Zidan berlari masuk kerumah milik keluarga Karel. Ia menatap satu keluarga tengah sarapan pagi.
Karel yang menyadari kedatangan seseorang, langsung tersenyum melihat kedatangan Zidan.
"Ayo, Zidan mari makan."
Tania segera menolehkan kepalanya ke belakang. Ia segera berdiri lalu berlari dan memeluk Zidan.
Zidan yang mendapatkan serangan itu langsung tersenyum bahagia. Aidan belum memberitahukan kebejatannya pada kakaknya.
Sedangkan Aidan hanya mendengus melihat kebucinan kakak nya itu.
"Kok pagi pagi banget sih datangnya. Aku baru aja mau sarapan."
"gak papa. Aku sekalian makan juga disini."
Tania segera menarik tangan Zidan dan membawa nya duduk di samping nya. Mereka pun makan dengan keheningan sampai suara bantingan sendok.
"Aku duluan Mam, Pap."
Aidan segera mencium punggung tangan kedua orangtua nya. Ia menatap tajam Zidan yang juga menatapnya datar.
"Kak Nia, Hati-hati ya."
"Hah?"
Zidan memegang sendok nya dengan erat mendengar sindiran Aidan.
"Nanti, aku mau jemput kakak. Gak boleh nolak. Soalnya aku mau bawa kakak ke tempat spesial. Ada yang mau aku omongin." ucap Aidan sambil mengambil tasnya.
"Gak bisa, Tania pulang sama gue."
"Kak?"
Tania mengerjap bingung. Kenapa dengan dua lelaki ini. Sedangkan Karel dan Sandra hanya menggelengkan kepalanya merasa wajar dengan suasana seperti ini.
"Aku pulang sama Aidan deh. Udah lama kita gak jalan jalan bareng. Gak papa ya? " ijin Tania pada Zidan.
Tania semakin tidak berkutik saat Zidan menatapnya begitu tajam. Sedangkan Aidan sudah menghilang saat mendengar penuturan Tania tadi.
Tania mengusap lengan Zidan, "kamu jangan gitu. Dia kan adik aku, bukan Cowok lain."
Karel terkekeh, "Dasar anak muda."
•...•
Zidan menggenggam tangan Tania begitu erat di lorong sekolah. Hari senin ini, mereka berdua menjadi tontonan seantreo sekolah. Tania yang cantik dan ketua sekokah yang tampan.
Tania menatap Zidan yang setengah tidak fokus itu. Wajahnya saja mengeras seperti menahan amarah.
"Kakak kenapa?" tanya Tania namun tidak di gubris oleh Zidan.
"Kak?" Tania menggoyangkan lengan Zidan sampe lelaki itu tersadar dari lamunannya.
"Hmm?"
"Kamu kenapa?" tanya Tania lagi.
"Gak."
Alis Tania mengerut. Ia merasa aneh dengan gelagat Zidan-nya.
"Tania?"
"hmm?"
"Kamu sayang sama aku?"
Tania tersenyum sampe giginya terlihat, "kenapa nanya gitu. Aku sayang dong sama kamu!!" seru Tania.
Zidan menghela nafasnya, seolah lega mendengar jawaban Tania. "jangan tinggalin aku, ya."
Lagi-lagi alis Tania mengerut, "kamu kenapa? Apa yang kamu sembunyiin dari aku?"
"udah sampe kelas kamu." ucap Zidan mengalihkan pembicaraan.
"Kak!"
Tania menatap Zidan yang langsung pergi tanpa berbicara lagi padanya. Tania merasa ada yang tidak beres.
•...•
Pada akhirnya Zidan terdampar di rooftop sekolah dengan Sari yang semakin menempel padanya. Lelaki berumur 19 tahun itu menyalurkan amarahnya pada Sari yang kini terengah-engah akibat cumbuan Zidan.
Sampai akhirnya Zidan mengakhiri nya padahal Sari akan menuju puncak. Sari berdecak kesal pada lelaki itu namun wanita itu tidak berani memarahi lelaki yang memenuhi hatinya.
"turunin rok lo. Gue duluan keluar dari sini!" tukas Zidan tanpa menoleh pada Sari. Ia segera keluar dari Rooftop dan turun dengan santai nya.
"Hmm... Menarik, "
Zidan berhenti melangkah. Ia menoleh kearah dinding tangga. Ada seseorang yang tengah merokok sendirian. Ia menatap Zidan dengan senyum mencemooh.
"Kalo guru-guru tau apa yang di lakuin ketua osis sama wakilnya, bakal kek gimana ya?" ucap lelaki itu sembari membuang ujung rokok dan menginjaknya seolah Zidan yang di injak-injak.
"Mau lo apa?"
Suara ketukan sepatu menyita perhatian kedua cowo disana. Sari bary keluar dari sana dan itu semakin memperuntung cowo perokok itu.
"Wah keren sih... Mainstream servis nya di GEDUNG SEKOLAH bukan di hotel yang tumaninah. " ejek lelaki itu dengan menekan kata gedung sekolah.
Zidan merasa sekarang dirinya sudah tertangkap basah. Ia terus menatap tajam Lelaki itu. Menandai bahwa lelaki itu akan habis di tangannya jika semua ini bocor.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tania Jolie(SELESAI)
Ficção AdolescenteBagusnya, follow sebelum membaca... Tania kira, semua yang ada di diri Zidan sudah ia ketahui dari luar maupun dalam. Namun semuanya salah ketika zidan tiba tiba menghilang dan Tania dibawa ke singapura oleh ayahnya. "jangan pergi lagi, jangan zid...