-Cowok berantakan.
Sari menatap Zidan yang tertidur pulas disampingnya. Gadis itu mendekat, membawa kepalanya ke atas dada bidang Zidan.Mereka sudah beberapa kali melakukan hubungan terlarang itu. Bukan karena Zidan yang meminta tapi Sari lah yang meminta itu semua meski harus merenggut keperawanan nya.
Hanya saja, wanita itu harus berberat hati karena Zidan tidak mau berkomitmen. Mereka melakukannya hanya karena ingin. Namun Sari tidak akan menyerah. Suatu saat nanti Sari akan mendapatkan hatinya Zidan juga. Pasti.
Zidan menggerakan badannya, "apa aku menganggumu?" tanya Sari seraya menjauhkan dadanya dan menatap wajah tampan Zidan.
Zidan menggeleng. Ia membuka matanya perlahan dan langsung menatap Sari yang tersenyum.
"Jam berapa sekarang?" tanya Zidan serak.
"masih jam 5."
Zidan menyibakan selimut nya lalu mencari celana dalamnya. Sedangkan Sari masih menatap Zidan penuh damba.
"Mau mandi?" tanya Sari. Zidan hanya mengangguk dan berlalu ke kamar mandi.
Beberapa menit kemudian, Zidan keluar dengan tubuh yang sudah segar. Ia menghampiri Sari yang masih tertidur dengan tubuh polosnya yang di tutupi selimut.
Ia mencium Sari dengan rakus dan Sari menerima itu dengan lapang dada. Zidan menyudahi ciumannya, ia menatap Sari lekat.
"Jangan sampe kedenger Tania."
Sari mengangguk mengerti. Jika sekali saja wanita itu menyinggung Tania maka harapan untuk semakin dekat dengan Zidan musnah.
•...•
"Alhamdulillah, akhirnya hari ini hari terakhir MOS. Gue udah cape di suruh ini itu sama senior. Bakalan bebas kali ini." seru Putri begitu bergembira.
Sedangkan Lala mendengus tanpa merespon seruan Putri. Ia sibuk dengan hapenya.
Tania tersenyum, ia juga senang akhirnya MOS akan berakhir. Ia sudah lelah, bahkan kini wajahnya sudah pias.
Ini akibat dirinya yang prematur, gampang sekali sakit. Hanya saja Tania sudah bertekad bahwa ia harus kuat. Ia bukan anak kecil lagi.
duk!
"Anjir!"
Tania dan teman temannya menoleh, melihat siapa yang berkata kasar.
Seorang lelaki urakan berkacak pinggang menatap sampah yang berserakan dari tempatnya. Namun dengan tampang bengal nya lelaki itu pergi.
"Hei! Bersihin dulu sampahnya!" teriak Tania.
Lelaki itu yang merasa tersinggung langsung berhenti dan menatap gadis pucat yang tengah duduk bertiga dengan temannya.
"Gue gak salah."
"Terus? Yakali tong sampah itu ngulurin kakinya buat nyandungin kamu!"
Lelaki itu berdecak dan menghampiri tong sampah. Ia mulai mengambil sampah sampah yang berserakan.
"Puas?" tanya nya sarkatis.
"Sangat!" seru Tania seraya tersenyum manis.
Lelaki itu terdiam menatap senyum Tania yang indah. Lalu ia cepat cepat menggeleng dan segera pergi meninggalkan ketiga gadis itu.
Tania tersenyum melihat cowo itu. Ia seperti melihat Zidan versi berantakan. Sama sama suka emosian.
"eh, senyum senyum. Suka ya lo?" seru Putri. Putri juga melihat jika lelaki tadi tampan. Tapi lebih tampan Zidan kemana mana sih.
"emang kenapa? Cuman senyum doang."
"nanti kalo Kak Zidan tau gimana?" tanya Putri karena ia tahu kalau Zidan begitu protektif pada Tania.
"biarin. Mumpung gak ada orangnya," cengenges Tania.
"Siapa? "
Tania mematung. Ia tahu suara siapa itu. Perlahan ia melarikan kepalanya ke kanan dan terlihat Zidan tengah menatapnya datar.
"Eh, kak Zidan hehee.."
Sedangkan Putri dan Lala menggelengkan kepalanya kompak ke arah Tania dan seolah berkata, 'lo mati, tan'
KAMU SEDANG MEMBACA
Tania Jolie(SELESAI)
Fiksi RemajaBagusnya, follow sebelum membaca... Tania kira, semua yang ada di diri Zidan sudah ia ketahui dari luar maupun dalam. Namun semuanya salah ketika zidan tiba tiba menghilang dan Tania dibawa ke singapura oleh ayahnya. "jangan pergi lagi, jangan zid...