"SAKIT"
Zidan mengerjapkan matanya merasa pening di kepalanya itu. Perlahan kesadarannya pulih. Ia menatap Tania yang tengah tertidur pulas meskipun Zidan tau jika posisi tidur Tania sangatlah tidak enak.
"Tania, bangun sayang." bisik Zidan.
Tania melenguh lalu terkejut melihat Zidan yang sudah sadar. "Zidan? Tunggu, aku panggilin dokter yah."
Sebelum gadis mungil itu berdiri, tangan Zidan memegang lengan Tania agar gadis itu tidak pergi.
"Naik ke kasur, sini."
"Hah?"
"Naik Tania. Ayo, "
Tania perlahan menaiki kasur rawat Zidan. Meskipun agak sempit, itu cukup untuk Tania yang kini di pelukan Zidan.
Zidan mengusap-usap rambut Tania serta sesekali mencium kepala gadis itu. Sampai Tania kembali terlelap dalam pelukan Zidan.
"Maaf... Maaf... " bisik Zidan.
+++
"makan bubur nya, Zidan." keluh Tania karena lelaki yang kini berbaring di kasur rumah sakit tidak mau memakan sesuap bubur darinya.
"yaudah kalo kamu gak makan. Aku pergi aja, pulang. Ngapain aku disini." ucap Tania kepalang ngambek. Tapi emang beneran ngambek.
"tapi aku gak suka bubur, Nia."
"ya tapi kan kamu lagi sakit. Harus makan bubur." debat Tania tidak mau kalah.
Tania mencoba merayu Zidan dengan segala upaya nya sampai akhirnya Zidan dengan terpaksa mengiyakan makan bubur sialan itu.
"Zidan, tolong jangan sakitin diri kamu sendiri apalagi karena aku. Aku takut kamu terluka kayak tadi tau." ucap Tania dengan melas. Sumpah, Tania benar-benar takut Zidan kenapa-kenapa.
"enggak sayang. Ini aku cuman kecapekan aja. Kamu gak usah khawatir yah. Sekarang juga aku sembuh nih,"
Tania menghembuskan nafasnya pasrah. Akhir akhir ini Zidan memang agak berubah. Ia terlihat lebih fosesif dan kurus. Padahal Tania selalu lihat Zidan makan dengan lahap.
"sini duduk di ranjang. Aku udah kenyang." perintah Zidan.
Tania hanya pasrah dan menyimpan mangkok bubur di meja. Lalu ia naik ke atas ranjang inap Zidan. Zidan segera memeluk Tania dengan penuh cinta.
"tolong jangan tinggalin aku apapun yang terjadi." lirih Zidan.
"gimana aku mau ninggalin kamu. Aku juga gak bisa jauh dari kamu." ucap Tania sembari mengelus pipi mulus Zidan.
****
Setelah beberapa hari keluar dari rumah sakit Zidan semakin berbeda. Asupan makan mengurang, wajahnya pucat. Tania tanya kenapa, Zidan hanya menggeleng sambil tersenyum dan bilang bahwa dia baik-baik saja.
Sampai suatu pesan dari Zidan membuat nya semakin khawatir.
Nia, kamu bisa pulang sendiri kan. Atau aku kirim mobil buat antar pulang kamu. Aku ada urusan di luar. Maaf yah gak bisa antar pulang.
Begitulah isi pesan yang di kirimkan Zidan padanya. Karena seharian ini di sekolah Zidan tidak terihat. Hanya menyantarkan Tania berangkat sekolah sampe masuk ke kelas.
"yaudah deh. Aku telepon Aidan aja."
Ia segera menelepon Aidan yang ternyata sudah menunggu di depan gerbang sekolah.
"tumben peka sih, dek?"
"aku di suruh si Zidan buat jembut kakak. Lagian sakit kok maksain buat antar kakak berangkat sekolah tadi."
"sakit?" kaget Tania.
---------
Jangan lupa kasih bintangnya yah.. Gratis tis tiiiiss...
Makasih udah baca:')
KAMU SEDANG MEMBACA
Tania Jolie(SELESAI)
Teen FictionBagusnya, follow sebelum membaca... Tania kira, semua yang ada di diri Zidan sudah ia ketahui dari luar maupun dalam. Namun semuanya salah ketika zidan tiba tiba menghilang dan Tania dibawa ke singapura oleh ayahnya. "jangan pergi lagi, jangan zid...