14

472 109 38
                                    

Dalam kehidupan seorang Bagaskara Pramudya baru kali ini dia berguna bagi kehidupan teman seperjuangannya. Lelaki yang menjomblo sejak lahir ini tiba-tiba mendapat kesempatan menjadi seorang konsultan cinta untuk saudara Biru yang didiagnosa memiliki gangguan buta asmara.

Entah bagaimana itu semua terjadi, mungkin sudah kehendak Tuhan atau Biru yang kelewat frustasi pada kisah cintanya hingga mempercayai Bagas yang bahkan belum merasakan sesuatu yang dinamakan pacaran.

Biru selalu membutuhkan arahan dari Bagas, seperti sekarang, saat Cinta sibuk bergosip dengan Ayana yang Biru sendiri tak tahu pasti apa yang dibicarakan dua manusia berisik itu, tapi menurut intuisinya hal yang dibicarakan kedua gadis itu hanya berkisar oppa-oppa tampan. Biru sibuk menghela napas lalu memegang bibirnya dan memandang Bagas mempertimbangkan haruskah ia bicara atau menyimpannya sendiri.

"Ngomong aja, mau konsultasi kan? Gue, Bagas sang dokter cinta  bakal bantuin lo," kata Bagas.

"Lo ngapain megang bibir lo? Abis digigit semut? atau sariwan?" kata Vano yang sama-sama fakir asmara. Membuat Bagas sadar akan sesuatu.

"Lo abis nyium Cinta ya?" tanya Bagas dan Biru yang masih terlena dengan rasa bibir Cinta mengangguk secara spontan hingga Vano yang masih newbie dalam hal itu langsung berteriak heboh.

"LO UDAH CI-" Tangan besar Bagas langsung menutup mulut Vino sebelum terjadi huru-hara yang merepotkan.

"Kapan?" tanya Bagas masih belum melepaskan tangannya dari mulut Vino hingga ia merasakan sesuatu menjilat telapak tangannya.

"Anjir! Tangan gue bau jigong lo. Ih jorok banget sih lo!" Bagas menjadikan seragam batik Vino sebagai lap.

"Lo nggak kalah jorok anjir! Seragam gue nih, udah dicuci pake Downy kesayangan Mama Irene malah lo kotori pake tangan lo."

"Diem lo, gue mau ngobrol sama Biru!" suruh Bagas yang kepo, masalahnya dia belum memberikan saran apa pun dan progres Biru sudah sejauh ini.

"Kapan lo ciuman sama Cinta?" tanya Bagas lagi.

"Semalem pas Cinta tidur."

"Anjing! Lo nyolong dong? Parah-parah gue pikir kayak gitu cuma ada di drama yang ditonton adek gue. Lo mesum anjir!" Bagas kembali menutup mulut Vano dengan tangannya.

"Lo diem aja. Sekali lagi lo ngomong kaos kaki Bambang bakal gue taro mulut lo."

Bagas melepaskan tangannya dari mulut Vano dan Vano secara otomatis terdiam seribu bahasa. Ia lebih memilih menahan mulutnya untuk bicara dibandingkan harus menahan bau kaos kaki Bambang yang mungkin tak dicuci selama sewindu.

"Oke, lanjut Bir."

"Apanya yang dilanjut?" tanya Biru.

"Cerita lo lah gobs, abis lo cium Cinta lo ngapain?"

"Pulang, mau ngapain lagi?" Bagas menepuk dahinya. Inilah kenapa hubungan dua manusia itu tak berkembang, keduanya sama-sama mengalami penyakit buta asmara.

"Oke oke, maksud gue langkah lo selanjutnya apa? Nggak mungkin lo diem aja, kan? Apalagi ada dia." Bagas menunjuk Dony yang baru saja datang dengan dagunya.

"Lo bisa kalah sama dia. Inget, diem itu bukan tindakan Bir, lo diem dia bakal balap lo." Sedikit dorongan dan Biru langsung mengambil inisiatif dia mendekat ke arah Cinta yang sedang bicara dengan Dony.

"Kak Dony ngapain ke sini?" tanya Biru berusaha tak memperlihatkan kecemburuan walaupun jelas gagal karena nyatanya semuanya bisa melihat wajah cemburu Biru ah mungkin tidak semua, ada Cinta yang bertingkah biasa-biasa saja.

✅ ManitoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang