Lima bulan telah berlalu. Hubungan Khanza dan Erhan semakin dekat. Ditambah dengan kenyataan bahwa Zeynep adalah adik kandung dari Erhan, hal itu membuat Khanza semakin dekat dengan Erhan dan keluarganya. Bahkan orang tua Erhan sering menyebut-nyebut bahwa Khanza adalah sosok gadis yang cocok untuk dijadikan menantu.
Khanza merasa sangat bahagia semenjak ia mengenal Erhan. Bayangannya tentang Mustafa seolah sirna begitu saja. Kini hari-harinya telah diisi oleh Erhan. Khanza pun sedang meyakinkan dirinya untuk memberikan hatinya kepada Erhan, karena ia tahu bahwa Erhan adalah pria yang sangat baik dan sabar.
*****
Disinilah Khanza saat ini. Berdiri di Jembatan Galata atau Galata Bridge bersama dengan Lucy, Zeynep dan Erhan. Mereka sedang menikmati pemandangan laut yang begitu indah di malam hari, dan menara Galata yang terlihat jelas dari tempat mereka berdiri.
"Jadi, bagaimana kepastian tentang hubungan kalian berdua?" celetuk Zeynep tiba-tiba.
"A..apa maksudmu?" tanya Khanza terbata-bata.
"Sudahlah, jangan mengelak lagi. Kalian sudah lama saling kenal. Seharusnya kalian sudah memendam rasa satu sama lain," tambah Lucy dengan santainya.
"Ah, apa yang kalian bicarakan," sahut Erhan.
"Ngomong-ngomong, pemandangan malam ini sangat indah," ujar Khanza mencoba mengalihkan pembicaraan.
"Aduh, sudahlah jangan menutup-nutupinya. Kalian pasti saling suka, kan?" tanya Lucy menyelidik.
Khanza dan Erhan hanya terdiam. Mereka tak mampu mengatakan apa-apa walau sebenarnya mereka ingin menjawab 'iya'.
"Hmm, terserah kalian saja lah. Tapi kalau suatu hari kalian jadian, tolong traktir kami berdua," ujar Zeynep sembari tertawa kecil.
"Nah, benar sekali," timpal Lucy.
Khanza memutar bola matanya mendengar kata-kata Lucy dan Zeynep. Hal itu justru membuat Khanza merasa canggung dengan Erhan, begitupun sebaliknya. Ingin rasanya Khanza mengungkapkan apa yang sebenarnya ia rasakan. Namun ia takut bahwa Erhan tidak merasakan hal yang sama.
*****
Hari terus berjalan, tahun pun telah berganti. Tak terasa sudah lima tahun Khanza mengenyam pendidikannya di Turki. Satu tahun yang ia habiskan untuk mengikuti kelas Bahasa Turki, dan empat tahun untuk perkuliahan sungguh sangat mengesankan bagi Khanza. Hidupnya sangat bahagia ketika ia berkuliah di negeri dua benua tersebut.
Tak terasa bulan depan Khanza akan diwisuda. Setelah diwisuda, ia akan melamar pekerjaan di salah satu kantor berita terbesar yang ada di Turki. Ya, itu adalah cita-citanya sejak dulu. Orang tua Khanza mendukung penuh cita-cita Khanza, walaupun itu berarti mereka harus merelakan Khanza untuk menetap di Turki. Namun bagi mereka, cita-cita Khanza adalah yang utama. Toh mereka yakin bahwa Khanza bisa menjaga dirinya dengan sangat baik.
Saat ini Khanza tengah duduk di sebuah cafe bersama dengan Erhan. Ini adalah pertama kalinya mereka pergi berdua tanpa Lucy ataupun Zeynep. Hal ini adalah permintaan dari Erhan. Namun tetap saja, hingga detik ini mereka berdua tidak pernah saling bersalaman ataupun bersentuhan sedikitpun. Karena Khanza dan Erhan memang benar-benar menjaga diri mereka dari lawan jenis.
"Khanza, boleh aku mengatakan sesuatu padamu?" tanya Erhan.
"Tentu saja," jawab Khanza.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta di Bawah Langit Turki
Romance[TELAH TERBIT] Khanza Fatimah.. Seorang gadis yang memiliki mimpi besar. Ia ingin melanjutkan pendidikannya di sebuah negara yang terletak di antara dua benua, yaitu Turki. Khanza adalah seorang gadis yang awalnya hanya berfokus pada impiannya saja...