4. Kebencian

248 25 0
                                    


Assalamualaikum, Cia comeback. Tolong vote dan komen untuk mendukung cerita ini. Karena Cia bakalan seneng lihat bagaimana reapon cerita ini.

Happy Reading

🍓🍓🍓

Deeva dan sahabatnya memilih kembali ke kelas setelah pelarian dari para penjaga pintu neraka.

“Wah parah tuh senior, perut gua serasa mau meledak gegara ketawain mereka.” Velicia berkata dengan dada yang naik turun amat cepat karena habis berlari.

“ Untung aja ospeknya cuman satu hari, kalau lebih uwuuuhhh bakalan dapat jatah dari para senior galak.” Velicia kembali mengoceh setelah beberapa saat masih menetralkan nafasnya.

“Emang masih jaman ya balas dendam sama junior gara-gara senior? Heran otak mereka dibawa ke dengkul kali ya?” dan kembali lagi Cristy berucap dengan nada menggerutu miliknya.

“Kalau mau mengoceh soal para senior laknat ya di depan mereka jangan di sini. Kalau ngomongnya begini, mereka nggak bakalan denger lah.”

Deeva memutar mata bosan mendengar gerutuan sahabatnya yang memang cuma berani ngomong di belakang, meskipun kadang mereka bisa lebih berani dari seekor macan betina.

“Lo taukan kalau kita-kita adalah ‘Ceribel’?”

Deeva dan Velicia malah mengangkat alis tanda kebingungan atas pertanyaan Cristy.

“Ya ‘Ceribel’ alias cerita belakang. Orang yang beraninya ngomong di belakang doang.”

Dan Cristy sukses membuat keduanya tertawa terbahak dengan singkatan aneh darinya.

“Daripada ngomong nggak jelas mending kita pulang aja deh! Lo naik angkot atau bus beb?” Tanya Velicia kepada Deeva.

“Gua naik bus beb, soalnya lo taukan kalau gua nggak punya kendaraan.” Deeva dan dua sahabatnya memilih menunggu di halte bus untuk menanti bus yang lewat.

Sebenarnya mereka bisa dibilang orang yang cukup mampu dalam perekonomian, akan tetapi karena sikap mereka yang kelewat sangat ingin mandiri makanya mereka memilih hidup dengan sederhana.

****

“Gua pamit dulu ya beb-bebs ku sekalian, Assalamualaikum!” Deeva bergegas turun dari bus setelah mengucapkan salam.

Deeva melangkah dengan ceria sembari bersenandung dengan nyanyian kecil, sesaat setelah mengucapkan salam Deeva memutar knop pintu di depannya.

Deeva terdiam membisu saat matanya menangkap orang yang menyeringai seram dengan ekspresi yang amat sangat ia benci.

“Selamat datang kembali Deeva.” Ujar orang itu dengan nada yang amat menjengkelkan bagi Deeva.

“Tante Jenny sama Pretty bakalan nginep buat jagain kalian berdua selama Bunda dan Ayah pergi ke Amerika.” Ucapan Furqon sontak membuat Deeva terkejut.

“Ayah sama Bunda mau ngapain ke sana? Kok mendadak banget sih.”

Deeva tentu saja panik mendengar kabar itu karena tante dan om-nya itu tidak sebaik kelihatannya.

“Abang kamu sakit dan cabang perusahaan kami di sana menjadi terganggu, jadi ayah memutuskan untuk menggantikannya sementara Bunda merawat Abang.” Ujar Zevana yang dibalas kernyitan dahi oleh Kenzo.

Karena setahu Kenzo abang Deeva itu cuma dirinya.

Sedangkan Deeva yang memang tahu kalau ia punya satu kakak lagi hanya berkata dengan ikhlas, “Baik,Bunda. Deeva bakalan baik-baik saja selama kalian pergi.”

Fille ForteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang