Chapter 14

122 8 1
                                    

Keesokan harinya Ayla masih menjalani hukuman dari sekolah. Skors selama satu minggu. 

"Non Ayla keluar dong, ini masa makanannya dari semalem gak dimakan. Nanti non Ayla sakit loh" kata Bi Surti

"non? non gak papa kan? bibi udah ganti makanannya nih, makan dulu ya" bujuk Bi Surti sambil mengetuk pintu.

Bi Surti khawatir dengan keadaan Ayla, karena dari semalam makanannya utuh, tidak di sentuh sama sekali. Artinya dia tidak makan dari semalem.

"Tuan, maaf non Ayla gak mau makan dari semalem" kata Bi Surti

"Biarin aja!"

"tapi tuan, kasihan non Ayla pasti lapar. Saya takut terjadi apa-apa sama non Ayla di kamarnya, soalnya kamarnya dikunci terus" kata bi Surti

"biarin aja bi! saya gak mau ngurusin dia!" kata Dimas

"tapi tuan-"

"Saya sibuk!! bibi urusin aja anak gak berguna itu!!" bentak Dimas

"iya tuan"

Bi Surti kembali ke kamar Ayla, dan berusaha mengetuk pintunya agar Ayla mau keluar.

"Non, makan dulu yuk biar gak sakit" bujuknya

"Non pasti lapar kan, bibi udah masakin sup kesukaan non. Mumpung masih hangat ini non, dimakan dulu ya" kata bibi seraya membujuk

"Non, bibi takut kalo non sakit. Non gak papa kan di dalem? ayo keluar dulu non, makan biar gak sakit" katanya

Tak ada jawaban apapun.

"Non Ayla? bibi tinggal dulu ya, ini sup nya bibi taruh di meja" kata Bi Surti lalu pergi meninggalkan kamar Ayla.

Di dalam Ayla hanya diam, dia gak tau apa yang harus dia lakukan.

Dia tak ingin keluar dari kamar, meskipun hanya untuk mengambil makanan di depan kamarnya.

Ayla membiarkan kamarnya masih berantakan dari kemarin.

Dia mengambil buku diary nya.

Tuhan? Apa aku tidak bisa bahagia lagi?
Salahku apa? sampai Kau menghukumku seperti ini.
Aku tak sanggup, aku masih membutuhkan kasih sayang orangtua.

Aku rindu bunda.

Kenapa Kau mengambil bundaku?
Apakah benar yang dikatakan Ayah, jika aku ini pembawa sial?

Kenapa aku harus ada kalau aku gak pernah diharapkan? kenapa ayah gak pernah sayang sama aku? kenapa ayah benci banget sama aku?

Kenapa ayah menganggapku pembunuh? aku tidak pernah membunuh siapapun!! Aku juga gak mau bunda meninggal! bunda itu meninggal karena kecelakaan bukan karena aku!

Kenapa ayah jahat sama aku? apa aku seburuk itu dimata ayah?

AYLA BENCI AYAH!!!

Air matanya mengalir deras tanpa diminta. Dia menutup buku diary nya dengan kasar dan langsung melemparnya dengan kesal.

Tiba-tiba handphone nya berdering, tertera nama Safira disana.

Ayla mengangkatnya.

"Ay, lo dimana? jalan yuk"

...

"Ay? lo gak papa kan? kok diem aja sih?"

"gak"

"lo nangis Ay? lo kenapa sih?"

"huh, gue gak papa Fir"

"gue yakin lo habis nangis, lo ada masalah?"

Sahabat jadi cintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang