5• OH SHIT UP! - Dicampakan

419 28 0
                                    

-Dicampakan

Lelaki berumur 35 tahun mengendap endap memasuki ruangan milik putri kecilnya. Ia menyembulkan kepalanya di pintu dan melihat putrinya tengah sibuk bermain laptop seraya memakan lolipop.

"sstt.. Sstt..."

Tania menoleh terkejut kearah Papanya yang seperti maling dirumah nya sendiri.

"Papa? Lagi apa?"

Karel, seorang Papa muda itu masuk ke kamar Tania lalu menutup pintu nya dengan perlahan.

"Tania mau bantuin papa?" tanya Papa seraya berbisik.

Tania mengerutkan dahinya melihat Papanya yang terlihat aneh malam ini. Apalagi, sikapnya seperti takut ketahuan.

"bantuin apa?"

"Mama kamu ngambek sama Papa. Dia gak mau ngobrol, bahkan gak di bolehin tidur di kamar." bisik Karel dengan nada prustasi.

Tania merapatkan bibirnya mencoba menahan tawa nya agar tidak keluar. Mengapa Papanya menggemaskan sekali.

"terus, Tania harus apa?"

"Bujuk Mama mu lah, sayang. Papa gak bisa jauh jauh sama Mama mu."

Tania tersenyum. Papanya begitu bucin terhadap Mama Sandra. Padahal dulu katanya, Karel begitu ogah-ogahan pada Sandra.

"Yaudah, aku ke kamar mama ya,"

Karel mengangguk cepat. Ia mencium pipi Tania begitu sayang. Tania pun berpamit untuk pergi ke kamar kedua orangtua nya.

"Mam Sandra, Ini Tania."

Hening.

"Mam, Tania lapar." oke, ini alibi karena Tania tidak semanja itu terhadap Mama Sandra.

Lalu terdengar kunci berputar dan pintu terbuka. "Tania mau makan apa, sayang?"

Tania nyengir mendengar respon Mamanya. Sandra sangat suka sekali memanjakan Tania meski gadis berumur 16 tahun itu bukan anaknya.

"Aku mau makanan Mama yang paling enak."

Sandra mengangguk, ia menarik tubuh Tania dan membawanya kedapur.

"Gak papa yah, bikin omelet?"

"gak papa."

Ketika Sandra tengah sibuk membuat Omelet untuk Tania, Karel terlihat bersembunyi dan memberikan isyarat kepada Tania untuk bertanya kenapa Mamanya marah terhadap Sandra.

"Mam, Mam lagi marahan ya sama Papa?" tanya Tania.

"eh, enggak kok. Kenapa nanya gitu? "

"Soalnya papa kayak sedih gitu pas ke kamar Aku. Dia malah pengen tidur di kamar aku. Padahal aku kan udah gede, malu tidur terus sama Papa."

Sandra terkekeh mendengar penuturan Tania yang begitu polos. Sedangkan Karel menepuk dahinya mendengar ucapan polos itu.

"Sstt.. Mama lagi kesel sama Papa kamu. Ia sibuk terus sama kerja nya, suka lupain Mama. Yaudah Mama cuekin balik. Gondok sendiri kan dia." tutur Sandra dengan kesal.

Tania mengangguk mengerti, "Padahal katanya tadi, Papa beliin sesuatu buat mama."

Sandra yang tengah memindahkan omelet ke piring menoleh menatap Tania, "yang bener? Bukan lagi bujuk mama kan buat baikan sama Papa?"

Tania meringis, "beneran kok."

"Mamaaa!! Idan laper!!"

Tania menatap datar adiknya yang baru pulang entah darimana. Celana nya saja masih pake celana Smp.

"Eh bucinnya Zidan," seru Aidan seraya akan memeluk Tania. Namun Tania segera kabur dengan omeletnya.

"Ai Ai, bau. Aku gak mau di peluk Ai Ai."

Aidan menggerutu mendengar panggilan Tania. Ia selalu kesal jika Kakak nya memanggil dirinya seperti itu. Seperti perempuan sunda.

•...•

Zidan tengah menatap datar kota jakarta yang padat seperti biasa. Tidak malam, tidak siang.

Ia tengah di apartemen miliknya, hadiah dari Dimas, Kakak iparnya.

Seseorang tiba'tiba memeluk Zidan. Mencium punggung lebar Zidan yang tidak tertutup Kain.

"cuaca malam gak baik, yang." bisik wanita itu.

Zidan membalikan badannya. Ia memegang pipi wanita di depannya. Sedangkan wanita itu tersenyum manis melihat perlakuan Zidan yang lembut.

"Kita cukup sampai disini."

Senyum wanita itu luntur. Setelah pergulatan panas mereka, Zidan dengan gampang nya memutuskan hubungan.

"why? Apa salah gue? Apa lo kurang puas?"

Zidan mendengus, ia menatap tajam wanita di hadapannya. Sedangkan wanita itu langsung gugup di tatap seperti itu.

"Kalo gue bilang, selesai ya selesai. Lo ngerti kan bahasa manusia?" desis Zidan.

Zidan meninggalkan wanita itu di balkon. Lelaki itu mengambil kaos hitamnya lalu memakainya.

"Apa ini karena Tania?"

Zidan yang akan meninggalkan Apartemen, terdiam. "Jangan bawa bawa Tania disini. Dan lo, segera keluar dari sini."

Wanita itu berteriak kesal setelah Zidan keluar dari apartemen. Ia di campakan? Zidan memang lelaki biadab.

_

Hayoloooh zidan wkwk

Tania Jolie(SELESAI) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang