Young Mom [Part 4]

670 106 16
                                    

[ENJOY IT!!]




















Kim mengusap-usap punggung heeyul selagi pelipisnya diobati oleh perawat. Kim tadi langsung ke klinik untuk pertolongan pertama, karena ia tidak ingin heeyul mengalami kesakitan.

Untungnya gadis kecilnya itu tidak terlalu menangis lebih lama. Sedikit lebih tenang dari kejadian tadi. Kim tidak ingin membayangkan apabila ia tidak segera membawa heeyul ke klinik.

"Gapapa sayang, gapapa. Kamu pasti cepet sembuh." Gumam kim sambil mengusap punggung heeyul.

"Sudah selesai." Ucap perawat yang mengobati heeyul.

"Terima kasih, bu." Ucap kim sambil tersenyum.

"Iya sama-sama. Heeyul diperhatikan lagi ya bu kalau main. Biasanya anak seumur segini lagi aktif-aktifnya, untung lukanya gak dalam." Perawat itu memberikan nasehat kepada kim sambil tersenyum juga.

Ah, perawat ini tak tau saja apa yang terjadi pada mereka berdua. Biarkan saja lah perawat itu menganggap kim lalai dalam menjaga anak, toh itu tak sepenuhnya salah. Memang dia yang tidak memperhatikan heeyul saat gadis kecilnya itu malah menyelamatkannya.

"Iya bu, saya akan lebih hati-hati lagi." Ucap kim.

"Ya sudah kalau begitu ini resep obatnya, ibu bisa membayarnya di sebelah sana, dan ini untuk heeyul yang gak nangis sama sekali." Perawat itu memberikan satu batang gulali kepada heeyul. Heeyul menerimanya dengan senyuman lebarnya.

"Bilang apa sama susternya?" Tanya kim.

"Makacih cuthtel." Kata heeyul.

Perawat itu mengusap kepala heeyul sambil tertawa kecil karena melihat tingkah menggemaskan heeyul. "Sama-sama sayang."

Kim berdiri dari duduknya dan membungkukkan badannya kepada perawat itu. "Terima kasih bu sudah mengobati."

"Iya sama-sama, ibu kim."

"Kalau begitu kami permisi dulu ya."

Setelahnya kim membuka pintu dan pergi menuju loket pembayaran serta mengambil obat untuk heeyul.

































"Mama mau pelmen heeyul?" Heeyul menyodorkan permen gulali yang diberikan oleh perawat tadi kepada kim.

"Nggak sayang. Kamu makan aja." Kim mengusap kepala heeyul sambil tersenyum.

Tadi setelah mereka ke klinik, kim memutuskan untuk membeli makanan terlebih dahulu karena heeyul tadi makannya sedikit saja. Takutnya ia akan lapar lagi. Dan juga dirinya sedikit lapar akibat kejadian tadi banyak menguras energinya.

Kim terdiam melihat heeyul yang seperti lahap sekali memakan permennya. Ia meraba pelipis heeyul yang sudah diperban itu. Seketika hatinya meringis.

Kenapa tidak dia saja yang terluka? Kenapa harus heeyul-nya?

Kim tanpa sadar meneteskan air matanya dan itu tak luput dari penglihatan heeyul.

"Mama... Cangan nangith..." Heeyul beranjak berdiri dan memeluk kim yang memang sedang duduk di tempat kemudi mobil.

"Nggak sayang. Mama kelilipan aja. Mama gak nangis kok. Tuh liat?" Kim mengusap air matanya cepat-cepat.

"Mama ndak boleh nangis. Heeyul canci, heeyul bakal cadi anak baik, mama." Mendengar penuturan yang menggemaskan dari heeyul, kim langsung tertawa, ia memeluk heeyul sambil mengusap punggungnya.

[1] Amore ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang