Hari ini adalah hari yang paling menyenangkan bagi para karyawan. Mereka berdiam diri di rumah atau pergi berjalan jalan untuk memanfaatkan akhir pekan dengan sebaik baiknya. Tak terkecuali Lisa dan Jennie.
Sekarang Lisa sedang berbicara di telpon dengan ibunya. Mereka membicarakan banyak hal. Sedangkan Jennie masih berkutat di kamar mandi sejak 20 menit yang lalu.
"Yes mom. Pekerjaan ku baik baik saja. Aku juga tidak merasa ini berat. Justru aku menyukai nya," ucap Lisa di telpon.
"Benarkah? Baguslah. Lalisa, kau sangat sulit di hubungi semenjak kau bekerja disana. Cih, jika tidak di telpon, mungkin kau sudah lupa dengan ibu."
"Hahaha... Tidak mungkin. Bye the way mom, kemarin ada yang menyatakan perasaan nya padaku, itu sangat tiba-tiba, hingga aku tidak tahu harus menjawab apa."
"Cinta itu memang membingungkan. Ikuti saja apa kata hatimu. Memang sulit, apalagi di usiamu ini. Di usia labil, apalagi tentang perasaan. Kenali hatimu dan kendalikan, ibu yakin, kau bisa menentukan perasaan mu sendiri."
"Begitukah?"
"Ya. Memang siapa dia? Ibu ingin melihatnya saat kembali ke korea."
"Mmm... Dia... Direktur utama di perusahaan tempatku bekerja,"
"MWO?!!!" Teriak Jennie yang tiba-tiba datang dengan mengenakan handuk. Lisa yang terkejut, refleks mematikan telpon nya.
"Yak!! Sejak kapan kau ada disitu?" tanya Lisa.
"Sejak kau bilang 'kemarin ada yang menyatakan cinta padaku'."
"Tapi aku dan ibuku mengobrol dengan menggunakan bahasa thailand. Kau paham obrolan kita?"
"Tentu saja. Hey! Kita sudah 2 tahun tinggal bersama, kau juga sering mengajarkan ku bahasa thailand. Jadi mana mungkin aku tidak mengerti percakapan kalian."
"Kau benar juga."
Setelah itu Jennie menarik kerah baju Lisa.
"KENAPA KAU GANTUNG CINTA PAK DIREKTUR HAH? KURANG APA DIA? SUDAH JELAS DIA TAMPAN, KAYA, PINTAR, APA LAGI YANG HARUS KAU BUTUHKAN?"
"Yakkkk! Kim Jennie. Le-lepaaass. Ukhuuk ukhuk," pinta Lisa yang kesulitan bernafas.
Jennie meredam emosi nya dan melepaskan Lisa. Kemudian Jennie duduk di sofa dan membuka handphonenya
"Pakailah baju mu, Kim Jennie," tukas Lisa. Meskipun mengatakan itu, Jennie tidak akan mendengarkannya.
Lisa mengendikkan bahunya, lalu membuka handphonenya.
"Mwoya? 'Taennie hearteu'? Taennie? Taehyung Jennie? Wahhh benar benar!" lontar Lisa saat sedang berselancar di akun SNS dan tidak sengaja melihat postingan Jennie. Jennie mengalihkan bola matanya ke atas, berpura pura tidak mendengar itu.
96.339 Likes
jennierbyjenn Taennie ❤
5610 Comments....
"Yak!! Wanita gila!! Jadi ini alasan mu pulang larut dan membiarkan kan ku sendiri hah? Kau berkencan dengan Pak Kim?" ujar Lisa dengan mata yang memelotot dan berdiri di depan Jennie. Jennie memanyunkan bibirnya, nyalinya serasa menciut.
"Bukan. Kami tidak berkencan. Tapi kebetulan bertemu dan--
"Dia menyatakan perasaan nya padamu lalu menciummu?" pungkas Lisa.
"Bagaimana kamu tahu? Kau kan tidak punya pasangan."
Plakkk (Lisa menjitak Jennie)
"Awww... Sakit. Baiklah!! Jadi apa yang kau inginkan?" ucap Jennie seraya mengusap dahinya.
"Teraktir aku makanan."
"Arraseo. Besok."
"Setuju. Tapi setidaknya kau tidak boleh menyembunyikan ini dariku, Dasar bedebah gila!!!" ujar Lisa. Sekarang Lisa menjambak rambut Jennie dan melepas handuk Jennie. Sekarang ia memfoto tubuh Jennie yang full tidak memakai benang sehelai pun.
"Akan ku kirim pada Pak Kim. Pasti dia suka," ucap Lisa dengan memamerkan foto tadi. Ia sedikit berlari karena Jennie berusaha mengejarnya.
"LALISAAAAAAAA!!!!!!!"
••
"Ini makanan yang kau pesan," ucap Taehyung masuk ke rumah Jungkook.
"Kamsahamnida Pak Kim. Ini uang tip nya." Jungkook memberi dua lembar uang pada Taehyung. Tapi Taehyung lemparkan kembali pada Jungkook.
"Yak!! Kenapa kau tidak pesan sendiri saja? Kau punya nomor telpon restoran yang menyediakan pengiriman bukan? Padahal kau jutawan, tapi masih suka pada gratisan."
"Itulah gunanya teman. Lagipula aku harus hemat agar tetap menjadi jutawan," ucap Jungkook sambil menyantap ayam goreng yang ada di depannya.
Taehyung menyambar ayam goreng itu, tapi dengan segera Jungkook menepis tangan Taehyung.
"Kau tidak boleh mengambil makanan orang yang sedang sakit," ujar Jungkook.
"Memangnya kau sakit apa? Terlihat bugar seperti ini. Apa yang kau keluhkan?"
"Hati."
"Cih. Soal hati ternyata."
"Taehyung-ah?"
"WAE?!"
"Ini.. Kisah temanku. Jadi dia mempunyai sahabat kecil, tapi sahabat nya mengalami kecelakaan. Lalu saat dewasa sahabat itu tidak mengenalinya. Dan seiring berjalannya waktu, temanku memiliki perasaan suka pada sahabat nya. Tapi dia bingung untuk mengakui perasaan nya? Apa yang harus dia lakukan?"
"Omong-omong, apa kau punya teman selain aku?"
Jungkook tertangkap basah. Ia menggaruk garuk tengkuknya.
"Siapa? Lalisa?" tanya Taehyung.
"Ya."
"Langsung saja ungkapkan perasaan mu. Lalu selesai."
"Sudah. Tapi dia belum menjawabku."
"Ahhh... sudah lupakan. Kepalaku makin sakit," lanjut Jungkook.
"Arraseo." Setelah itu Taehyung membuka handphone nya dan menulis pesan pada Lisa.
Nona Lalisa
Lalisa, apa kau bisa ke rumah Jungkook?
Dia sedang tidak enak badan
Benarkah? Apakah parah?
Baiklah aku akan kesanaTaehyung tersenyum miring. Lalu memasukan handphonenya dan membantu menghabiskan ayam goreng yang ada di meja.
30 menit berlalu.
Ding dong.
"Siapa itu?," tanya Jungkook.
"Seorang wanita," ucap pelayan Jungkook.
"Wanita? Suruh dia masuk."
Ceklekkk
"Pak Direktur," panggil seorang wanita yang baru saja masuk.
Jungkook merasa tidak asing dengan suara itu dan memandang ke arah wanita itu.
"Sekertaris Lisa?"
••
Jangan lupa vote❤
KAMU SEDANG MEMBACA
The Side That You Don't Know About • Lizkook
Teen FictionJungkook dengan rasa bersalah yang terus menghantuinya sejak kecil. Apakah ia bisa mengatasi rasa bersalah itu? PLAGIAT DILARANG MAMPIR Mari baca cerita kedua aku:) Btw ini bukan squel euphoria. Tapi emang cerita baru dengan tokoh yang masih Jungko...