3 tahun kemudian...
Zidan begitu terburu-buru membereskan berkas-berkas dimejanya karena ingin segera pulang untuk menemui Tania yang sedang ada dirumahnya bersama sang mami.
Dani, selaku teman kantor sekaligus asisten Zidan hanya menggelengkan kepalanya seraya terkekeh. Dani yang sudah tahu riwayat percintaan Zidan dan Tania hanya bisa mengacungkan jempolnya dengan bangga. Mereka menjalankan hubungan dengan luka-liku yang ekstrime. Dani hanya bisa mendoakan agar mereka tetap bersama selamanya. Dani juga menyukai Tania yang baik dan baik. Pokoknya Tania sangat lah baik kepada siapapun.
"Lo beneran langsung pulang, bos? Kagak ngelayap dulu?" pancing Dani seraya melihat Zidan memakai jasnya.
Zidan menggeleng, "Gak. Calon istri gue nungguin dirumah."
"Gayanya calon istri. Emang udah ngelamar?"
Zidan terkekeh, "Gak ada lamar-lamaran. Langsung nikah. Gue udah tahu luar dalam."
"Apeni luar dalam?"
Zidan tersenyum tengil sedangkan Dani menatapnya tidak percaya. Wah, wah, otak Zidan mulai kotor. "Tenang ngapa, bos. Calon istri lo gak bakalan kenapa-kenapa."
"Justru itu! Gue yang kenapa-kenapa!"
"Hah?" Dani melihat Zidan tidak kenapa-kenapa.
"Gue rindu berat. Udah gak bisa ditanggung. Dah ya, gue pergi. Selesain kerjaan gue!"
Dani berdecih lalu pergi juga keluar ruangan bersama Zidan. Mereka berbeda arah karena Dani masih belum selesai dengan kerjaannya.
Zidan dengan semangat empat lima masuk kedalam mobil yang sudah ada supirnya. Tara tidak pernah mengijinkan Zidan untuk kembali menggunakan mobil. Bapak anak dua itu terlihat trauma dengan apa yang mereka hadapi kemarin-kemarin. Zidan hanya pasrah walaupun ia suka menolak karena menggunakan supir agar ribet. Ia seperti punya bodyguard.
Setelah sampai gerbang, Zidan buru-buru masuk kerumah dan mendapati Tania dan Maminya yang sibuk memilah album.
"Hem... Gak ajak-ajak nih."
Tania menoleh cepat lalu tersenyum sumringah. Ia berdiri dan segera memeluk lelaki yang ia cintai. Apalagi dengan Zidan yang memakai jas seperti ini, membuat Tania semakin jatuh cinta.
"Lagi apa?"
"Lagi liat-liat foto gaun pengantin, terus besok mau ke butik. Kamu mau ikut?"
Senyum Zidan menyurut, ia merasa bersalah karena tidak bisa mengikuti Tania. "Kerjaan aku banyak. Papi udah gak mau ngurusin lagi."
Tania tersenyum maklum. Tara sudah resmi pensiun meskipun sesekali mengecek kantornya. Tara menyerahkan perusahaannya kepada anak dan menantunya. Tara selalu percaya kepada anak-anaknya.
"Gak papa, sayang. Kan ada mami sama Bunda."
"Iya, ih. Mami kan masih ada. Kamu tenang aja. Mami bakal nyari gaun terbaik." rusuh Yola dengan raut yang begitu bahagia.
Tania dan Zidan terkekeh. Ia mengusap bahu Tania dengan lembut. "Aku kekamar dulu."
Tania memgangguk dan kembali duduk disamping Yola yang masih sibuk melihat-lihat foto gaun pengantin.
Sampai akhirnya, titik dimana Zidan dan Tania akan melakukan upacara pernikahan yang akan diselenggarakan dua minggu lagi. Kenapa Zidan begitu bersemangat, karena Zidan tahu mereka akan dipisahkan selama seminggu. Lebih tepatnya dipingit. Enggak seminggu juga sih, cuman Zidan juga memiliki kesibukan pun begitu dengan Tania. Jadi waktu yang mereka miliki sangat terbatas.
Tania naik keatas menuju kamar Zidan. Kamar Zidan selalu rapih dengan nuansa abu dan putih. Harumnyapun khas sekali dengam Zidan.
Tara memutuskan untuk pulang keindonesia dan kembali ke bandung dimana ia memulai merintis karirnya. Tara ada dibandung sekarang ini sedangkan Yola ada dijakarta bersama anak bungsunya untuk menemani Zidan.
Tania menoleh kearah kamar mandi yang masih berisik khas orang mandi. Gadis itu menidurkan dirinya dikasur empuk dengan mata yang mulai memberat.
Dikala matanya mulai terpejam, sesuatu menyentuh pipinya. Rasanya dingin dan basah. Tania membuka matanya dan mendapati Zidan yang tersenyum lembut. Rambut lelaki itu basah membuat wajah Tania ikut kebasahan.
Cup.
Zidan mengecup kembali pipi Tania.
"Basah, Zidan. Sini aku keringin."
Tania akan bangun namun lelaki itu menahannya. Ia kembali mengecup pipi Tania. Malah seluruh wajahnya ikutan dicium. Tania tertawa akibat geli.
"Udah, Zidan. Geli. Basah juga!"
Zidan terkekeh. Ia suka melihat Tania tertawa karenanya. Tania terlihat lebih manis, cantik dan sangat cantik. Dimata Zidan Tania adalah gadis yang sempurna. Tidak ada yang menandingi Tania.
"Kangen kamu." lirih Zidan.
"Iya, aku juga."
Zidan memeluk Tania dengan sayang. Pun begitu dengan Tania. Hal seperti ini adalah kenyamanan mereka. Cukup dengan berpelukan keduanya melepaskan rasa rindu.
"Ternyata aku kuat."
"Kuat?"
"Aku kuat buat enggak nyentuh kamu lebih jauh. Tapi, malah merusak orang lain."
Tania mengusap rambut Zidan yang basah. "Itu cuman masalalu, Zidan. Jangan diingat lagi tapi jangan pernah lupain karena itu buat pelajaran kamu. Juga, makasih karena kamu ngejaga aku."
Zidan mengangguk. Benar, semuanya hanya masalalu. Sekarang ini ia akan menjalankan masa depannya bersama Tania.
"Tania, Zidan cinta Tania."
"Iya tau, Zidan."
Zidan tersenyum gemas. Ia mengecup bibir Tania dan mulai melumatnya. Bibir Tania tidak pernah mengecewakan. Selalu manis dan lembut sedari dulu. Nafas mereka pendek-pendek karena mulai kehabisan oksigen.
Tania menjauhkan wajahnya dan langsung memeluk Zidan. Meskipun ini bukan pertama kalinya, bahkan kesekian, Tania selalu malu setelahnya. Tania juga pernah meminta lebih dulu dan pada akhirnya ia malu sendiri.
"Pengen dicepetin nikahnya."
Tania tertawa gemas mendengar penuturan Zidan yang tidak sabaran. Tania bahagia. Sangat bahagia. Akhirnya, mereka akan benar-benar bersatu dengan janji suci yang akan mereka ucapkan kali ini.
Tania masih tidak menyangka bahwa dirinya dan Zidan bisa sampai ketitik ini. Bukan hal mudan melaluinya. Bahkan Tania hampir menyerah dengan hubungan ini.
Sekarang, Tania akan menjadi wanita milik Zidan seuntuhnya. Dan Zidanpun milik dirinya. Tania akan siap dengan masa depannya bersama Zidan asalkan lelaki itu selalu bersamanya.
S e l e s a i.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tania Jolie(SELESAI)
Ficção AdolescenteBagusnya, follow sebelum membaca... Tania kira, semua yang ada di diri Zidan sudah ia ketahui dari luar maupun dalam. Namun semuanya salah ketika zidan tiba tiba menghilang dan Tania dibawa ke singapura oleh ayahnya. "jangan pergi lagi, jangan zid...