4• OH SHIT UP! - Perhatian Zidan

431 37 0
                                    

PERHATIAN ZIDAN

Tania menatap takjub ke arah Zidan yang tengah berpidato di depan semua calon kelas sepuluh. Zidan terlihat gagah menggunakan jas sekolahnya. sangat cocok di tubuh itu. Uh, Tania ingin sekali memeluk cowok itu.

Sampai pidato itu usai, akhirnya semua calon siswa SMA Gadhi di bubarkan untuk beristirhat sejenak.

"beli minum yuk, Tan."

Tania menoleh ke arah Putri yang mengajaknya membeli minum. Sedangkan Sisi, hanya sibuk dengan handpone nya. Sisi adalah Maniak group K-Pop. Jadi ia tidak akan lepas dari handphone nya untuk terus mantengin bias-biasnya itu.

"Ah, enggak deh. Aku tunggu Zidan aja bawa kesini." Bukan karena manja. Ini demi kedamaian bersama. Zidan terlalu mengekang Tania agar tidak terlalu berada di keramaian. Tadi saja tatapan Zidan tidak lepas dari Tania. Dan jika Tania pergi ke kantin, maka Zidan akan marah besar.

Dan Tania pun, merasa biasa-biasa saja jika di kekang karena itu bentuk sayang Zidan padanya.

"uuuhhh... Kakak yang baik hati!" pekik Putri merasa iri.

Sampai akhirnya, Zidan datang membawa tumblr berisi air putih yang di bawanya dari rumah. Tania menatap seseorang di belakang tubuh Zidan. Seorang perempuan.

"Besok lagi, kamu bawa minum yah. Biar gak usah nunggu aku. Ngerti?"

Tania mengangguk. Ia tidak pernah protes dengan perintah perintah dari Zidan.

"Hai, Tania?"

Cewek yang berada di belakang Zidan kini bergeser untuk memberi salam perkenalan ke arah Tania. Sedangkan gadis imut itu hanya menatap tangan itu lalu melirik Zidan.

"Gak mau." lirih Tania.

Zidan menghela nafasnya. Trauma Tania akan tidak mau menyentuh orang yang tidak dikenal, seolah tidak pernah hilang. Akibat dari masalalu yang membuat Tania susah berdekatan dengan orang orang sekitar.

Cewek itu tersenyum canggung, "gak papa, Zidan. Kenalin, gue Sari. Wakil ketua osis di sekolah ini. Salam kenal yah, Tania." ucap Sari dengan senyum manisnya.

Sedangkan Putri dan Sisi hanya mendumel, merasa Sari hanya cari muka di depan seorang Zidan Natariksa.

Tania hanya mengangguk dan tersenyum kaku tanda membalas salam kakak kelasnya.

"yaudah, aku pergi dulu yah. Kalo mau makan telepon aja Aku," ucap Zidan sembari mengacak surai rambut milik Tania.

"Iya, nanti aku chat kamu."

•...•

Setelah semuanya usai. Tania dengan setia menunggu Zidan keluar dari ruang osis. Lelaki itu begitu sibuk dengan kegiatannya, Tania merasa tidak enak kalau menelponnya.

Terlihat, seorang lelaki yang jasnya sudah hilang entah kemana berlari kearah Tania. Gadis itu tersenyum dan langsung memeluk Zidan yang terlihat semakin tampan.

"Cape?" tanya Zidan.

"Enggak kalau udah liat kamu mah," ucap Tania di akhiri kekehan.

Zidan merasa gemas, langsung mencium pipi Tania dengan keras sampai gadis itu berteriak ingin di lepaskan.

Akhirnya mereka masuk ke mobil. Zidan membawa Tania untuk duduk di atasnya. Gadis nya memang menggemaskan dengan tubuh mungil dan pipi chuby nya.

"Aku pengen di cium." seru Tania manja.

Zidan terkekeh, ia segera mencium bibir  mungil Tania begitu lembut. Namun perlahan lahan lumatan itu menjadi lebih keras dan di selingi lenguhan dari Tania.

Zidan menurunkan bibirnya ke leher jenjang milik Tania. Ia mencium leher itu dengan mengecup, menjilat serta mengigit pelan, membuat Tania tidak kuat untuk tidak melenguh panjang.

"Udahh.. Zid.. Han.."

Zidan menjauhkan bibirnya di pusat Leher yang kini telah memerah. Ia kembali mengecup bibir Tania dan segera membersihkan saliva di sekitar bibir gadis itu.

"Kamu gak dekat-dekat sama cowok kan?" tanya Zidan.

Tania menatap Zidan jengah, "Mana aku berani sih. Kan udah ada kamu."

Zidan mengangguk anggukan kepalanya, "Tapi kayaknya tadi ada yang coba buat salaman yah. Kirain kamu." sindir Zidan.

Tania langsung gugup, "Dia... Dia kan cuman pengen kenalan. Lagian yang nanggepin bukan aku. Tapi Putri sama Lala. Beneran deh." seloroh Tania begitu ketakutan jika Zidan bakal marah.

Zidan kembali terkekeh, "iya tadi aku liat kok. Udah ah, turun. Kita pulang."

Mobil pun berjalan meninggalkan parkiran sekolah. Mereka tidak tahu, jika seseorang tengah menatap interaksi keduanya begitu intens.

"Gue gak yakin mereka adik kakak. Mana ada adik kakak ciuman!" desis Wanita itu dengan wajah kesal.

"Lo mau apain tuh anak?" tanya teman di sebelahnya.

"Kita tunggu tanggal mainnya aja."

-

Neeexxxttt???

Tania Jolie(SELESAI) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang