Bintang, Arini serta ketiga sahabatnya sedang bersiap-siap menunggu Nayla akan lewat di tempat jebakan mereka. Jam sudah menunjukkan pukul 14.00 wib. Itu artinya lima belas menit yang lalu bel pulang baru saja di bunyikan. Namun, disini masih banyak orang yang lebih ingin menghabiskan waktunya di kelas atau mengobrol dengan temannya di depan kelas mereka.
Bintang mengode ke arah Juna dan Arini saat matanya melihat Nayla beserta kedua temannya berjalan hendak melewati tempat jebakan mereka.
Dengan hitungan tangan 1,2,3 dari Bintang, Nayla dan kedua temannya terpeleset, bersamaan dengan tumpahnya tepung, pecahnya telur, dan air got yang sengaja di bawa Dika dari rumahnya.
Brak
" Sialan! Siapa yang ngerjain gue." Gerutu Nayla dengan tubuhnya yang sudah kotor dan bau abis-abisan.
Alih-alih menjawab, semua orang yang melihat itu justru tertawa puas, terbahak-bahak melihat pemandangan yang jarang sekali mereka lihat selama sekolah di SMA Pelangi.
Kedua teman Nayla pun sama kesalnya, lebih tepatnya malu karna banyak cogan kelas yang melihat mereka dengan tatapan mengejek.
" Nay, Ca. Malu gue sumpah." Gerutu Ika sambil menutupi mukanya dengan kedua tangannya.
" Iya, Ka. Gila, mana ada Dafa lagi disitu." Sahut Caca tak kalah malunya.
Nayla semakin kesal melihat ekspresi kedua temannya pun segera bangkit, ia mengedarkan pandangan namun tak ada yang mencurigakan disini.
" Siapa yang ngerjain gue." Tanyanya agak berteriak.
Semua orang yang melihat itu tertawa, mereka memang melihat Bintang, Arini dan Juna yang ada di balik rencana ini. Namun mereka lebih pro ke Bintang dkk, karna Bintang ketua OSIS dan Jingga juga termasuk orang yang sangat baik.
" Syukurin aja, Nay. Mungkin karma buat lo, jadi lo bisa sadar." Jawab salah satu siswa kelas 12. Nayla mengeram, baru saja ia ingin membalas, suara orang lain sudah mendahuluinya.
" Orang kayak dia mana bisa sadar, taunya sirik doang." Kata salah satu siswi, terlihat dari bet namanya ia bernama Sinta~ Sekretaris OSIS angkatan Bintang.
Nayla makin mengeram, dia ingin membalas namun Tangan Ika dan Caca mengajaknya pergi dari tempat itu.
Bintang, Arini dan Juna yang sedari tadi menahan tawa akhirnya bisa tertawa lepas ketika mereka sudah tak lagi terlihat, Juna segera mengirim pesan ke Doni dan Dika agar menjalankan jebakan yang satu lagi.
" Gila, gak kebayang gue gimana malu nya itu sundel bolong. Hahaha." Ucap Arini keluar dari persembunyian mereka.
" Uda gue videoin untungnya." Sahut Juna tak kalah ketawanya dengan Arini.
Bintang hanya tersenyum puas, mungkin itu adalah salah satu cara agar ia bisa membalas dendam pada Nayla tanpa menyakiti raganya.
" Makasih buat kalian semua atas kerja samanya." Ucap Bintang pada teman-temamnya yang sudah membantu mereka menjalankan rencananya.
" Santai, Bin." Ucap beberapa dari mereka berbarengan. Bintang, Arini dan Juna segera meninggalkan tempat itu menuju tempat jebakan kedua. Mereka memang terbagi menjadi dua kelompok. Kelompok pertama Bintang, Juna dan Arini. Kelompok kedua Dika dan Doni.
Tadi, Bintang dan Juna memasang ember yang berisi tepung, air, dan air got di atas tiang pembatas setiap kelas yang sudah mereka pasang tali, jadi dengan satu tarikan tali, ketiga ember itu sudah jatuh mengenai Nayla dan kedua temannya. Arini menuangkan minyak dan menjatuhkan telur menggunakan sapu, saat mereka lewat dan terjatuh saat itulah Arini menjatuhkan telur disusul oleh ketiga ember yang berada di atas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jingga
Ficção Adolescente"Karna walaupun kamu sudah tak menemaniku lagi, hatiku akan tetap mencintaimu, Bintang Mahendra." ~Alisya Jinggana Renggama~ "Jaga dia, jangan pernah menyakitinya. Hatiku akan tetap hidup bersamanya, bersama seseorang yang aku percaya akan mencintai...