Salwa masih tak percaya ia akan bermalam dengan pria di apartemen itu. Elvis berjalan begitu saja melewatinya dan merebahkan diri dengan nyaman di atas sofa.
"Lakukan apa pun yang kamu suka, anggap aku tidak ada. Oke?!" Pria itu bicara sambil memejamkan mata menyilangkan tangan di dada.
Dengan perasaan tak enak, kaki Salwa melangkah ke lemari es dan menuang minuman dari sana. Selesai dengan itu, ia segera kembali ke kamar dengan buru-buru. Memastikan pintunya terkunci rapat.
Di atas ranjang, gadis itu menutupi seluruh tubuh seperti sedang ketakutan. "Dia itu preman, bagaimana jika nanti dia mabuk dan mendobrak pintu dan ... Oh Ya Allah selamatkan hamba." Salwa berpikir macam-macam. "Aku harus siap siaga." Ia pun bangkit mengambil benda kejut listrik di dalam tasnya.
Pagi hari, selesai sholat subuh dan wirid. Salwa ke luar kamar. Ia menghentikan langkah, melihat Elvis yang terpejam di pangkuan seorang wanita. Wajah pria itu terlihat sangat lelah.
"Stt. Pergilah ke dapur. Kakaknya Elvis sudah menyiapkan sesuatu." Wanita dengan rambut digulung itu meletakkan jari di mulutnya dan bicara agak berbisik pada tamunya. Ia tak ingin Elvis terbangun. Anak lelakinya itu pasti tidak tidur semalaman. Hal buruk sering kali membuat insomnianya kambuh.
Salwa mengangguk lalu terus berjalan ke dapur. Tidak ingin mengganggu aktivitas dua orang itu. Ia tak menyangka pria seperti Elvis dekat dengan ibunya. Dalam pikirannya preman-preman bertato adalah orang-orang jahat, bukan hanya pada orang lain tapi juga pda keluarga mereka.
***
Satu hari telah berlalu, abine terkejut dengan laporan seorang ustaz yang mengatakan polisi mencarinya.
"Ada apa?"
"Sepertinya ada yang melapor tentang hilangnya Ning Salwa, Bi." Ustaz itu bicara dengan hormat.
Abine meremas tasbih di tangannya. Ia pun melangkah ke luar menemui polisi yang datang. Satu lagi masalah yang harus ia selesaikan terkait Salwa dan polisi. Salwa sangat merepotkan untuknya.
***
أبدأ باسم الله والرحمن وبالرحيم دآئم الإحسان
Abda-u Bismillâhi warrohmâni wa birrohîmi dã-imil ihsâni
فالحمد لله القديم الأول الأخر الباقی بلا تحول
Falhamdulillâhil qodîmil awali al-âkhiril bâqî bilâ tahawwuli
ثم الصلاة والسلام سرمدا علی النبي خير من قد وحدا
Tsummash-sholâtu wassalâmu sarmadâ ‘alân-nabiyyi khoiri man qod wahhadâ
وأله وصحبه ومن تبع سبيل دين الحق غير مبتدع
Wa âlihî wa shohbihî wa man tabi’ sabîla dînil haqqi ghoiro mubtadi’
وبعد فاعلم بوجوب المعرفه من واجب لله عشرين صفه
Wa ba’du fa’lam biwujûbil ma’rifah min wâjibin lillâhi ‘isyrîna shifah
فالله موجود قديم باقي مخالف للخلق بالإطلاق
Fallâhu maujûdun qodîmun bâqî mukhôlifun lilkholqi bil ithlâqi
Santri-santri tengah melafalkan nadham aqidatul awam yang mereka hafal di kelas. Ayash yang mendapat giliran menjaga hafalan mereka terpaksa berdiri, ketika seorang santri mengetuk pintu memintanya untuk bicara sebentar.
Ia bangkit berdiri, lalu keluar setelah meminta santri-santri terus melafalakan sampai batas yang sudah dihapal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Salwa, Gadis tanpa Kegagalan
Teen Fiction21+ Yang puasa boleh diskip. 😂 Setelah semakin melotot kaget karena ada yang menempelinya, Salwa mendorong kuat tubuh di depannya tapi gagal. Mundur pun tak bisa karena posisinya yang sudah mentok ke dinding beton pagar, hingga akhirnya memilih pas...