5. Terbutakan Dendam

232 19 4
                                    

Assalamualaikum, Cia comeback. Tolong vote dan komen untuk mendukung cerita ini. Karena Cia bakalan seneng lihat bagaimana reapon cerita ini.

Happy Reading

🍓🍓🍓

Rumah besar nan mewah tampak sunyi di pagi hari karena orang-orang disana masih terlelap kecuali Deeva dan Mbok Ina.

Deeva memang terbiasa bangun pagi untuk menjalankan ibadah dan setelahnya bergegas mandi untuk membantu Mbok Ina membuat sarapan.

Deeva tau kalau Kenzo sang abang juga terbiasa bangun pagi, namun setelah kejadian itu Kenzo memilih berdiam diri di kamarnya setelah melaksanakan shalat subuh di mesjid dekat rumahnya.

Sebelum peristiwa itu, Kenzo adalah sosok yang sangat menyayangi adiknya dan selalu berada di kamar adiknya usai shalat subuh.

“Nak Deeva sebenarnya nggak perlu ngebantuin Mbok karena ini udah tugasnya Mbok.”

Mbok Ina sebenarnya merasa berat saat melihat nona mudanya ikut membantu. Tetapi, karena Sang nona muda memiliki hati yang lembut ia tak segan untuk membantu.

“Nggak apa-apa Mbok, Deeva seneng kok bisa bantuin karena bisa ngeringanin kerjaan Mbok. Dan lagi Cuma dengan cara ini cara Deeva jadi adek yang baik buat Abang!”

Ada nada sedih terdengar dalam suaranya, meskipun sudah susah payah ia tutupi.

“Yang sabar ya Nak, Tuhan nggak bakalan menguji umatnya lebih dari batas kemampuan umatnya.”

“Iyya Mbok, makasih atas dukungan semangatnya.”

Kring...kring... kring...

“Halo Assalamualaikum. Bunda!!!”

“Waalaikumsalam anaknya Bunda. Bunda sama Ayah udah nyampe tadi malam Cuma baru bisa nelpon sekarang karena jet-lag.”

“nggak apa-apa kok, Bun. Bunda baik baik ya disitu! Sampaiin salamnya Deeva sama Abang. Bilang sama abang kalau Deeva kangen sama dia.”

Deeva berbicara dengan nada lirih dan sang Bunda hanya bisa tersenyum maklum di sana.

“Kalau abang Kenzo nyakitin Deeva, bilang ya sama Bunda!”

Zevana sebenarnya merasa khawatir dengan anak bungsunya itu, meskipun Deeva tak pergi kemana-mana dan mampu membela diri.

“Bunda kan tau kalau Deeva itu kuat. Kalau soal Abang,”

Deeva sebenarnya anak yang kuat di luar, tetapi saat dengan Bunda atau Ayahnya ia akan menjadi gadis cengeng sedunia.

“Deeva udah biasa, deeva ikhlas kalau Abang memang taunya kek gitu. Deeva nggak mau buat Abang makin benci sama Deeva,”

Deeva mulai terisak sembari menunduk untuk menyembunyikan dirinya di dekat kaki meja makan dan Mbok Ina sendiri hanya menatap iba kepada sang Nona muda.

“Sampai kapan Abang benci Deeva, Bunda? sampai kapan? Deeva juga pengen ngerasaain bagaimana dipeluk Abang kayak kak Pretty, Deeva pengen ke kampus bareng Abang, Deeva pengen kayak dulu, Bunda.”

Hilanglah sudah senyuman Deeva, ia semakin terisak sembari menenggelamkan kepalanya kedalam lipatan lututnya.

Celana lebar yang menyerupai rok itu mulai basah oleh air mata, hingga suara yang amat ia rindukan terdengar.

Don’t cry little Princess. Everything is gonna be okay, i am your brother. Dont be sad because Kenzo.”

“Abang..... Deeva kangen. Abang jangan pake bahasa inggris nanti Deeva nggak ngerti gimana.” Senyum deeva kembali berkembang.

Fille ForteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang