Chapter 31

118 7 0
                                        

"gimana keadaan lo?" tanya Nando

Arya diam, dia mengalihkan pandangannya dengan bermain handphone.

"Woy! ditanyain juga, malah diem" kata Radit kesal

"lo masih marah soal kemarin?" tanya Ardin

Tak ada jawaban!

"sorry lah Ya, masa persahabatan kita rusak cuma gara-gara itu, pikiran lo kaya anak kecil tau gak!!" bentak Ardin

"Din! sstt sabar dong" kata Nando

Ardin memutar bola matanya malas.

"Arya, kita minta maaf kalo perkataan kita menyinggung lo. Kita juga udah bilang ke bang Faris soal masalah lo, jadi lo gak akan ikut balapan itu. Dan kemungkinan besar, Ardin yang bakal ikut balapan itu. Lo jangan marah lagi ya" kata Radit

Arya masih setia melihat layar handphone nya, tanpa ingin sedikitpun melirik teman-temannya.

"Ya, gue tau lo kemarin berantem sama Devan itu gara-gara dia nyuruh lo keluar dari geng Tapak Harimau kan? please, jangan dengerin dia. Jangan percaya sama omongan dia Ya" kata Nando.

"gue mau istirahat, kalian balik aja" kata Arya sangat dingin, bahkan dia sama sekali tidak menatap teman-temannya.

"Oke, kita balik dulu, semoga lo cepet sembuh" kata Radit.

"lo berubah Ya, gue kecewa sama lo" lirih Ardin lalu keluar dari ruangan itu.

Mereka keluar dari ruangan Arya, menuju taman rumah sakit.

"Din, Ardin!!" panggil Nando

"apalagi?" tanya Ardin kesal

"lo jangan emosian dong, lo ngertiin dikit lah posisi Arya" kata Nando

"kailan gak lihat tadi? kita ngomong panjang lebar, dia malah lihatin hp terus!. Akhirnya apa? kita diusir kan!! dia udah berubah! dia bukan Arya yang gue kenal!!" bentak Ardin

"sstt, jangan teriak-teriak lah, ini rumah sakit tau" kata Radit

"Serah kalian! belain aja Arya!" kata Ardin langsung pergi dari sana.

"Ngapa sih dia, emosian mulu dari kemarin" kata Radit

"tau tuh"

Keesokan harinya Arya sudah bisa masuk ke sekolah, tetapi suasana hatinya masih belum berubah.

Dia masih tidak ingin berbicara dengan teman-temannya untuk beberapa saat ini.

"Arya" panggil Radit

Arya hanya menatapnya sekilas lalu mengalihkan pandangannya ke papan tulis.

"Ya, lo masih marah? lo masih gak mau ngomong sama temen lo ini?" tanya Radit

Arya tetap diam, tidak ada yang tau pasti kenapa dia marah. Mereka hanya berfikir kalau Arya terpengaruh ucapan Devan.

Ya, dan sepertinya Arya memang terpengaruh oleh Devan.

"Marah aja Ya, kita emang salah karena gak ngertiin lo. Harusnya kita tanya dulu apa masalah lo, bukan langsung nyalahin gitu aja. Gue sama yang lain minta maaf ya, gue harap lo bisa maafin. Kita kan udah sahabatan lama Ya, masa lo gak mau maafin kita" kata Nando

Arya tetap saja diam.

"percuma kalian ngomong! ngomong sama dia itu sama aja kaya ngomong sama tembok! gak bakal di jawab!" kata Ardin yang duduk di depan Arya, tanpa sedikitpun menoleh ke belakang.

Nando yang duduk di samping Ardin, langsung memukul lengan Ardin dan menyuruhnya diam.

"Ya, gak usah di dengerin" kata Nando

Sahabat jadi cintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang