Let Me

1.2K 105 10
                                    

"Bisa gak sih kamu kalo jalan sama aku gak usah ngomongin cowok lain?" Seorang lelaki menatap nyalang ke arah gadis sebelahnya yg sedang menatap kaget ke arahnya.

"Hah? Apasih var? Aku gak maksud buat--" gadis itu, Dinara, merasa tidak enak saat melihat kekasihnya yg sekarang sedang mencoba meredam emosinya dengan melihat ke arah lain.

Dinara merasakan kepanikan yg luar biasa. Biasanya alvaro hanya marah yg ada pada batasnya. Lagian, dinara juga ga ngomong sesuatu yg menyinggung perasaan pacarnya itu. Namun, kali ini Sepertinya sekarang ia melakukan kesalahan yg membuat pemuda itu menjadi emosi. 

Alvaro menghelakan napasnya lelah. Kemudian netra hitamnya menatap datar ke arah dinara. Ia menundukkan kepalanya sambil menggeleng kecil.

"Tinggalin aku sendiri dulu Nar, aku butuh waktu." Setelah mengucapkan kata itu alvaro langsung berlalu pergi, meninggalkan dinara yg menatap kepergian dengan tatapan sendu.

Gadis itu menatap nanar es krim yg sekarang sudah meleleh di tangannya. Dia udah gak punya selera makan lagi. Padahal es krim itu makanan favorit Nara.

Dia akhirnya membuang cone es krim itu ke tong sampah. Dia menatap ke arah bawah aspal yg dipijakinya.

"Gagal lagi deh kencannya..."

Iya, Nara sudah mewanti-wanti hari ini adalah hari yg seharusnya bahagia. Bisa kencan dengan kekasihnya, namun ekspetasinya tidak sesuai dengan realita. Hanya gara-gara Nara menyebutkan nama pria alvaro menjadi tersungging eh tersinggung.

Ya emang salah dia sih.....

Tapi Nara keceplosan doang gimana dong?

Emang cowoknya aja kali yg lagi sensitif. Padahal dia juga jarang meluangkan waktu sama Nara. Setiap Nara mengajaknya berkencan pasti ujung-ujungnya cowoknya itu marah-marah. Apakah ia bosan sama Nara karena gaya pacaran yg itu-itu saja?

Nara pusing. Dia butuh refreshing untuk menyegarkan pikirannya. Ia akhirnya mengambil handphone di tasnya. Mengetik sesuatu kepada seseorang.




LINE!!!

Dinara : Lagi sibuk ga?

Nara menatap lama handphonenya. Tumben. Biasanya ia langsung gercep membalas pesannya Nara. Mungkin dia lagi tidur. Atau lagi-

LINE! LINE!

Nara buru-buru membuka aplikasi line di handphonenya.

Dhirga : Nggak, kenapa?

Dinara : Maen yuk
Dinara : Gue pusing
Dinara : Abis berantem sama varo

Dhirga : Lagi?
Dhirga : Kali ini apa?

Dinara : Tar gue ceritain
Dinara : Temenin gue aja dulu sekarang

Dhirga : Lo dimana?

Dinara : Di cafe biasa

Dhirga : Otw

Dinara : Hati-hati lo, jangan ngebut

Nara mematikan layar handphone. Matanya menatap sendu ke arah depan. Merasa bingung dengan perasaannya. Dia seperti terjebak di dalam lingkaran yg ia buat sendiri. Hati dan otaknya berseteru. Niatnya ingin menyingkirkan perasaan lain, tapi hal itu malah semakin membuat perasaannya lemah terhadap alvaro.

Kalo ingin merahasiakannya sendiri, dinara memilih untuk tidak ingin memendam, tapi keadaan yg membuatnya seperti itu.

Dinara bingung cara berhentinya.

[1] Amore ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang