"Khanza, apa lagu-lagu Turki favoritmu?" tanya seorang laki-laki yang tengah duduk didepan Khanza sembari mengaduk kopinya.
"Umm, aku menyukai lagu-lagu milik Mustafa Ceceli. Bahkan aku hafal dengan semua lagunya, haha," jawab Khanza.
"Wow! It's amazing! Kenapa kau menyukai lagu-lagu milik Mustafa Ceceli?"
"Karena lagu-lagunya selalu membuat mood-ku menjadi baik," jawab Khanza sambil tersenyum.
"Bagaimana denganmu, Erhan? Siapa artis favoritmu?" tanya Khanza.
Ya, saat ini Khanza sedang duduk bersama dengan Erhan disebuah cafe yang ada di Istanbul. Mereka tidak sendirian, karena Lucy pun ikut bersama mereka. Namun Lucy baru saja pergi ke kamar kecil beberapa menit yang lalu.
"Sebenarnya aku juga menyukai lagu-lagu milik Mustafa Ceceli. Seluruh keluargaku menyukainya," jawab Erhan sembari mengaduk kopinya.
"Wah! Sangat menyenangkan ketika satu keluarga menyukai lagu yang sama," ucap Khanza kagum.
"Ya, begitulah. Hehe."
"Ngomong-ngomong, apakah kau suka dengan pantai?" tanya Erhan.
"Ya, aku menyukainya. Tapi aku sudah lama sekali tidak pergi ke pantai. Terakhir kali ke pantai adalah ketika aku masih menduduki kelas lima SD," jawab Khanza.
"Itu sudah sangat lama. Bagaimana jika kau, aku dan Lucy ke pantai ketika musim panas nanti?" tawar Erhan.
"Ya, aku setuju. Itu akan sangat menyenangkan!" jawab Khanza antusias.
Tak lama kemudian terlihat Lucy yang sedang berjalan mendekati Khanza dan Erhan.
"Ah, maafkan aku. Apakah aku terlalu lama?" tanya Lucy.
"Ah, tidak kok. Kau hanya pergi sekitar sepuluh menit saja," jawab Erhan.
Lucy hanya mengangguk.
"Lucy, aku memiliki rencana untuk kita bertiga pergi ke pantai ketika musim panas nanti. Apakah kau setuju?" tanya Erhan.
"Itu ide yang bagus. Tapi musim panas masih sangat lama. Bahkan musim semi saja belum tiba," jawab Lucy.
"Hehe, kau benar. Tapi aku ingin merencanakannya sejak sekarang," jawab Erhan.
"Baiklah," jawab Lucy sambil tersenyum kearah Erhan dan Khanza.
*****
Kriiiiiing...kriiiiiing...kriiiiiing..
Suara alarm membangunkan Khanza dan Lucy dari lelap tidurnya. Sudah tiba saatnya untuk shalat subuh. Dengan langkah gontai, Khanza dan Lucy berjalan memasuki kamar mandi untuk membersihkan tubuh mereka, juga untuk berwudhu. Di setiap kamar asrama terdapat dua kamar mandi. Jadi, Khanza dan Lucy tidak perlu bergantian untuk ke kamar mandi.
Setelah selesai membersihkan diri, Khanza dan Lucy pun melaksanakan shalat Subuh bersama. Mereka selalu bergantian untuk menjadi imam.
Seusai shalat berjamaah, Khanza dan Lucy bersiap-siap untuk mengikuti kelas Bahasa Turki. Mereka selalu semangat untuk mengikuti kelas tersebut, untuk mempersiapkan perkuliahan mereka yang akan dimulai tahun depan.
"Khanza, setelah pelajaran usai, apa yang kita lakukan? Aku sangat bosan di asrama," tanya Lucy.
"Bagaimana jika kita menonton film di kamar saja?" tawar Khanza.
"Tapi tetap saja kita akan berada didalam asrama," tukas Lucy.
"Memangnya kau ingin keluar kemana? Cuaca sangat dingin. Kita bisa sakit jika berada di luar terus-terusan," oceh Khanza.
"Hmm, baiklah. Kau benar juga. Kalau begitu, kita menonton film horor saja di laptopku. Bagaimana?" tawar Lucy.
"That's a good idea," jawab Khanza sembari mengacungkan jempolnya.
*****
Setelah berjam-jam lamanya Khanza dan Lucy duduk dikelas, akhirnya pelajaran pun usai. Mereka pun langsung berpamitan kepada guru mereka untuk kembali ke asrama. Sesampainya di asrama, Lucy dengan semangat langsung membuka laptopnya untuk mencari film horor yang akan ia tonton bersama Khanza.
"Hey, kau bahkan belum melepas jaketmu," tegur Khanza yang melihat Lucy membuka laptopnya dengan tak sabar.
"Huftt, baiklah," jawab Lucy yang kemudian melepaskan jaketnya.
Khanza hanya menggeleng sambil tersenyum melihat tingkah sahabatnya itu.
"Film apa yang akan kita tonton?" tanya Khanza.
"Umm, bagaimana jika film horor Indonesia yang baru-baru ini booming?" tawar Lucy.
"Hmm, baiklah. Kau download dulu videonya. Setelah selesai, beritahu aku," ujar Khanza.
"Memangnya kau mau kemana?" tanya Lucy.
"Tidak kemana-mana. Hanya ingin membaca buku novel saja," jawab Khanza sembari mengambil sebuah buku novel di rak bukunya.
"Hmm, baiklah."
Tiba-tiba Hp Khanza berbunyi. Terlihat nama 'Erhan' terpampang di layar Hp-nya.
"Hello, Erhan? Ada apa?" tanya Khanza.
Lucy yang mendengar Khanza sedang bertelepon dengan Erhan pun mulai tersenyum. Karena Lucy memang berniat untuk mendekatkan Khanza pada Erhan. Lucy ingin Khanza move on dari masa lalunya, dan mencoba membuka hati untuk Erhan.
"Aku baik-baik saja. Bagaimana denganmu?"
"Alhamdulillah jika kau juga baik-baik saja."
"Umm, tidak ada. Aku hanya sedang membaca buku novel. Kau?"
"Ah, begitu. Hehe, baiklah."
"Okay, see you."
Sambungan pun terputus.
"Kenapa Erhan meneleponmu, Khanza?" tanya Lucy penasaran.
"Ah, dia hanya menanyakan kabarku, dan bertanya aku sedang apa," jawab Khanza santai.
"Dia hanya menanyakan kabarmu, tapi tidak menanyakan kabarku? Wah, jahat sekali dia," canda Lucy.
"Karena dia meneleponku. Jika dia meneleponmu, pasti yang dia tanyakan adalah kabarmu," jawab Khanza dengan mata yang fokus pada buku novel.
"Hmm, aku tidak berpikir begitu. Dia hanya peduli padamu," canda Lucy lagi, dengan maksud agar Khanza peka bahwa Erhan sedang mencoba mendekati Khanza.
"Ah, sudahlah. Biarkan aku fokus membaca buku, dan cepat download film-nya," jawab Khanza.
"Huh, dasar! Sulit sekali mendekatkan mereka berdua," geram Lucy lirih.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta di Bawah Langit Turki
Romance[TELAH TERBIT] Khanza Fatimah.. Seorang gadis yang memiliki mimpi besar. Ia ingin melanjutkan pendidikannya di sebuah negara yang terletak di antara dua benua, yaitu Turki. Khanza adalah seorang gadis yang awalnya hanya berfokus pada impiannya saja...