38❤ Pesan terakhir

4 1 0
                                    

Memang benar, semua manusia hidup di dunia pasti akan selalu mendapatkan cobaan untuk supaya kita tau, seberapa kuat dan ikhlas dia menjalaninya. Jika mampu, maka naiklah satu tingkat untuk menjalani proses yang seharusnya.

Terhitung tiga minggu sejak operasi sirosis hati yang di jalani Langit, kini ia sudah sembuh total, ia bahkan sudah diperbolehkan pulang hari ini. Di temani Jingga, Bima, ke enam sahabat Bintang yang sekarang sudah menjadi sahabatnya, Mars dan Lina tentunya, yang setia menemani Langit sampai penyakit yang di deritanya selama bertahun-tahun ini sembuh, tak akan kembali lagi.

Semenjak pertama kali membuka mata yang di panggil Langit adalah nama Jingga, mereka jadi semakin dekat, Jingga tak pernah absen menemani Langit, merawat nya bak seorang suster melebihi suster di rumah sakit ini. Awalnya, memposisikan diri sebagai orang yang hanya mencintai sendirian memang sulit bagi Langit, terlebih wanita yang sekarang tengah tersenyum manis di depannya ini sudah mengetahui perasaan Langit padanya sejak awal, di tambah lagi kepergian Bintang yang sudah Langit ketahui sejak kondisinya mulai membaik membuat Langit jadi punya banyak kesempatan untuk merebut hati dan perhatian Jingga dari Bintang yang sekarang sudah berada di alam yang berbeda dengan mereka.

Langit tau, dari dulu ia hanya mencintai satu wanita yang sudah pasti di takdirkan untuknya. Jingga, adalah jawaban dari cinta yang sedang ia perjuangkan sekarang.

Mereka semua sekarang bersahabat, tidak ada usia yang membatasi. Meski begitu, ke tujuh orang itu termasuk Jingga, tidak akan melupakan Bintang mereka yang selalu ada disaat apapun keadaan mereka. Termasuk Rania dan Riana yang baru mengenal Bintang, mereka sudah merasakan baiknya lelaki yang sudah bergelar almarhum itu dari awal pertama berjumpa.

Orang yang tidak ada disana hanya Indra, beliau mungkin sedang sibuk, bolak-balik Jakarta-Solo untuk mengurus perusahaan yang ia pegang sendiri. Maka dari itu, ia tidak bisa sering menjenguk Langit selama ini, karna ada amanah yang harus ia jaga dan lanjutkan sebelum Jingga tau kebenaran tentang semua yang selama ini di rahasiakannya. Tapi, khusus hari ini, Jingga memintanya untuk pulang ke Jakarta, menyambut kepulangan Langit dari rumah sakit, dan untungnya Indra menyetujui permintaan putri yang sangat ia sayangi itu.

"Semua uda siap kan?"

Mereka menoleh dengan wajah sumringah, terutama Jingga yang merasakan ada perasaan baru di hatinya. Sejak Bintang meninggalkannya dengan kenangan dan perasaan yang tak akan pernah hilang, Jingga berusaha bangkit dari rasa kehilangannya. Jingga berusaha mengikuti permintaan terakhir Bintang padanya yang meminta agar Jingga bahagia, tak menghilangkam rasa cinta untuknya tapi juga mencintai orang lain yang sudah ia titipkan hatinya pada orang itu.

Tepat seminggu setelah kesadaran Langit dari masa kritisnya, Rusdi selaku Om dan Dokter yang menangani Bintang membeberkan sebuah kabar bahwa sebelum menghembuskan napas terakhir, ia sempat meminta suara dan pesan terakhirnya untuk Jingga dan yang lainnya di rekam. Rekaman suara itu berisi pernyataan dan juga permintaan yang membuat Jingga lagi-lagi menangis dalam diam, tanpa isakan suara.

Hari ini, kondisi kesehatan Langit mulai membaik, semua kelurga dan teman Langit berkumpul disana termasuk kedua orang tua Bintang.

"Permisi..."

Ucapan tersebut mengalihkan pandangan mereka menuju pintu ruang rawat Langit. Menampilkan dokter Rusdi yang sedang berjalan ke arah bankar Langit dengan senyum penuh ketulusan.

"Bagaimana keadaan kamu, Langit." tanya dokter Rusdi pada Langit.

"Sudah lebih baik, Dok. Terimakasih."

Dokter Rusdi hanya tersenyum menanggapi, ia mengeluarkan ponsel dari saku celananya, menatap pada abang dan kakak iparnya terlebih dahulu kemudian berkata."Ada yang ingin saya sampaikan kepada kalian semua. Terutama untuk Langit dan Jingga."

JinggaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang