Enam bulan telah berlalu. Erhan sedang memesan tiket secara online untuk keberangkatannya bersama Khanza ke Indonesia minggu depan. Mereka memiliki rencana untuk menginap di Indonesia selama empat hari. Sedangkan Khanza, ia sedang berbaring di sofa ruang tamu sembari sesekali menyentuh kepalanya yang terasa sedikit pusing.
"Kau kenapa, sayang?" tanya Erhan yang sedikit khawatir.
"Aku tidak tahu. Kepalaku terasa pusing, perutku pun rasanya tidak nyaman," jawab Khanza.
"Lalu wajahmu pun cukup pucat. Kita ke rumah sakit saja," ujar Erhan.
"Tidak perlu. Nanti aku minum obat sakit kepala saja," tolak Khanza.
"Ya sudah, kau istirahat di kamar saja," pinta Erhan.
Khanza hanya mengiyakan permintaan Erhan, kemudian Erhan pun menuntun Khanza untuk berjalan menuju kamar. Namun saat baru saja duduk diatas kasur, Khanza merasa mual. Dengan segera, ia pun berlari menuju kamar mandi. Erhan yang melihatnya mulai merasa cemas. Setelah Khanza keluar dari kamar mandi, Erhan mengajak Khanza untuk pergi ke rumah sakit. Akhirnya Khanza menyetujui permintaan Erhan.
*****
"Jadi bagaimana dok? Istri saya sakit apa?" tanya Erhan kepada dokter yang memeriksa Khanza.
"Istri anda tidak sakit. Justru saat ini dia sedang hamil, dan usia kandungannya telah memasuki enam minggu," jawab dokter tersebut sambil tersenyum.
Khanza dan Erhan yang mendengarnya langsung terkejut sekaligus bahagia. Mata mereka mulai berkaca-kaca. Akhirnya Allah memberikan sebuah anugerah yang telah mereka nanti-nantikan.
"Alhamdulillah, thank you YaAllah," ucap Erhan penuh rasa syukur.
"Terimakasih banyak, dokter," ucap Khanza.
"Sama-sama. Jangan lupa cek kandungan setiap bulan ya, bu?" pinta dokter tersebut.
"Siap, bu dokter," jawab Khanza dan Erhan bersamaan.
Khanza dan Erhan keluar dari rumah sakit dengan perasaan yang sangat bahagia. Tak henti-hentinya Erhan menggenggam tangan Khanza dengan erat sambil berjalan berdua, layaknya dua sejoli yang baru saja berpacaran. Khanza dan Erhan berjalan menuju tempat parkir untuk mengambil mobil mereka. Setelah itu, Erhan langsung melajukan mobilnya menuju rumah.
Sesampainya dirumah, Erhan langsung memeluk Khanza dengan erat, kemudian mencium pipi Khanza bergantian.
"Aku sangat bersyukur. Akhirnya kita akan mendapatkan momongan," ucap Erhan.
"Aku pun sama. Nanti kita pergi ke rumah mertua, ya? Aku ingin segera memberikan kabar bahagia ini," pinta Khanza.
"Siap! Haha, pasti Zeynep akan sangat senang mendengarnya. Dia sebentar lagi akan menjadi seorang bibi lagi, dan keponakanku akan mendapatkan saudara baru," ujar Erhan.
Ya, yang Erhan maksud adalah anak dari kakak perempuannya. Kakak perempuan yang pernah Zeynep ceritakan kepada Khanza ketika ia sedang pergi menuju Konya bersama dengan Khanza. Saat itu adalah saat sebelum Khanza mengenal keluarga Erhan. Namun saat Khanza tiba di rumah orang tua Erhan dan Zeynep waktu itu, kakak perempuan mereka berdua sedang tidak ada disana. Karena memang ia tinggal di luar kota bersama dengan suami dan putranya.
"Haha, kau benar. Ngomong-ngomong, berarti kita harus membatalkan penerbangan kita ke Indonesia minggu depan," tukas Khanza.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta di Bawah Langit Turki
Roman d'amour[TELAH TERBIT] Khanza Fatimah.. Seorang gadis yang memiliki mimpi besar. Ia ingin melanjutkan pendidikannya di sebuah negara yang terletak di antara dua benua, yaitu Turki. Khanza adalah seorang gadis yang awalnya hanya berfokus pada impiannya saja...