Pagi ini Khanza mengajak Erhan dan Zeynep ke taman kota untuk menemui Rani dan Reina. Dari kejauhan, terlihat Rani dan Reina sedang duduk di bangku taman sembari menunggu kedatangan Khanza.
"Rani! Reina!" panggil Khanza sembari berlari dan memeluk kedua sahabatnya tersebut.
"Akhirnya kita bertemu lagi," ucap Rani sambil tersenyum lebar.
"Aku senang bisa melihatmu lagi," ujar Reina menimpali.
"Aku juga senang. Aku sangat merindukan kalian," jawab Khanza, kemudian melepas pelukannya.
"Perkenalkan, mereka adalah Erhan dan Zeynep," ujar Khanza memperkenalkan Erhan dan Zeynep kepada Rani dan Reina.
Rani dan Reina pun bersalaman dengan Erhan dan Zeynep.
"Wah, baru pertamakali aku bertemu dengan orang luar negeri," ucap Rani.
"Ternyata mereka sangat putih dan tinggi, ya?" timpal Reina.
"Haha, benar. Tinggiku dengan Erhan terpaut sangat jauh. Tapi untunglah tinggiku dengan Zeynep hanya berbeda lima sentimeter," jawab Khanza.
Khanza, Rani, Reina, Erhan dan Zeynep pun bercanda gurau sembari menceritakan tentang diri mereka masing-masing.
"Oh iya, bagaimana semalam? Apakah ayah dan ibumu menerima lamaran Erhan?" tanya Rani.
"Alhamdulillah mereka menerimanya," jawab Khanza.
"Aku bahkan tidak menyangka bahwa orang tua Khanza akan menerimaku dengan baik," ujar Erhan.
"Wah, aku turut bahagia mendengarnya," jawab Rani.
"Jadi, kapan kalian akan menikah?" tanya Reina.
"InshaAllah bulan depan. Setelah menikah, aku akan melamar pekerjaan di salah satu kantor berita terbesar yang ada di Turki," jawab Khanza.
"Semoga semuanya lancar, dan semoga kau diterima untuk bekerja disana. Aku tahu itu adalah cita-citamu sejak lama," ujar Reina.
"Aamiin. Aku harap begitu," jawab Khanza.
"Oh iya, bagaimana dengan temanmu yang bernama Lucy? Apakah dia bisa datang kesini?" tanya Rani.
"Iya, sebentar lagi dia akan datang. Perjalanan dari kotanya menuju kota kita membutuhkan waktu sekitar dua jam," jawab Khanza.
"Hai!" ucap seorang gadis yang tengah berdiri tak jauh dari tempat Khanza duduk.
"Lucy!" sorak Khanza ketika mendapati Lucy telah berdiri dibelakangnya.
Ternyata Lucy tidak sendirian. Ia datang bersama seorang pria bule. Khanza bisa menebak bahwa ia adalah pacar Lucy.
Khanza pun memeluk Lucy, kemudian mempersilakan Lucy dan pacarnya untuk duduk.
"Ini adalah Lucy temanku dan pacarnya yang berasal dari Belanda," ujar Khanza memperkenalkan Lucy dan pacarnya kepada Rani dan Reina.
"Wah, salam kenal," ucap Rani dan Reina.
"Salam kenal juga," jawab Lucy sambil tersenyum.
"Wah, ternyata kau benar-benar mempertemukan pacarmu dengan kami," celetuk Zeynep.
"Hehe, tentu saja. Kebetulan kemarin dia baru saja tiba di Indonesia. By the way, namanya adalah Leo. Dia akan menetap disini selama satu bulan," jawab Lucy.
"Dan bulan depan adalah pernikahanku dengan Khanza. Tentu kalian bisa datang, bukan?" tanya Erhan.
"Benarkah? Wah, ternyata kau berhasil melamar Khanza, ya?" ucap Lucy.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta di Bawah Langit Turki
Roman d'amour[TELAH TERBIT] Khanza Fatimah.. Seorang gadis yang memiliki mimpi besar. Ia ingin melanjutkan pendidikannya di sebuah negara yang terletak di antara dua benua, yaitu Turki. Khanza adalah seorang gadis yang awalnya hanya berfokus pada impiannya saja...