20

475 89 199
                                    

"Kak Dony, Cinta nggak ngerti. Cinta nggak paham." Tentu saja dengan kapasitas otak Cinta  ia tak mungkin langsung menangkap maksud dari Dony. Dony sudah menyadari hal itu. Ini akan jadi cerita dongeng yang sangat panjang.

"Jadi semuanya dimulai pas kita kumpul di rumah gue."

2 tahun lalu di kediaman keluarga Dony.

Tiga remaja tanggung pada masanya tengah melihat dua anak SMA yang sibuk menggulung kertas yang sudah ditulisi nama mereka. Mereka enggan bertanya untuk apa sebenarnya Hany dan Alice melakukan itu. Yang mereka tahu jika nama mereka keluar maka ia akan mendapatkan uang yang bisa digunakan untuk membeli cilok di depan kompleks. Seperti saat mama mereka mendapatkan arisan.

Namun, tiba-tiba kebingungan mereka bertemu saat Hany mengatakan manito. Mereka tak pernah mendengar kata itu sebelumnya.

"Kasih waktu dong manitonya! Masa selamanya sih? Ogah banget gue." Tiga remaja tanggung itu hanya bisa mengedipkan matanya berkali-kali mencoba mencerna dua manusia yang menganggap mereka dewasa padahal pada tahap alay.

"Manito apa sih?" tanya Cinta yang dengan berani mewakili pada lelaki yang takut menjeda omongan sang kakak-kakak garang itu.

"Guardian angel. Jadi kita mau main ini."

Penjelasan tentang permainan itu dijelaskan dengan sabar oleh Hany, hingga Cinta yang memiliki kadar otak yang sedikit kurang, bisa mengerti dengan jelas. Terima kasih kak Hany.

"Jadi, maksudnya nama yang keluar dari kertas itu berarti orang yang harus kita jaga?" tanya Dony pada sang kakak yang baru saja selesai menjelaskan aturan main manito.

"Iya," jawab Hany lugas. Dan kini gadis itu mengambil undian kertas pertama kali.

"Gue pengen dapet Cinta," gumam Biru tanpa sadar mengumumkan apa yang ada di pikirannya walaupun yang mendengarnya hanyalah Dony.

"Jadi lo pengen jagain cinta?" Biru menoleh pada Dony, kaget karena Dony bisa tahu apa yang ada di pikirannya tak sadar bahwa ia mengatakannya sebelumnya.

"Iya!" Walaupun kaget Biru tetap menjawab ditambah  anggukan membenarkan.

Namun, siapa sangka bahwa nama yang di dapat Biru bukanlah Cinta, tapi Alice. Sekarang dia tak punya alasan untuk menjadi manito Cinta sekali pun dia ingin.

Raut wajah kecewa Biru sangat lucu di mata Dony. Lelaki itu membuka kertas di tangannya dan saat otaknya membaca nama itu, ia sadar bahwa ia tak hanya akan menjaga satu orang, tapi dua orang. Karena impian Biru adalah menjaga Cinta, maka Dony akan mengabulkannya.

"Jadi, Kakak jadi manito buat wujudin keinginan Biru yang pengen jadi penjaga Cinta?" Cinta tak bisa menahan senyumannya. Ia dalan keadaan super bahagia sekarang.

Biru tulus padanya dan ia kini tak ragu lagi bahwa Biru memang bukan kaleng-kalengan saat mengatakan bahwa ia mencintai Cinta.

-o0o-

Biru merasa masih bermimpi tatkala netranya tertuju pada gadis yang selama beberapa hari ini menjauhinya, seolah-olah dia adalah kotoran tampan kini duduk di samping bangku yang biasanya dihuni Biru ditambah senyum yang mengalahkan mentari pagi. Terlalu cerah hingga Biru harus menutup mata saking silaunya.

"Pagi Biru," sapanya membuat Biru harus mencubit tangannya berkali-kali memastikan bahwa ini bukan mimpi yang sama seperti semalam.

"Biru duduk sini." Cinta menepuk bangku di sebelahnya dan itu tambah membuat Biru menyengit. Namun, tak urung tungkainya melangkah ke arah Cinta.

✅ ManitoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang