Cinta berpikir bahwa Biru akan menghubunginya secara berkala seperti saat ia mengadu bahwa Kafta, teman sekolahnya mengungkapkan rasanya pada Cinta. Namun, Cinta belum mengerti arah permainan Biru. Biru hanya muncul saat terdesak sedangkan saat biasa dia hanya akan bersembunyi, menatap setiap gambar Cinta yang didapat secara ilegal dari Bagas.
Mungkin Biru baik-baik saja dengan rindunya, tapi bagaimana dengan Cinta? Gadis itu sudah melayang begitu lama dan kini dia mungkin akan jatuh ke tanah. Ia benci ketidakpastian, tapi ia lebih benci dirinya yang selalu menjadikan Biru pengecualian.
Hari ini, hari kelulusan berarti sudah tiga semester Biru pergi dan tak kembali. Tiga kali enam bulan yang menyesakkan bagi Cinta. Satu setengah tahun yang terus melatih kesabaran Cinta dalam menunggu.
"Lo nggak mau siap-siap? Bentar lagi lo tampil." Tiara mengagetkan Cinta yang tengah menatap ke arah penonton pensi berharap diantara ratusan orang yang duduk di sana ada Birunya. Sayang harapan mungkin hanya bisa ia bayangkan tanpa bisa ia genggam.
"Iya, ini mau siap-siap. Lo balik aja ke kursi penonton ntar lo harus tepuk tangan yang paling kenceng." Tiara tersenyum kemudian meninggalkan sahabatnya itu di back stage bersama band pengiring.
Cinta menarik napas panjang.
"Maaf Biru, kalo Biru nggak ngasih tanda ke Cinta. Mungkin Cinta bakal berhenti nunggu Biru," gumamnya diakhiri dengan senyum.
"Nta, ayo." Cinta tersenyum dan mengangguk lalu mengikuti anak band itu ke arah panggung.
Matanya mengamati seluruh orang yang datang, gelap ia tak bisa melihat satu persatu untuk menemukan apakah ada Biru di sana, tapi yang ia temukan adalah Ayana yang berteriak kencang dengan spanduk besar layaknya suporter yang menonton bola.
Cinta tersenyum kecil kemudian melirik ke arah anak band pengiring untuk memulai dan lagu pertama sukses mengalun dengan indah, memberikan vibe kegembiraan bagi siapapun yang mendengar.
"Lagu kedua untuk kalian yang sedang merindukan seseorang di sana." Anak kelas tiga yang sudah lulus itu terdiam hanya bocil kelas 11 dan 10 yang menyahut karena tak tahu seberapa legend kisah Biru dan Cinta yang unik.
"Well, jangan rindu soalnya kata Dilan rindu itu berat." Sorakan semakin keras karena Cinta mengutip kalimat sakti Dilan yang hanya diucapkan pada Milea seorang.
"Tapi, walaupun berat aku memilih untuk tetap merindukannya. Aku akan terus merindukannya. Aku akan merindukannya saat sesuatu yang baik terjadi karena aku selalu ingin berbagi kebahagianku. Aku lebih merindukannya saat aku sedih karena sebelumnya dia selalu mengerti aku saat aku sedih. Aku merindukannya, tak peduli seberapa jauh kami sekarang. Aku tetap merindukannya sampai dia datang dan memintaku untuk berhenti merindukannya." Semuanya diam dan Cinta kembali tersenyum.
"Cinta kangen kamu Biru," ucapnya lirih, tapi karena microphone semuanya ikut mendengarnya.
Bisik-bisik hampir saja dimulai, namun suara unik Cinta menghentikan itu semua.
Ku selalu mencoba untuk menguatkan hati
Dari kamu yang belum juga kembali
Ada satu keyakinan yang membuatku bertahan
Penantian ini 'kan terbayar pastiLihat aku, sayang, yang sudah berjuang
Menunggumu datang, menjemputmu pulang
Ingat selalu, sayang, hatiku kau genggam
Aku tak 'kan pergi, menunggu kamu di sini
Tetap di siniJika bukan kepadamu aku tidak tahu lagi
Pada siapa rindu ini 'kan kuberi
Pada siapa rindu ini 'kan kuberi, oh

KAMU SEDANG MEMBACA
✅ Manito
Genç KurguBertahun tahun akhirnya cinta menyadari bahwa seseorang yang selama ini membantunya adalah manitonya yang masih menjalankan tugasnya selama bertahun tahun untuk menjaga Cinta. Namun, Cinta tak pernah tau siapa manitonya, yang ia tau hanya ada dua ka...