18. Khawatir (걱정)

477 78 16
                                    

~Eomma, Seokjin Oppa, neomu saranghae~

So Hyun lalu menjatuhkan diri.

"So Hyun!"

Hap!!!

"Hya! Neo micheosseo?!" Paniknya.

"Neo mwohanya?!! Lepaskan aku!!"

"Hya cewek tomboy! Kau memang gila! Apa kau ingin mengakhiri hidupmu saat umurmu masih muda?"

So Hyun menangis. Ia melihat ke bawah, air Sungai Han seperti sudah siap melahapnya. Kepalanya terasa pusing karena terus-terusan melihat ke bawah, dan tenaganya sedikit demi sedikit terkuras karena tubuhnya menggantung.

Tapi mengapa dua laki-laki ini datang dan malah menarik tangannya.

"So Hyun, ayo kita akan menarikmu, kau berusaha naik, ya?"

So Hyun masih melihat ke bawah lagi. MENANGIS.

"So Hyun jangan lihat ke bawah, nanti kau pusing!"

"Hya a-aku sudah tidak kuat lagi, lepaskan saja aku!"

Taehyung dan Jimin tidak menghiraukannya dan berusaha menarik So Hyun yang mungkin pikirannya sudah tidak waras lagi.

"Lepaskan aku!"

"Shireoyo!" Teriak Taehyung yang masih berusaha menarik So Hyun yang diambang kematian ini dengan napas tersenggal-senggal.

Bruk!!

So Hyun berhasil ditarik oleh Taehyung dan Jimin hingga mereka terjatuh.

"So Hyun, ironaa!" Taehyung memangku So Hyun dan menepuk pipinya.

Ya, So Hyun pingsan.

"Jimin, eottokhae?"

Jimin menggaruk-garuk kepala belakangnya yang tidak gatal,
"Molla, tinggalkan saja dia di sini, atau lebih baik diterjunkan lagi ke Sungai Han."

"Hya! Jangan bercanda!"

"Kenapa kau sepanik itu?" Jimin menghembuskan napas kesal. Jika saja tadi yang mengemudikan mobil Taehyung adalah dirinya, ia tidak akan berhenti sia-sia hanya untuk menolong Kim So Hyun yang sudah gila ini.

"Kajja lebih baik bawa ke mobil dulu lalu kerumah sakit atau bawa ke psikiater saja." Jimin berjongkok dan bersiap menggendong tubuh So Hyun.

Jimin mengangkat tubuh So Hyun sendirian ke mobil, karena tangan Taehyung belum diperbolehkan untuk mengankat beban yang berat, apalagi tangan kanan.

Jimin menaruh So Hyun di kursi penumpang belakang. Jimin dan Taehyung juga segera masuk ke mobil.

"Lalu? Mau bawa kemana? Rumah sakit? Psikiater?"

Taehyung berpikir sejenak, "Kau tahu rumahnya, kan?"

Jimin tertawa hambar, "Aniyo, jinjja mollayo." (Tidak, sungguh tidak tahu)

LIGHTS✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang