Cara nembak tuh gimana

1K 93 16
                                    

"Nar, gue mau ngomong sesuatu nih."

Dinara yang lagi ngerjain makalah di laptop langsung mengalihkan atensinya ke orang di sebelahnya.

"Apaan?" Tanya dinara.

"Cewek tuh suka dikasih apaan sih?" Tanya dhirga, oknum yang bertanya tadi.

"Maksudnya? Dalam konteks apa?"

"Jadi gini, gue tuh pengen nembak cewek, tapi gue bingung nih mau ngasih apa dan gimana caranya. Bantuin gue dong," jelasnya sambil memelaskan muka.

Njir. Dinara gak tau harus bereaksi kayak gimana lagi, dia cuma bisa diam doang. Entah kenapa pas denger temen dekatnya ini bilang mau nembak cewek, dadanya seperti dihantam sesuatu yang berat dan rasanya sakit tapi gak berblood.

Ya Allah, miris banget percintaannya :(. Dia yang deketin dhirga, si doi malah suka sama cewek lain.

"Y-ya... Biasa. Kayak ngasih coklat atau bunga. Terus kalo misalnya lo tau kesukaannya, lo bisa milih itu dan kasih ke dia. Itu sih menurut gue." Hanya itu yang bisa diucapkan dinara.

Gak mungkin kan di teriak-teriak, NYET! GUE YANG SELAMA INI DEKETIN LO DAN LO GAK PEKA SAMA SEKALI! BIADAB EMANG! SELURUH ISI KEBUN BINATANG ADALAH KAMU!

Begitu. Impossible, kan?

"Kalo lo kayak gimana maunya? Kali aja dia mau nerima gue pas konsepnya sama kayak lo hehehehehe,"

Karena dinara emang orangnya baik, rajin menabung, dan tidak sombong. Akhirnya dia dengan suka rela menyalurkan informasi tersebut kepada dhirga. Meskipun itu bukan untuk dia...

"Hmmm... Gimana ya? Kalo gue sih, pengennya di rooftop terus banyak banget balon berbentuk love warna pink, dan ada tulisan 'would you be mine?'. Aduh, pasti romantis." Ucap dinara dengan suara pelan, membayangkan hal itu terjadi kepadanya.

"Waw... Gue gak nyangka lo bisa sekreatif itu. Gue kira lo cuma bisa ngehalu oppa-oppa doang," sindir dhirga sambil tersenyum meledek.

Dinara yang emang udah gondok, jadi tambah makin unmood. Dia memukul lengan pemuda itu dengan keras sambil memasang muka datar.

"Aduh! Dinara, buseh dah tenaga lo kayak babon." Sungut dhirga sambil mengusap lengannya.

"Bodo amat. Sono lo ah jauh-jauh." Dinara menjauh dari dhirga ke pojokan dan membawa laptopnya.

"Yaelah nar, gitu aja pundung."

Dhirga malah makin mendekat ke dinara dan menyender ke tembok.

"Nar, bercanda elah. Ayolah bantuin gue, cuma lo harapan gue nar," bujuk dhirga.

Dinara masih diam, tapi tangannya dengan lincah menekan keyboard dengan kasar. Dhirga meringis melihat itu dan merasa kasian sama keyboardnya.

"Na-nar... itu kasian keyboardnya..."

Dinara berhenti mengetik dan menoleh ke dhirga yang sekarang lagi nyengir.

"Apa?" Katanya dengan wajah datar.

"Bantuin gue hehehehe,"

Dinara menghela napas kecil dan menshut down laptopnya.

"Mau kemana emang?" Tanya dinara lagi.

"Azekkkk gak marah lagi! Kita ke mall sekarang."

Dinara berusaha menjadi yang terbaik untuk terakhir kalinya, meskipun nanti dirinya bukan prioritas lagi, setidaknya dinara memberikan bantuan sebagai teman yang baik.








[1] Amore ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang