15:Bunga Bleeding Heart

11.1K 942 90
                                    

PLAY NOW:
TOLONG-BUDI DOREMI

***

UNTUK KENYAMANAN BERSAMA. MARI FOLLOW AKUN AUTHOR,VOTE+KOMEN NYA JANGAN LUPA! KALIAN SENANG,AUTHOR JANGAN LUPA DIBUAT SENANG!

*****

Keadaan yang paling sulit adalah dimana kita harus menentukan satu pilihan dari dua hal. Dua hal yang sama sama berarti,dua hal yang sama sama sulit untuk dijadikan pilihan.

Dan hal itulah yang saat ini tengah Hero hadapi. Ia tengah berdiri disebuah jembatan dengan kedua tangan bertumpu pada pagar pembatas jembatan. Tadi,sehabis mengantar Lea pulang,Hero tidak langsung pulang kerumah,ia mampir kejembatan ini untuk menenangkan pikirannya.

Hero menatap langit bertabur bintang diatasnya dengan tatapan sedu. Haruskah ia mulai melangkah menjauh dari Lea? Ataukah haruskah ia tetap melangkah mendekat? Dua hal itulah yang saat ini hinggap dikepala Hero.

Hero tidak bisa melupakan satu fakta,bahwa ia dan Lea tidak bisa untuk bersama. Tapi apalah daya,harus ia akui,Lea telah berhasil menarik perhatiannya. Tapi kembali Hero tegaskan,ia dan Lea tidak mungkin bersama!

Namun ego itu begitu besar,ia ingin memiliki Lea,ia ingin menggenggam gadis itu dalam genggamannya.

Hero menarik nafas gusar,mungkin kali ini ia akan membiarkan egonya yang mengendalikan dirinya. Biarlah dia menjadi brengsek sejenak,biarlah Hero menjalani permainan semesta kali ini.

'Maafin gue bang...'batin Hero.

'Lea,gue tau lo itu angan yang masih kasat untuk menjadi nyata. Gue cuma berharap,angan itu bisa cepat cepat menjadi nyata. Semoga'

Ketika akal dan hati yang berdebat,menginginkan keinginan terwujud satu sama lain,hanya ada satu pihak yang akan menang. Dan ya,pada masalah Hero kali ini,hati yang mengambil alih semuanya.

Semuanya!

***

Lea berjalan dengan wajah berseri seri. Sesekali ia menyapa orang orang yang lewat di koridor. Moodnya sedang baik pagi ini,ah ralat,mood Lea memang selalu baik.

Namun wajah sumringah itu hilang dan digantikan oleh tatapan terkejutnya ketika seseorang menghadangnya sambil bersedekap dada.

"Vanya?" Beo Lea. Ah,ternyata mantan sahabatnya sudah berani menghadangnya pagi pagi begini.

"Vanya apa kabar? Vanya gak marah lagi kan sama Lea?" Keterkejutan Lea tergantikan oleh pertanyaan nya yang begitu antusias. Lea hanya berharap,Vanya mau kembali padanya. Menajdi sahabatnya.

"Cih. Masih sok baik juga ternyata!" Vanya berdecih sinis. Suasana koridor yang Lea dan Vanya tempati kali ini cukup jauh dari kerumunan orang orang.

"Vanya kenapa? Ada yang perlu Lea bantu?" Tanya Lea lembut.

"Jangan sok baik deh lo! Gue tau,lo seneng kan? Sekarang gue dijauhin sama Meca dan Gladis,sekarang semua orang nganggep gue itu tukang bully. Lo seneng kan?" Sinis Vanya.

"Nggak Vanya. Lea gak kayak gitu" Lea menggelengkan kepalanya.

"Munafik. Sekarang gimana? Lo udah jadian sama Bayu? Udah diajak kemana aja lo sama dia? Ke hotel? Atau ke apartemen?" Sinis Vanya dengan nada mencemoohnya.

"Maksud Vanya apa?" Tanya Lea tak habis pikir.

"Ah,lo lupa ya? Lo kan murahan,jadi pasti mau diajak kemana aja sama cowok. Iya kan?" Vanya dengan santainya terkekeh sinis.

HE IS MY HERO [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang