(Part 2) Dia Orang Yang Baik

263 18 0
                                    

Setelah selesai dari kantin, Khanza dan kedua temannya pun kembali menuju kelas. Kemudian, Khanza kembali menyalakan Hp-nya dan ia mendapatkan notifikasi pesan dari Mustafa.

"Apakah aku boleh tahu di mana kota tempat tinggalmu?" isi dari pesan tersebut.

"Aku tinggal di kota Kediri, Jawa Timur. Bagaimana denganmu?"

"Aku lahir di Manisa. Tapi saat ini aku sedang berkuliah di Istanbul. Jadi, sekarang aku tinggal di asrama kampus."

"Well, aku mengerti."

"Berapa usiamu?" tanya Mustafa.

"17 tahun, dan kau?"

"21 tahun."

"Oh, okay," jawab Khanza, kemudian mematikan layar Hp-nya dikarenakan pelajaran akan segera dimulai.

*****

Jam telah menunjukkan pukul tiga sore. Seluruh murid berhamburan keluar dari kelas masing-masing untuk pulang ke rumah. Khanza segera mengeluarkan motornya dari tempat parkir, kemudian melajukannya menuju rumah.

"Assalamu'alaikum," ucap Khanza sembari memasuki pintu rumahnya.

"Wa'alaikumsalam," balas Reza.

"Siapa yang tadi menjemputmu pulang, Za?" tanya Khanza.

"Tentu saja ayah yang menjemputku kak. Memangnya siapa lagi?" jawab Reza sambil tetap fokus melihat kearah televisi.

"Hmm, baiklah," jawab Khanza, kemudian berjalan memasuki kamarnya.

"Hufftt, aku sangat lelah," gumam Khanza. "Sebaiknya aku segera mandi, shalat, kemudian beristirahat sejenak," lanjutnya.


Khanza pun segera membersihkan tubuhnya, kemudian melaksanakan ibadah shalat ashar. Selepas itu, Khanza merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur. Ia menyalakan layar Hp-nya dan mendapati bahwa Mustafa mengirim pesan padanya.

"Hello, Khanza! Apa yang sedang kau lakukan?"

"Tiduran di atas kasur. Aku baru saja selesai shalat. Bagaimana denganmu?"

"Aku sedang berada di sebuah cafe saat ini," jawab Mustafa.

"Well, enjoy your time!"

"Thanks, Khanza."

"Yeah. By the way, di Turki sedang musim apa sekarang?"

"Di sini sedang musim dingin. Tapi belum turun salju."

"Ah, tunggu dulu. Oh my God! Saljunya tiba-tiba turun! Tepat saat aku mengetik pesan ini untukmu, saljunya sedang turun," lanjut Mustafa.

"Benarkah? Wah, itu sangat menakjubkan! Aku sangat ingin melihat keadaan di sana. Bisakah kau mengirimkan sebuah foto padaku?" pinta Khanza.

Cinta di Bawah Langit TurkiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang