Tiga hari telah berlalu. Saat ini Khanza dan Lucy baru saja selesai mengikuti kelas Bahasa Turki. Mereka harus mengikuti kelas Bahasa Turki selama setahun sebelum memulai perkuliahan, dan itu adalah wajib. Setelah keluar dari kelas, Khanza dan Lucy pun berjalan memasuki kamar mereka di asrama.
"Hey, bagaimana kalau kita ke Sultan Ahmet Square? Sore-sore begini pasti suasananya nyaman," ajak Lucy.
(Sultan Ahmet Square adalah nama dari salah satu taman yang ada di Kota Istanbul, Turki).
"Tapi udara diluar cukup dingin. Kau tidak lupa bahwa sebentar lagi musim salju, bukan?"
"Aku tidak lupa. Tapi kita bisa menggunakan jaket agar tidak terasa dingin," ujar Lucy sedikit memaksa.
"Huftt, aku tahu kau memang keras kepala. Baiklah, ayo kita berangkat," jawab Khanza pasrah.
"Yeay!" sorak Lucy seperti anak kecil.
Khanza dan Lucy pun segera memakai jaket mereka, kemudian berjalan menuju lift dan turun menuju lantai dasar. Setelah itu, mereka langsung bergegas menuju taman dengan mengendarai taksi.
Sesampainya di taman, Khanza dan Lucy duduk diatas bangku panjang yang ada disana. Khanza mengedarkan pandangannya, hingga ia terkejut melihat seorang laki-laki yang sedang berjalan cukup jauh darinya.
"Ada apa, Khanza? Kenapa kau terkejut seperti itu?" tanya Lucy yang bingung dengan ekspresi Khanza.
"A..aku seperti melihat seseorang," jawab Khanza dengan raut muka shock.
"Seseorang siapa? Banyak orang yang berlalu-lalang disini," tanya Lucy lagi.
"Nanti akan ku ceritakan. Sekarang, bisakah kau ikut denganku? Kita harus mengejarnya," pinta Khanza.
Lucy hanya mengiyakan permintaan Khanza. Kemudian mereka berdua pun berlari mengejar seseorang yang dimaksud oleh Khanza.
"Mustafa, is that you? I hope so," ucap Khanza dalam hati.
Khanza dan Lucy sudah cukup lelah mengejar seorang laki-laki yang menurut Khanza sangat mirip dengan Mustafa. Mereka tidak berhasil menemukan laki-laki tersebut. Hingga tiba-tiba Khanza menangis. Ia sangat merindukan Mustafa. Baginya, Mustafa adalah sosok laki-laki yang sangat berharga untuknya.
"Khanza, ada apa denganmu? Jangan menangis," ujar Lucy sembari memeluk Khanza untuk menenangkannya.
"Sebaiknya kita kembali ke asrama. Setelah itu, kau bisa menceritakan semuanya padaku. Jangan kau pendam sendirian jika kau punya masalah," lanjut Lucy.
Khanza hanya mengangguk sembari mengusap air matanya yang telah berlinang dipipinya. Akhirnya, Khanza dan Lucy pun memilih untuk kembali ke asrama.
Setelah tiba di kamar asrama, Lucy segera mendudukkan Khanza disebuah kursi yang ada di kamar mereka. Khanza kembali menangis. Ia benar-benar merindukan Mustafa. Ia teringat dengan janji Mustafa bahwa Mustafa akan menjemputnya di bandara. Namun kenyataannya? Justru Mustafa hilang tiada kabar, seakan ditelan bumi.
"Sebenarnya apa yang terjadi, Khanza?" tanya Lucy yang mulai khawatir.
Khanza mencoba menenangkan dirinya, kemudian mulai menceritakan semuanya kepada Lucy.
"Sebenarnya aku memiliki seorang teman dari Turki. Dia bernama Mustafa Demir. Dia adalah laki-laki yang sangat baik. Aku sudah mengenalnya selama satu tahun. Awalnya semua baik-baik saja, hingga kemudian dia menghilang tanpa kabar disaat aku sudah menaruh rasa padanya. Dia berjanji bahwa dia akan menjemputku di bandara ketika aku sampai disini. Tapi nyatanya? Hingga saat ini aku tidak tahu bagaimana kabarnya," jelas Khanza sembari menahan air matanya agar tidak kembali jatuh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta di Bawah Langit Turki
Romance[TELAH TERBIT] Khanza Fatimah.. Seorang gadis yang memiliki mimpi besar. Ia ingin melanjutkan pendidikannya di sebuah negara yang terletak di antara dua benua, yaitu Turki. Khanza adalah seorang gadis yang awalnya hanya berfokus pada impiannya saja...