Jingga menggeliat dalam tidurnya saat terpaan cahaya matahari menganggu indra penglihatannya. Matanya tertuju pada seorang yang tengah memandanginya dengan senyum manis yang tak pernah luntur. Jingga mendekat ke arah Bintang yang tengah terduduk di sofa, duduk di sebelah Bintang dan tiba-tiba memeluknya erat dari samping seakan tak mau lepas.
"Ngapain sih pagi-pagi uda liat gue kayak gitu." Protes Jingga.
"Ngapain pagi-pagi uda peluk-peluk aja." Balas Bintang. Jingga langsung melepas pelukannya, ia malu setengah mati. Ia merutuki dirinya sendiri yang begitu gegabah memeluk Bintang.
"Kenapa di lepas?" Tanya Bintang mengulum senyum.
"So-sorry, gue gak sengaja." Jawab Jingga gugup.
Bintang menarik Jingga kedalam pelukannya, ia mengelus rambut panjang Jingga dengan sayang."Kalo mau peluk ya gak apa-apa." Bintang berucap membuat Jingga mendongak.
"Kan belum jadian." Ujar Jingga polos.
"Ya uda jadian sekarang aja."
"Kan abis pensi."
"Emang uda pasti kamu mau terima aku?" Tanya Bintang menggoda. Jingga kicep, ia salah ngomong karna terlalu bahagia bisa bersama Bintang dan semakin bahagia kala Bintang mengganti panggilannya menjadi aku-kamu.
"Emang kamu mau aku tolak." Jingga bertanya balik.
"Emang kamu bisa nolak aku?"
"Bisalah."
"Oke, kita buktiin." Ucap Bintang melepas pelukannya agak sedikit kasar.
"Kok kamu gitu?" Tanya Jingga kesal.
"Kan kamu mau tolak aku."
"Siapa bilang?"
" Kamu tadi."
"Enggak." Jawab Jingga cepat.
Bintang tertawa puas melihat ekspresi menggemaskan Jingga yang jarang dilihatnya, ia mencubit kedua pipi Jingga sehingga sang empu kesakitan.
"Sakit tau." Omel Jingga memegangi pipinya.
Bintang kembali menarik Jingga kedalam pelukannya."Terbuktikan, kalo kamu gak akan tolak aku." Ucap Bintang percaya diri.
"PD banget sih." Balas Bintang mencubit pinggang Bintang.
"Kok dicubit? Sakit sayang." Protes Bintang memegangi perutnya yang dicubit Jingga.
"Biarin. Uda ah aku mau mandi, pinjem baju Kak Binar lagi." Kata Jingga bangkit dari duduknya ingin keluar kamar.
"Mau kemana?" Tanya Bintang.
"Pinjem baju Kak Binar."
" Gak usah, itu bajunya di lemari aku, buka aja." UJar Bintang mendekati Jingga.
"Makasih." Balasnya tersenyum.
"Uda keluar dulu, aku mau mandi." Usir Jingga mendorong tubuh Bintang agar keluar dari kamar.
Bintang hanya pasrah, ia bahagia bisa membuat Alisya nya tersenyum kembali dan ia juga bahagia bisa kembali bersama Al nya yang dulu. Langkah selanjutnya ia harus mencari tahu mengapa Jingga bisa melupakannya dan ia harus bisa mengingatkan Jingga kembali bahwa ia adalah Bibin nya Al yang selalu ada untuknya.
•••••
"Pagi semua." Sapa Jingga ceria kepada anggota keluarga Bintang.
"Pagi, Jingga." Sapa Dena tersenyum.
"Gimana keadaan kamu? Uda enakan?" Tanya Jaya setelah mengunyah makanannya.
Jingga tersenyum ramah."Alhamdulillah, uda enakan, Om. Jingga juga rencananya abis ini mau pamit." Jawabnya sungkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jingga
Teen Fiction"Karna walaupun kamu sudah tak menemaniku lagi, hatiku akan tetap mencintaimu, Bintang Mahendra." ~Alisya Jinggana Renggama~ "Jaga dia, jangan pernah menyakitinya. Hatiku akan tetap hidup bersamanya, bersama seseorang yang aku percaya akan mencintai...