T w e n t y t f o u r

2.7K 327 123
                                    


Tembus 50 komen besok malem aku up, semangka!☺️

»»»

Yerin mengambil beberapa langkah sehingga dirinya tepat berada di ambang pintu, senyum ceria muncul di wajahnya yang masih pucat. detik kemuadian tubuhnya sudah direngkuh oleh badan kekar itu.

"Leo apa kabar?"

Orang yang dipanggil 'Leo' itu terkekeh, dengan setelan jaz hitam formal seperti yang biasa digunakan Ardian, ia adalah teman masa kecil Yerin saat masih berada di Belanda, negara kelahirannya sebelum akhirnya pindah ke Indonesia pada umur tujuh tahun, teman pertamanya setelah lahir adalah Leo yang terpaut umur lima tahun.

Mereka sangat jarang bertemu atau sekedar berkomunikasi, Leo terlalu sibuk sehingga hanya meluangkan waktunya untuk bertemu Yerin saat cewek itu berkunjung di negara lahirnya. saat ini Leo sudah menjadi CEO dan menjadi tokoh penting di negara Paman Sam tersebut.

"Baik, lebih baik setelah bertemu kamu. Kabar kamu sendiri bagaimana?" Leo membelai rambut Yerin yang masih berada di dekapnya.

"Yerin baik, kok, kemarin Yerin dirawat dirumah sakit, tapi udah pulang. Kepala Yerin suka pusing jadi di iket sama dokter." curhat cewek semakin menempel pada Leo.

Leo tersenyum sesekali tergelak mendengarkan curhatan cewek yang pernah mengisi hatinya atau mungkin masih sampai sekarang, cewek itu masih tetap sama, polos dan menggemaskan, beberapa kali ia mencubit pipi Yerin karna gemas.

"Kata papa Yerin akan tinggal disini, Yerin akan tinggal dengan Granny." Yerin menarik tangan Leo untuk duduk di ranjang besar miliknya.

"Oh ya?" Leo mengernyit terkejut walau sebenarnya ia sudah tau.

Yerin tanpa malu menceritakan apapun meskipun mereka baru bertemu, Leo yang dewasa maklum dengan Yerin yang kekanak-kanakan

"Iya!" tangan Yerin mengepal dan mengangkatnya dengan antusias, "kita bisa main bareng setelah ini" lanjutnya penuh semangat.

"Ini kamar baru Yerin, dari Granny." Yerin akan mengeluarkan apapun yang ada di otaknya, dia tidak suka menyimpan sesuatu di otaknya, tidak ragu-ragu mengutarakan apapun kepada siapapun tanpa berpikir, cewek itu terlalu malas hanya sekedar berpikir.

"Malam ini Leo nginep sini, ya? Tidur bareng sama Yerin"

»»»

Ardian tengah duduk disofa bersama Margaretha, ibu dan anak itu terlihat serius membicarakan sesuatu. Terlihat beberapa kali Margareth mengernyitkan dahinya.

"Apakah ini pilihan yang tepat?"

Dengan yakin Ardian mengangguk "dengan mendatangkan Leo saya yakin akan membantu Yerin dalam melupakan Taehyung"

Margaretha menatap putranya dengan hati penuh keraguan "mama ragu, Dian. Yerin sudah lama bersama cowok itu, kamu sendiri yang menanggung jawabkan Yerin kepada cowok itu dan dengan egoisnya kamu  memisahkan mereka."

Tangan Ardian mengepal "Ini untuk kebaikan Yerin, ma. Keputusan saya sudah bulat, Yerin harus dijauhkan dari Taehyung!"

"Pikirkan baik baik, Ardian! Pikirkan juga bagaimana perasaan Yerin, kamu tidak bisa terus menerus membohonginya"

Saat Yerin masih berada dirumah sakit terus menanyakan tentang Taehyung, Ardian menjawab tidak sesuai dengan kenyataannya, ia terpaksa berbohong dan Yerin mempercayai semua ucapannya.

"Mama lihat anak itu mencintai Yerin tulus, wajar anak muda jika lalai dengan tanggung jawabnya, seumuran mereka harusnya bermain dan bersenang-senang, bukan di tekan demi kemauan orang tua."

My Annoying Girlfriend » TaeRin √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang