4

783 154 8
                                    

Hari minggu adalah hari sakral bagi Cinta, gadis itu akan menghabiskan harinya dengan tidur cantik di atas kasur. Biasanya dia akan melakukan itu di hari sabtu juga, tapi kemarin adalah pengecualian karena Biru ulang tahun.

Bicara tentang Biru lelaki itu kemarin memberikan sweater pink pada Cinta dan tentu saja Cinta sangat menyukainya apalagi itu berwarna baby pink dan yang paling penting gratis. Hal membahagiakan itu bahkan sampai terbawa mimpi lihatlah bagaimana dia tersenyum bodoh dalam tidurnya.

Namun, mimpi itu harus berlalu saat sang mama tiba-tiba membuka gorden hingga cahaya yang menyilaukan mampu membuat sang anak terbangun.

"Bangun," kata mamanya sambil menarik turun selimut anak gadisnya itu.

"Hari ini hari minggu Ma!" Cinta menarik selimutnya hingga menutupi bagian kepalanya.

"Tentu saja, memangnya kamu kira Mama lupa hari?"

"Terus kenapa Mama bangunin Cinta pagi buta gini?" Mamanya lagi-lagi menarik selimut cinta hingga mata Cinta terkena silaunya cahaya matahari, tapi bukan Cinta namanya jika tak mempertahankan jadwal tidurnya bahkan dengan sekuat tenaga Cinta menarik kembali selimut itu hingga mamanya mendesah kesal ia tak tahu dulu ia nyidam apa hingga anak gadisnya semalas ini.

"Dony udah di sini." Cinta menyingkap selimutnya lalu menatap mamanya bingung untuk apa Doni ke rumahnya di hari minggu?

"Ngapain Kak Doni ke sini?" tanya  Cinta pada mamanya.

"Menurut kamu ngapain?" Cinta diam menatap mamanya dengan tatapan aneh, apa mamanya sedang mengajaknya tebak-tebakan di pagi hari, di saat Cinta belum sepenuhnya sadar dari mimpinya.

"Ma, Cinta itu nggak pinter jangan ajak tebak-tebakan dong," kata Cinta membuat mamanya gemas.

"Dony mau ngajak kamu ke perpustakaan mau diajak belajar bareng."

"Belajar? Perpustakaan? Ogah." Cinta kembali menutup wajahnya dengan selimut, Cinta benci buku dan belajar.

"Itu yang Dony tawarin ke Mama kamu belajar sama dia dan dapat nilai bagus lalu kamu bisa ikut main di band." Cinta langsung bangun dari tidurnya, ia tak ingin mamanya mencabut ijinnya untuk ikut ekstrakulikuler band.

"Oke cinta mandi bentar, bilang Kak Dony suruh nungguin cinta. Ajak sarapan atau main game dulu ma." Mamanya hanya bisa menggelengkan kepala dengan kelakuan anak gadisnya itu.

"Kapan dia bisa dewasa?" gumam mamanya.

-o0o-

"Weis baru tuh sweater." Itu komentar Abraham pada sweater berwarna biru yang dikenakan Biru saat mereka sedang berkumpul  disalah satu cafe yang rencananya untuk mengerjakan tugas tapi seperti biasa tugas bisa dikerjakan nanti sat mendekati deadline, jadi sekarang mereka hanya akan mengobrol tentang hal hal random dengan camilan di depan mereka.

"Hadiah dari Cinta, dia nyuruh gue pakai, makanya ntar lo fotoin gue biar dia nggak ngamuk." Perkataan Biru sukses membuat teman-temannya bertepuk tangan.

"Gue bener-bener yakin mereka itu sebenernya pacaran," kata Bagas yang jelas itu ditujukan pada Biru dan juga Cinta.

"Siapa?"

"Sok bego, bego beneran baru tau rasa," celetuk Bagas ia yakin Biru mengerti siapa yang mereka bahas.

"Apa sih? Serius gue nggak tau."

"Lo sama Cinta, masa gitu aja nggak ngerti sih?" kata Abraham kesal dengan otak Biru yang hanya jalan saat pelajaran saja. 

"Emang kenapa gue sama Cinta?" tanya Biru masih bertingkah bodoh. 

✅ ManitoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang