19. Girl Time

172 17 5
                                        

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Jangan lupa vote, komen, dan bagikan.

Happy reading

🍓🍓🍓🍓

Deeva menjadi orang yang super sibuk untuk menyiapkan pernikahan sahabat dan abangnya yang akan dilaksanakan beberapa hari lagi.

Meskipun begitu, ia tak pernah melupakan kewajibannya sebagai mahasiswa yang teladan. Hari ini ia juga memikirkan tentang pernikahannya yang dilaksanakan sebentar lagi, kelulusan Arsen juga sudah menghitung bulan dan ia menjadi was-was. Akan tetapi untuk kali ini, Deeva tak mau memikirkan hal lain selain pernikahan sahabatnya.

Ia harus membuat pesta ini sempurna, meskipun kisah dibalik pernikahan ini taklah baik.

"Jangan terlalu banyak fikiran, Deev! Bagaimanapun ini semua sudah kehendak yang di atas," ujar Cristy yang melihat keterdiaman sahabatnya itu.

"Gua cuma mengkhawatirkan pernikahan Cia, gua takut abang gua semakin ngehancurin Cia." Deeva menghela nafas gusar karena masalah yang datang tak ada habisnya.

"Serahin semuanya sama yang di atas, pasti semuanya akan menjadi lebih mudah."

"Kalau lo ngomong bijak kayak gini, gua merasa kalau kita satu keyakinan. Tetapi pada kenyataannya beda, gua merasa lo lebih dekat dengan Sang pencipta," ujar Deeva sembari menatap kagum wajah sahabatnya, namun kembali kesal saat wajahnya disapu oleh tangan Cristy.

"Halah ... kesurupan apa lo? Tuhan kita itukan satu, hanya saja perbedaan terletak pada adat dan tradisi setiap agama. Daripada ngomong kayak gini, lebih baik kita ajak si Cia ke mall!"

"Okelah, daripada di sini kita ngobrol kemana-mana, mending kita refreshing saja sebelum Cia nggak bisa sebebas dulu lagi," ujar Deeva sembari merogoh tasnya untuk mencari kunci motornya.

Mereka berdua meninggalkan cafe menuju ke rumah orang tua Deeva yang memang sudah Cia tempati selama 4 hari ini.

****

Sesampainya di kediaman keluarga Mahda, mereka memilih lansung menuju kamar yang di tempati oleh Cia yang tak lain dan tak bukan adalah kamar milik Deeva.

Di dalam kamar Cia masih duduk diam meratapi nasibnya, meskipun sebenarnya ia sudah ikhlas menjalani kehidupannya. Cia memikirkan betapa beruntungnya dirinya, Tuhan masih sedia memberikannya cobaan untuknya sebagai tanda bahwa Tuhan masih bersamanya dan tak pernah meninggalkannya.

Di tengah lamunannya, pintu berderak diikuti suara cempreng Deeva dan Cristy.

"Assalamualaikum, baby nya gua!!!"

"Halo, ayangnya gua!!!"
Cia hanya memutar bola matanya malas melihat kelakuan dua sahabatnya yang tergolong absurb, meskipun begitu ia masih tersenyum melihat tingkah sahabatnya.

"Waalaikumsalam, gilaaaaa!!" balas Cia tak kalah heboh.

"Ngemall yuk, untung masih single. Kalau udah taken nanti susah ngajak keluarnya," ujar Cristy dengan wajah mengejek.

"Hadeh ... setelah gua nikah nanti bakalan ada pernikahan lanjutan, jadi lo satu-satunya presiden jomblo diantara kita bertiga." Cia berkata dengan nada balasan yang terdengar mengejek status dari Cristy, sedangkan Deeva malah diam mendengarkan istilahnya sih nyimak aja.

"Wah nggak percaya gua bakalan ditinggal sendiri, kalian berdua memang nggak setia kawan. Nggak Prennn sama gua," ujar Cristy dengan rajukan yang sangat kentara.

Fille ForteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang