(Part 18) Sebuah Pembuktian

95 13 0
                                    

Satu bulan kemudian, tibalah hari dimana Khanza akan diwisuda. Ia sangat bersyukur karena akhirnya ia lulus dengan nilai yang cukup memuaskan. Khanza sudah membayangkan bagaimana reaksi orang tuanya nanti, ketika melihat Khanza yang berhasil menggapai mimpinya.

"Khanza, Lucy, ayo kita berfoto bersama," ajak Zeynep.

Dengan senang hati, Khanza dan Lucy pun mengiyakannya.

"Aku tidak sabar untuk datang ke Indonesia bersamamu dan kakakku," ujar Zeynep.

"Hehe, kita akan berangkat ke Indonesia besok lusa," jawab Khanza.

"Aku ingin sekali bertemu dengan keluargamu. Aku juga sangat bahagia karena kau akan menjadi bagian dari keluargaku," ucap Zeynep bahagia.

"Nanti aku akan sering-sering ke Turki untuk mengunjungi kalian. Aku juga akan datang ke pernikahanmu, Khanza," ujar Lucy.

"Terimakasih," ucap Khanza sembari memeluk Lucy.

"Ah, sebentar. Aku harus menelepon teman-temanku yang ada di Indonesia untuk memberitahu kabar ini," ujar Khanza yang kemudian mencari tempat yang cukup sepi untuk menelepon Rani dan Reina menggunakan video call.

"Assalamu'alaikum!" ucap Khanza ketika wajah Rani dan Reina telah muncul di layar Hp Khanza.

"Wa'alaikumsalam. Bagaimana kabarmu, Khanza?" tanya Rani dan Reina bergantian.

"Alhamdulillah aku baik-baik saja. Bagaimana dengan kalian?"

"Aku juga baik-baik saja," jawab Rani.

"Aku juga, hehe," timpal Reina.

"Sepertinya kau sedang wisuda, ya? Aku bisa melihatnya dari baju wisuda yang kau kenakan," tanya Reina.

"Ya, kau benar! Hari ini aku sedang wisuda, dan besok lusa aku akan ke Indonesia," jawab Khanza.

"Wah, kabar bagus! Kita harus meet up nantinya," ujar Rani.

"Tentu saja. Tapi aku tidak akan sendirian nanti," ucap Khanza.

"Lalu, kau kesini dengan siapa?" tanya Reina.

"Aku akan bersama seorang laki-laki yang akan datang melamarku. Juga bersama adik perempuannya," jawab Khanza.

"Apa?! Tapi siapa? Kau jangan bercanda," ujar Reina heboh.

"Khanza, jangan bercanda," timpal Rani.

"Hey, aku berkata jujur. Satu bulan yang lalu seorang laki-laki melamarku. Namanya adalah Erhan, dan besok lusa dia akan ikut ke Indonesia denganku untuk melamarku didepan orang tuaku," jelas Khanza.

"Alhamdulillah. Aku benar-benar bahagia mendengarnya," ucap Rani sambil tersenyum lebar.

"Akhirnya kau akan menikah dengan laki-laki pilihanmu," ujar Reina menambahi.

"Iya. Tunggu aku di Indonesia, ya? Aku akan memperkenalkannya pada kalian. Aku juga akan memperkenalkan adiknya kepada kalian," ujar Khanza.

"Oh iya, aku disini juga mendapat sahabat baru. Namanya adalah Lucy. Dia yang memperkenalkanku pada Erhan. Lucy juga salah satu penerima beasiswa dari Indonesia, sama sepertiku," lanjut Khanza.

"Alhamdulillah, aku senang karena disana kau dikelilingi oleh orang-orang yang baik," ucap Rani.

"Kau harus mengajak Lucy bertemu dengan kami juga," pinta Reina.

"Iya, InshaAllah. Lagipula rumah Lucy tidak jauh dari kota tempat kita tinggal," jawab Khanza.

"Ya sudah, aku harus menutup teleponnya. Sebentar lagi acara wisuda akan dimulai. Assalamu'alaikum, dan sampai bertemu di Indonesia!" ucap Khanza mengakhiri percakapan.

Cinta di Bawah Langit TurkiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang