Tapi belum selesai ia menulis, ada yang memanggilnya.
"Neo mwohanya?" (Kamu sedang apa)
Taehyung langsung menoleh dengan cepat, pulpen dan sticky note yang ia pegang pun jatuh saking terkejutnya, "Heol!" Taehyung terkejut setengah mati, ia mundur beberapa langkah hingga badannya menempel pada pintu di belakangnya.
Jantung Taehyung berdegup tak beraturan. Ia tak berpikir akan tertangkap basah seperti ini.
"Ka-kamu, ke-kenapa bisa di sini?!!"So Hyun mengerutkan keningnya lalu tertawa kecil. Sebenarnya di sini yang bodoh siapa, "Kau bertanya kenapa aku bisa di sini? Bukankah ini rumahku?"
Bodoh! Saking gugupnya, kemana perginya Taehyung yang cerdas, kenapa dia harus bertanya yang jawabannya sudah jelas-jelas diketahui.
"Kau kenapa di sini?" Dalam hati So Hyun tertawa karena wajah bodoh Taehyung yang sedang gugup, ia lalu melirik ke arah meja, dimana Taehyung meletakkan buah dan bunganya tadi.
Taehyung lalu membuang muka karena tidak berani menatap So Hyun, ia memejamkan matanya dan merutuki kebodohannya, "I-igo, untuk S-Seokjin hyeong dari appa."
"Dari Sungjoo ahjussi, ya? Tapi kenapa ada bunga mawar?" So Hyun perlahan mendekati Taehyung.
"Ha-hajima! Jangan mendekat, bunga itu..... Molla!" Taehyung menundukkan wajahnya, ingin sekali ia pergi atau ada lubang di bawahnya agar lenyap dari hadapan So Hyun sekarang juga.
Sungguh, hari ini jantung Taehyung lelah bersenam, selain bertemu Namjoon di toko bunga tadi, sekarang harus tertangkap basah oleh So Hyun. Ia melangkahkan kakinya tergesa-gesa hendak pergi. Namun saat tubuhnya melewati So Hyun, tangannya dicekal oleh So Hyun.
Tolong! Taehyung hampir mati tidak bernapas!
"Apa pundakmu sudah sembuh?"
Tolong Taehyung! Pertanyaan apa ini? Jika ini mimpi, bangunkan Taehyung agar tidak kecewa nantinya.
"P-pundakku? N-ne, sudah sembuh. K-kalo tidak ada yang dipertanyakan lagi aku p-pulang dulu."
Taehyung maju dua langkah.
"Chamkanman!"
What? Tolong, Taehyung butuh pertolongan agar segera pergi dari sini.
"Gomawo sudah datang. Kau tidak ingin menanyakan sesuatu padaku?"
Kini Taehyung perlahan membalikkan badannya dengan kepala tertunduk.
"Jika kau sedang berbicara, lihat lawan bicaramu, jangan menunduk."
Taehyung kini memberanikan diri menatap So Hyun. Rambutnya basah karena keringat. Telinganya merah.
Rambut So Hyun yang diurai membuat wajahnya bersinar di mata Taehyung walupun pakaiannya khas perempuan tomboy.
Taehyung menunjuk dahi So Hyun, "Da-dahimu?"
"Eung? Gwaenchanha, hanya luka sedikit."
Taehyung hanya ber-oh saja, "A-aku harus pulang, ada yang harus kukerjakan."
"Apa hoodie-nya sampai ke tanganmu?"
"Hoodie? Ne."
"Mianhae, aku tidak bisa memberikan padamu langsung, aku menitipkannya pada Na Jaemin."
"A-aniya, gwaenchanha."
"Apa kau tidak ingin mau masuk dulu?"
"Mwo?" Mata Taehyung terbelalak, "Aniya, ak-aku harus pergi!" Kata Taehyung sembari berlari keluar dari halaman rumah So Hyun agar So Hyun tidak bertanya lagi yang malah membuat jantungnya lelah bersenam.
KAMU SEDANG MEMBACA
LIGHTS✔
Romance[COMPLETED] Bagaimana jika pembullyan-penindasan masih terus terjadi? Apa bisa berujung pada percintaaan? Atau malah menghalanginya? Kim Taehyung, seorang anak yang pendiam dan sering dibully-ditindas oleh teman sekelasnya. Siapa sangka, dia malah m...