2. Teman (친구)

827 100 11
                                    

Taehyung anak yang pendiam dan rajin. Tak heran jika setiap istirahat, dia lebih memilih ke perpustakaan daripada ke kantin. Di kantin terlalu ramai, dan pastinya tidak ada yang menemani Taehyung makan, karena dia belum mengenal siapapun di sekolah barunya karena dia tidak pandai bersosialisasi.

Tiba-tiba ada yang menepuk pundaknya dari belakang.

"Annyeong." Seorang namja itu tersenyum padanya sehingga matanya hanya tampak garis lurus.

Taehyung terkejut dan langsung ketakutan karena wajahnya yang lumayan tajam. Ia yang semula bersender di rak dengan tenang, kini perlahan berdiri dan mundur menjauhi namja itu, "Ja-jangan pukul aku, jebalyoo." Taehyung menutup wajahnya menggunakan kedua lengannya.

Namja itu mengerutkan keningnya. "Pukul? Apa kau ingin aku benar memukulmu?" Kata namja dengan nada bicara bercanda. Kini ia merangkul pundak Taehyung dan mengajaknya duduk. "Kau tidak ke kantin?"

Taehyung tidak menjawab, ia membeku sebentar. Apa ini sebuah mimpi karena dia diajak berbicara hal yang tak penting oleh teman sekolahnya. Jika ini mimpi tolong cepat bangunkan Taehyung, agar dia tidak kecewa. Tidak! Sayangnya ini nyata.

"Kenapa kau diam saja? Namamu Kim Taehyung, kan? Dari SMA Sekang?"

Taehyung hanya mengangguk ragu tak percaya ada yang mengajaknya berbicara dengan sikap sopan.

"Aku, Park Jimin."

Setelah mendengar Park Jimin memperkenalkan dirinya, dada Taehyung terasa sesak, karena teringat nama marga Jimin sama dengan marga Park Chanyeol, teman sekelasnya yang dulu sering membully-nya saat masih di SMA Sekang.

"Hey hey, kenapa kau melamun. Apa kau punya kenangan buruk di sekolah lamamu?"

Ingin sekali Taehyung menganggukkan kepalanya, tetapi ia tidak ingin teman di sekolah barunya ini tahu masa lalunya yang mengenaskan.

"A-apa ka-kau ma-mauu, menjadi temanku?"

Jimin mengerutkan keningnya, Taehyung berbicara seperti orang yang sedang ketakutan.

"Teman di kelas kita tidak ada yang pendiam sepertimu, aku tidak suka teman yang berisik dan keributan. Geurae, kita teman!" Kata Jimin berteriak yang langsung mendapat lirikan tajam dari siswa yang terganggu kegiatan membacanya. "Kau tidak usah ragu lagi jika berbicara padaku, bicaralah yang lancar."

Dalam hati Taehyung sangat senang, akhirnya ia bisa mendapatkan teman yang baik, walaupun belum sepenuhnya ia percaya. Tapi ia meyakinkan jika Jimin adalah orang yang baik.

"Kajja, kita ke kantin."

"Ka-kantin? Tapi aku belum pernah ke kantin selama bersekolah."

"Ne!!" Jimin terkejut setengah mati dan langsung mendapat lirikan tajam lagi dari siswa lainnya..

"Hya Park Jimin, kenapa kau ke perpustakaan, berisik! Bukankah kamu gila. Membaca apapun tidak akan bisa masuk di otakmu." Tiba-tiba salah seorang siswa yang sedang membaca membentak Jimin.

"Tidak biasanya kamu ke perpustakaan." Sambung lainnya.

"Kalian tak mengaca? Nama siapa yang di kolom teratas di papan ujian matematika bulan lalu? Jelas terpampang nama Park Jimin! Park Jimin!" Sombong Park Jimin sambil menunjuk-nunjuk dirinya.

"Hanya matematika, ingat jangan sombong! Min Yoongi selalu diperingkat 1 pararel."

Kini Jimin menggulungkan lengan bajunya dan merenggangakan otot-ototnya bersiap menghajar siswa yang mengejeknya tadi. Tetapi ia ditahan oleh Taehyung.

LIGHTS✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang