(Part 21) Hari Pernikahan

125 13 0
                                    

Pagi ini banyak orang yang sedang berkumpul melihat dua orang pengantin yang akan melakukan ijab qobul. Ya, siapa lagi kalau bukan Khanza dan Erhan. Hari ini mereka sedang melangsungkan pernikahan. Ayah Erhan pun turut datang menghadiri pernikahan putranya.

"Saya terima nikah dan kawinnya Khanza Fatimah binti Hermawan dengan maskawin tersebut dibayar tunai," ucap Erhan dengan lantang mengulangi perkataan penghulu.

Erhan telah berulang kali mengucapkan kalimat tersebut selama satu bulan setiap harinya. Karena mengucapkan kalimat menggunakan Bahasa Indonesia tentu cukup sulit untuk lidahnya sebagai warganegara Turki.

"Alhamdulillah," ucap semua orang yang menyaksikan ijab qobul tersebut.

Air mata Khanza mulai turun. Ia tak percaya bahwa laki-laki yang duduk disampingnya benar-benar membuktikan ketulusannya kepada Khanza hari ini. Khanza pun mencium tangan Erhan untuk yang pertama kalinya. Suasana haru dan bahagia menyelimuti pagi itu.

Setelah selesai ijab qobul, Khanza dan Erhan pun menandatangani buku nikah dan beberapa kertas yang lain. Kemudian mereka melakukan sesi pemotretan.

Setelah selesai, Khanza dan Erhan melakukan prosesi adat Jawa. Step by step telah mereka lakukan. Hingga tibalah saatnya untuk resepsi. Khanza dan Erhan duduk di kursi pengantin yang disekitarnya telah dihiasi berbagai macam bunga. Erhan terus menggenggam tangan Khanza. Ia sangat senang karena akhirnya ia bisa memiliki gadis yang sangat ia cintai.

"Ayah sangat bahagia atas pernikahan kalian. Semoga kalian langgeng dan selalu bahagia," ucap ayah Erhan.

"Aamiin," jawab Erhan dan Khanza bersamaan.

Lucy, Leo, Rani, Reina dan Zeynep terlihat sedang sibuk mengobrol satu sama lain di kursi tamu. Tak lama kemudian, mereka pun datang menghampiri Khanza dan Erhan.

"Saatnya untuk kita selfie," ujar Lucy sembari menyalakan kamera Hp-nya.

Mereka bertujuh pun berfoto bersama dengan senyum yang mengembang.

*****

Tiga hari kemudian, Erhan, Khanza, Zeynep dan ayah Erhan sedang berada didalam pesawat. Ya, mereka akan kembali ke Turki. Khanza dan Erhan saling tersenyum memandang satu sama lain, kemudian mengalihkan pandangan mereka ke kaca pesawat yang menunjukkan pemandangan diatas awan. Tangan Erhan terus menggenggam tangan Khanza sepanjang perjalanan.

"Aku tidak menyangka bahwa aku akan membawamu kembali ke Turki sebagai istriku," ucap Erhan.

"Aku juga tidak menyangka. Aku pikir aku akan menikah setelah mendapatkan pekerjaan. Tapi ternyata Allah mempertemukan kita lebih cepat dari dugaanku," jawab Khanza.

"Oh iya, kau ingin punya anak berapa?" tanya Erhan sembari tersenyum melihat kearah Khanza.

"Umm, dua saja. Satu laki-laki dan satu perempuan. Tapi jika Allah memberikan tiga juga tidak apa-apa, hehe," jawab Khanza.

"Haha, baiklah. Kita akan melakukan program kehamilan minggu depan. Tapi hari ini kita harus istirahat terlebih dahulu. Aku tahu kau sangat lelah, dan aku pun juga lelah," ujar Erhan.

Khanza hanya mengangguk.

Perjalanan menuju Istanbul membutuhkan waktu yang sangat lama. Bahkan memakan waktu satu hari lebih beberapa jam. Pesawat yang mereka naiki pun harus dua kali transit. Namun selama perjalanan, Khanza dan Erhan sama sekali tidak merasa bosan. Sesekali mereka hanya merasa mengantuk, kemudian tertidur. Namun setelah itu mereka terbangun dan kembali bersenda gurau.

Cinta di Bawah Langit TurkiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang