Annoying (Bagian 2 - End)

833 109 19
                                    

Dinara panik setengah hidup. Seharusnya tadi malam ia mengecek alarmnya terlebih dahulu di handphonenya, dan akibatnya ternyata alarm itu tidak menyala tadi pagi.

Yaudah, sekarang udah jam setengah 9, padahal kelas udah dimulai jam 8. Mana yang ngajar dosennya galak banget dan disiplin waktu.

Dengan bermodalkan flanel merah, dan jeans belel, dinara goes to campus. Yang penting rapi dan gak keliatan buluk. Gak sarapan juga, cuma gosok gigi dan cuci muka. Tapi anehnya tetap cantik, heran gue. Coba kalo gue, keliatan banget kayak orang gak mandi setaun.

Dinara emang sengaja ngekos deket kampus, soalnya dia kan tipe mahasiswa yang kura-kura. Dia ikut organisasi himpunan yang ada di jurusannya. Ya otomatis kalo misalnya ada proker/rapat terus pulang malem, jadinya gampang karena dekat dan gak diomelin sama ortu.

Dinara udah lari-larian di koridor kelas sampai banyak yang ngeliatin dia. Hampir mau nabrak juga, dia cuma teriak minta maaf doang.

Maaf ya, ngejar waktu ini tuh.

Pas banget, dinara mau nyampe, tapi pintu sudah ditutup. Which is dosennya udah nyampe dan mahasiswa yang terlambat, cus deh gak boleh masuk kelas.

Dari dalam jean udah mengucapkan kata maaf sambil memelaskan wajahnya. Sedangkan, dinara hanya menatap miris pintu yang sudah tertutup itu.

Dinara hampir seperti orang yang perfeksionis dalam masalah pendidikannya. Maka dari itu, dia merasa menyesal karena gagal masuk ke kelas.

Dengan langkah gontai, ia menduduki bangku yang biasa nangkring depan kelas.

"Ck. Yaelah, kenapa gue ceroboh banget sih?" Gumamnya.

Tiba-tiba dari jauh ia mendengar suara langkah kaki seseorang yang sepertinya terburu-buru juga.

"Yah, dosennya udah masuk." Ucapnya sambil melongokkan kepalanya.

Terus oknum tersebut menoleh ke arah dinara.

"Loh nar? Kok malah disini?" Tanyanya.

Air muka dinara berubah menjadi bete, "Menurut lo aja gue ngapain di luar?" Jawabnya agak ketus.

"Tumben banget. Begadang lo ya?" Tanyanya malah cengar-cengir dan sekarang duduk di sebelah dinara.

Gadis itu hanya memutar kedua bolanya malas. Sebenernya sih, moodnya berubah, dan gak mau ngobrol sama siapa-siapa saat ini. Tapi si dhirga kalo gak dijawab, malah makin mengganggunya.

"Gak ngecek alarm." gumamnya kecil.

"Oh. Yaudah sih nar, santai aja. sekarang cek tanggalan deh, bikin note kecil yang tulisannya 'pertama kali aku membolos' hehehehehe,"

"Gak jelas banget sih lo."

Dhirga mengelus dadanya yang rata itu. Emang dinara gak bisa diajak bercanda gitu ya, bawaannya emosi mulu.

"Just kidding nar, berusaha mencairkan suasana."

"Endasmu. Lo sendiri? Kenapa telat? Bangung kesiangan kan? Paling main game."

"Ih dinara kok tau? Ngintip ke kamar gue lo ya? Hayo ngaku,"

Untuk kesekian kalinya dinara merasa malas dan makin buruk suasana hatinya. Akhirnya tanpa aba-aba lagi, dinara meninggalkan pemuda itu yang masih cengengesan.

"Bu ketu mau kemana?!"

"MENJAUH DARI MAKHLUK ANEH KAYAK LO!"

"APA ITU PANGGILAN SAYANG?!"

"BODO!"

Dhirga malah ngikutin dinara sambil lari-lari kecil dibelakangnya. Sedangkan dinara semakin berlari kencang.

[1] Amore ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang