8. Masa Lalu

530 83 17
                                    

Saat bel pulang, Jungkook langsung memasukkan bukunya dan keluar kelas tanpa basa-basi dengan So Hyun maupun Jaemin. Begitu juga So Hyun yang tidak menoleh ke arah Jungkook sedikitpun walaupun bangku mereka berjejer.

Jaemin yang melihat Jungkook dan So Hyun yang tidak akur seperti ini, ikut merasakan canggung juga kaku. Ia bingung antara menemani Jungkook atau So Hyun, karena mereka adalah sahabatnya. Tapi sebaiknya Jaemin menemani So Hyun terlebih dahulu karena selain dia perempuan, So Hyun yang rapuh di sini karena hinaan Jungkook.

So Hyun menyambar tasnya dan langsung keluar meninggalkan Jaemin.

"So Hyun! Eodiga?"

So Hyun tidak menjawab dan terus berjalan. Melihat itu Jaemin juga menyambar tasnya dan menyusul So Hyun.

Ternyata So Hyun pergi ke rooftop. "Hya So Hyun, apa kau ingin bunuh diri." Teriak Jaemin.

"Haaaaaaa!!!" Tiba-tiba So Hyun berteriak sembari menangis. 

Melihat itu Jaemin langsung menutup telinganya, "Arkhh, sepertinya gendang telingaku pecah."

"Kau ke sini hanya merusak suasana, sebaiknya kau pergi." Kata So Hyun dengan suara paraunya.

Jaemin terdiam, sebaiknya ia membiarkan So Hyun menangis saja. Jaemin tidak pandai menghibur, ia takut perkataannya nanti malah menyakiti atau mengganggu So Hyun.

"Apa arti hidup ini?"

Jaemin mendengus kesal, apa So Hyun tidak bisa berpikir, "Tentu saja arti hidup ini ya untuk kita hidup, seperti makan, tidur, mencari pasangan, dan-"

"Hya Jaemin! Kalau kau tidak bisa diam, lebih baik pergi."

Oke Jaemin, seperti dugaanmu, kau salah lagi. Lebih baik kau diam, karena diam itu emas.

"Picik!" Kini So Hyun berjongkok dan menutup wajahnya menggunakan kedua telapak tangannya, tangisannya lebih keras dari tadi.

"So Hyun-ah, lebih baik kau berbaikan dengan Jungkook."

So Hyun menjeda tangisannya, kini ia berdiri dan menatap Jaemin tajam, "Mwo? Berbaikan? Kau picik? Dia menghinaku di depan banyak orang."

"Arayo."

"Lalu kenapa? Kau takut aku tidak sekolah lagi. Geurae, itu lebih baik daripada setiap hari melihat Jungkook si brengsek itu!"

"Ta-tapi bukan itu maksudku, ini sudah tahun ketiga So Hyun, sebentar lagi kita lulus."

"Aku akan kerja paruh waktu agar aku bisa sekolah dengan uangku sendiri."

"Ta-tapi bagaimana jika Seokjin hyeong tahu masalah ini?"

"Biar! Aku ingin tahu, dia membelaku atau malah memarahiku. Padahal Jungkook yang mengejek ekonomi keluargaku dan itu sama saja dia mengejek keluargaku."

"Aku bisa membiayai sekolahmu sampai lulus, toh juga tidak lama lagi."

"Aku tidak mau banyak hutang."

"Kau tidak usah mengembalikannya."

"Kenapa kau begitu antusias membantuku?"

"Karena aku ingin menolongmu, kita sudah seperti saudara."

"Cih,, Hentikan omong kosongmu, Na Jaemin."

Jaemin menghela napas kasar, "Terserahlah apa katamu So Hyun, aku turun dulu menyusul Jungkook, daah."

"Jungkook?"

"Eung, kalian sahabatku, mana mungkin aku meninggalkan kalian. Karena aku sudah menemanimu, jadi aku akan menemani Jungkook."

LIGHTS✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang