(Part 16) Perkuliahan

117 14 0
                                    

Satu tahun telah berlalu. Khanza dan Lucy telah menjalani masa perkuliahan mereka selama dua minggu. Mereka sangat senang karena mereka bisa mendapatkan teman-teman baru di kampus. Namun sayangnya, mereka berbeda fakultas. Tapi tak mengapa, setidaknya mereka tetap satu kamar di asrama dan tetap bisa bertemu setiap hari.

Saat ini Khanza telah berada di kelasnya. Ia sedang duduk dengan salah seorang temannya yang baru ia kenal dua minggu yang lalu, tepat ketika ia baru memulai perkuliahan. Teman barunya tersebut bernama Zeynep. Ia adalah gadis yang berkewarganegaraan Turki.

"Khanza, apakah akhir pekan nanti kau bisa ikut denganku?" ajak Zeynep.

"Ikut kemana?" tanya Khanza.

"Ke rumahku yang ada di Konya. Tenang saja, aku yang akan membayar biaya transportasimu nanti, hehe," jawab Zeynep.

"Baiklah. Tapi tidak perlu repot-repot. Aku bisa membayarnya sendiri, Zeynep," ujar Khanza yang tidak ingin merepotkan Zeynep.

"Ah, tolong jangan menolak," paksa Zeynep yang bersikukuh untuk membayar biaya transportasi Khanza.

"Hmm, baiklah. Aku tahu bahwa memaksamu adalah hal yang percuma," jawab Khanza pasrah, karena ia tahu bahwa keputusan Zeynep tak pernah bisa diganggu gugat.

"Hehehe, terimakasih!" ucap Zeynep sambil memeluk Khanza.

"Aku yang harusnya berterimakasih padamu," ujar Khanza.

"Baiklah, sama-sama. Tapi aku juga berterimakasih karena kau mau ikut denganku," tukas Zeynep.

"Haha, baiklah."

Tak lama kemudian dosen yang akan mengajar di kelas Khanza pun datang, menandakan pelajaran akan segera dimulai. Khanza mulai fokus dengan materi-materi yang disampaikan oleh sang dosen.

Jam pulang telah tiba. Seluruh mahasiswa dan mahasiswi keluar berhamburan dari kelas. Begitupun dengan Khanza. Ia sedang berjalan beriringan dengan Zeynep sembari tertawa riang bersama.

"Sampai jumpa besok, Khanza!" ucap Zeynep.

"Sampai jumpa besok!" balas Khanza sembari melambaikan tangannya.

Khanza pun berjalan menuju asramanya. Sesampainya di asrama, ia masuk kedalam lift untuk menuju ke kamarnya yang berada di lantai empat. Ketika Khanza masuk kedalam kamar, ia mendapati Lucy yang sedang berkutat dengan laptopnya.

"Lucy? Tumben kau sudah pulang. Biasanya kau pulang lebih lambat dariku," ujar Khanza sembari meletakkan tasnya dan melepas jaketnya.

"Iya, aku juga tidak tahu kenapa dosen memulangkan kami dengan cepat," jawab Lucy.

"Hmm, begitu ya. Ngomong-ngomong, akhir pekan nanti aku ada janji dengan temanku," ujar Khanza.

"Temanmu siapa? Kemana?" tanya Lucy.

"Temanku Zeynep. Dia mengajakku ke Konya, kota kelahirannya."

"Hmm, baiklah. Kau harus hati-hati, ya? Apalagi kita belum terlalu hafal jalanan yang ada di Turki. Istanbul saja belum hafal, apalagi kota lain," nasihat Lucy.

"Iya, aku akan berhati-hati," jawab Khanza sambil tersenyum.

*****

Akhir pekan pun tiba. Saat yang ditunggu-tunggu oleh Khanza akhirnya datang. Ia sangat ingin berkunjung ke kota lain, selain Istanbul. Karena ia ingin mengenal Turki lebih dalam lagi.

Saat ini Khanza tengah duduk didalam kereta bersama dengan Zeynep. Mereka telah berangkat sejak beberapa jam yang lalu, dan sebentar lagi mereka akan tiba di Konya.

Cinta di Bawah Langit TurkiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang