Taehyung turun dari mobilnya di depan gerbang sekolahnya. Hari ini Taehyung diantar oleh sopirnya karena tubuhnya masih lemas dipukuli Jungkook kemarin.
Ia tidak yakin bisa mengendarai mobil sendirian. Tidak lupa Taehyung menggunakan maskernya lagi untuk menutupi lukanya yang masih membekas itu. Saat di lantai satu, Taehyung melirik ke bawah, tepatnya ke parkiran mobil khusus untuk para murid dan mencari keberadaan mobil Jimin, "Sepertinya Jimin belum berangkat," gumam Taehyung. Ia hendak naik lagi ke tangga menuju ke kelasnya, tapi tiba-tiba jalannya diiringi oleh So Hyun.
"Heol!" Taehyung terkejut dan langsung membekap mulutnya. Masih pagi tapi keringat sudah mulai membasahi dahinya. Taehyung berhenti berjalan agar So Hyun tidak mengirinya berjalan. Ia membiarkan So Hyun jalan duluan, sungguh sekarang Taehyung sangat takut, apalagi Jimin yang biasanya melindunginya belum datang.
"Kenapa berhenti?"
Hah? So Hyun sedang berbicara pada Kim Taehyung?
Taehyung tidak menjawab, ia memilih menundukkan kepalanya, takut melihat wajah So Hyun.
"Eung? Kau pakai masker? Hanya untuk menutupi lukamu?" Remeh So Hyun. So Hyun mendekat hendak membuka masker Taehyung.
Sontak itu membuat Taehyung mundur. "Ha-hajima, ja-jangan dibuka."
Karena penasaran luka Taehyung, So Hyun langsung menarik masker Taehyung dan kini terlihat ada beberapa bekas pukulan Jungkook di pipinya yang masih membiru.
"Neo-neo gwaenchanha?" So Hyun hendak memegang luka Taehyung tetapi dengan sigap Taehyung memegang tangan So Hyun.
Kini keduanya membeku. Taehyung yang menyadari itu langsung melepaskan pegangannya itu.
"M-mian." Walaupun tidak berlarian, baju Taehyung kini mulai basah karena keringat."Bodoh sekali, kenapa kau menanyakan kabarnya." Batin So Hyun merutuki kebodohannya.
"Sebaiknya jangan memakai masker, agar lukamu cepat kering terkena angin." Nasihat So Hyun walaupun dengan nada agak memarahinya.
Taehyung hanya menelan salivanya, ia takut dengan nada bicara So Hyun yang tinggi. Saat So Hyun hendak menaiki tangga lagi, Taehyung memanggilnya.
"Kim So Hyun." Sontak membuat So Hyun langsung membalikkan badannya heran.
"Wae?"
"Emm, chamkanman." Taehyung mengeluarkan sesuatu dari dalam tasnya.
"I-igo." Tangan Taehyung gemetar.
Mata So Hyun membelalak sempurna, "I-ige mwoya?" Nada So Hyun merendah.
"M-mianhae, karena kemarin tidak sengaja menyenggolmu, a-ku merasa bersalah, ja-jadi aku membelikanmu ponsel sebagai gantinya yang jatuh."
Taehyung menyodorkan tapi So Hyun tidak segera menerimanya.
"Ke-kenapa? Ka-kau tak suka? Ah mianhae, a-ku tidak tahu merk ponselmu yang terjatuh, apa lebih mahal dari ini? Kalau begitu a-"
"Aku tidak bisa menerimanya."
"Eung? W-waeyo?" Taehyung khawatir So Hyun benar-benar tidak menerimanya.
"Ponsel itu jauh lebih mahal dari ponselku."
"Ta-tapi mohon diterima agar aku tidak merasa bersalah, ah igo, untuk Jeon Jungkook. Mianhae sekali lagi." Taehyung langsung menyodorkan dua kotak ponsel itu pada So Hyun dan langsung meninggalkan So Hyun yang masih membeku.
"Huftt.." Taehyung bernapas lega karena tidak bertemu Jungkook lagi, sungguh ia takut jika So Hyun kelamaan menerima ponselnya itu, Jungkook akan segera datang dan memukulinya lagi. Apalagi tangannya yang kelihatab jika gemetar.
KAMU SEDANG MEMBACA
LIGHTS✔
Romance[COMPLETED] Bagaimana jika pembullyan-penindasan masih terus terjadi? Apa bisa berujung pada percintaaan? Atau malah menghalanginya? Kim Taehyung, seorang anak yang pendiam dan sering dibully-ditindas oleh teman sekelasnya. Siapa sangka, dia malah m...