17❤ Pensi

8 2 0
                                    

Sudah tiga hari sejak insiden Jingga kabur dari rumah dan sakit ia tidak sekolah, dan hari ini adalah hari pensi sekolahnya, sejak tadi Jingga begitu antusias melakukan berbagai persiapan untuk penampilannya kali ini, bahkan tak jarang Bintang menghela napas kala melihat Jingga yang terlalu semangat hingga ia terhuyung, karna kondisi Jingga belum sepenuhnya stabil. Namun mau bagaimana pun, Jingga tetaplah Alisya Jinggana Renggama yang keras kepala dan tak bisa di atur.

" Ji, pelan-pelan dong. Kamu kan belum stabil." Bintang kembali mengingatkan Jingga yang hampir terjatuh lagi. Mereka saat ini sedang menunggu di belakang panggung karna beberapa menit lagi giliran mereka akan tampil. Tadi Jingga sedang menyoraki band yang terkenal di SMA Pelangi karna penampilan mereka yang bagus.

Jingga menunjukkan cengirannya ke arah Bintang, ia kembali menikmati penampilan terakhir dari Band tersebut sampai kini giliran mereka yang bermain drama lah yang tampil menunjukkan kebolehan mereka dalam bermain peran.

Semua pemain tokoh drama naik ke atas panggung, mereka memberi salam hormat terlebih dahulu kepada penonton. Pertunjukan di mulai ketika sang narator membacakan narasi ceritanya. Semua pemain melakoni peran mereka dengan total, penuh penghayatan, sampai pada Part Jingga dan Bintang.

" Aku mohon jangan pergi Raja, aku tak sanggup hidup tanpamu."

" Aku pun tak ingin pergi, tapi kita tidak bisa bersama karna aku tak ingin membuat Pangeran, sahabatku kecewa."

Ratu diam, ia menangis tersedu saat Raja hendak pergi. Raja kembali dan memeluk Ratu erat, ia mencium kening Ratu kemudian berkata."Aku mencintaimu Ratuku."

Setelahnya ia pergi menyisakan Ratu yang terus memintanya jangan pergi, namun Raja tetap melangkahkan
kakinya.

Suara tepuk tangan terdengar disambut oleh lagu Best part dari Daniel Caesar yang dinyanyikan oleh Bintang dan Jingga. Semua penonton bersorak senang, ada yang begitu menyukai tak banyak juga yang mencibir karna iri akan kedekatan mereka. Para pemain turun dari panggung setelah mengucapkan kata penutup, mereka menuju belakang panggung.

" Bintang, aku seneng banget." Ucap Jingga memeluk pria bertubuh jangkung itu setelah berada di belakang panggung.

Bintang tersenyum, mencium kepala Jingga yang berada di bawah dagunya.
" Aku juga." Balasnya. Jingga mendongak menatap Bintang namun tak melepas pelukannya, ia mengerucutkan bibir kesal." Datar banget kamu."

Bintang tertawa kemudian menyentil dahi Jingga." Imut banget sih."

" Woi. Pacaran mulu lo berdua." Suara Dika membuat keduanya menoleh. Tapi Jingga enggan melepas pelukannya, ia masih betah menggantungkan tangannya di leher Bintang dengan tangan Bintang yang berada di pinggangnya.

" Apaan sih ganggu." Jingga menjawab kesal.

" Aelah, nanti aja mesra-mesraannya, kita foto bareng dulu kuy, ber-enam." timpal Doni.

" Tau lo, nempel mulu kayak cicak." Juna ikut bersuara.

" Gue gak pernah liat Jingga manja sama orang, kecuali sama gue, bokapnya dan Bi Minah." Kali ini ucapan Arini sukses membuat Jingga menatap tajam kearahnya. Apa-apaan Arini, bisa-bisanya dia membongkar kalau sebenarnya Jingga adalah wanita yang manja bila bersama dengan orang yang dia sayang. Kalo enggak galaknya minta ampun.

" Yuk, kita foto." Bintang bersuara. Ia ingin melepas tangan Jingga yang menggantung di lehernya, namun Jingga seolah tak mau, ia semakin mengeratkan pelukannya pada lelaki di depannya ini.

" Ayo, Sayang." Ujar Bintang lembut.

Jingga pasrah, melepas pelukannya walaupun sedikit enggan, ia masih meletakkan tangannya di lengan Bintang, kemudian mereka berjalan mengikuti ke empat orang yang sudah berjalan mendahului mereka.

JinggaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang