18. Berziarah
4 tahun berlalu...
Tania kembali menghirup udara tanah air ayahnya. Tidak terasa 4 tahun Tania jauh dari seseorang yang selalu ada untuknya.
Tania memasuki kamar miliknya yang tidak berubah dari terakhir dia meninggalkan ruangan tersebut.
"Nia?"
Tania menoleh, ia tersenyum senang mendengat suara itu. Ia segera turun dari kamarnya untuk bertemu dengan orang yang mengisi hari harinya.
"Reno!"
Ya, Reno. Lelaki yang dulu ia tegur karena menyenggol tong sampah. Ternyata lelaki itu asli orang singapura. Hanya saja waktu itu ia ke indonesia ikut papa nya yang tengah bertugas di indonesia.
Ternyata lelaki itu malah membuat keributan besar di sekolah sampai akhirnya Reno di drop out dari sekolah dan berakhir kembali ke singapura dimana ibunya berada.
Tania memeluk Reno tanpa ragu. Ia merasa nyaman dengan Reno yang sangat menyayangi nya.
"Makan yuk,"
Tania mengangguk dan pergi bersama menuju ruang makan. Disana ada Karel dan keluarga kecilnya. Karel tersenyum melihat kedekatan Tania dan Reno. Ia tidak mengira jika Tania bisa keluar dari genggaman Zidan.
"Tania, kamu mau makan apa?"
Tania menatap meja makan yang sudah di suguhi makanan-makanan lezat. Sampai akhirnya ia terdiam dan senyumnya memudar.
Ada tumis cumi. Itu kesukaan Zidan. Jujur, Tania tidak akan pernah melupakan Zidan meski kini ada seseorang di sampingnya. Ia terus merindukan lelaki itu. Lelaki yang sampai saat ini masih ia cintai.
"Tania mau Zidan."
Hening.
Sampai akhirnya Aidan meletakan sendok dan garpu dengan cukup kencang, "Mba! ngapain sih naro tumis cumi di sini. Ganggu aja!" bentak Aidan. Sungguh, Aidan sangat membenci Zidan.
Aidan pikir, dalam kurun 4 tahun ini, Zidan akan datang menemui kakak nya dan mengucapkan kata maaf pada kakak nya. Namun boro-boro minta maaf. Zidan seperti di telan bumi. Sosial media Zidan seolah hilang tidak berpenghuni. Ia semakin yakin jika Zidan tidak pantas untuk kakak nya.
Sandra langsung menegur Aidan karena berteriak. Aidan semakin besar semakin tempralmental. Juga sangan fosesif terhadap kakak nya.
"jangan ambil tumis nya. Aku mau makan itu." ucap Tania sembari terisak.
Reno mengusap rambut Tania. Ia sadar betul jika Zidan si brengsek itu tidak akan di lupakan oleh Tania, kesayangannya.
"aku ambilin yah," Reno menyendok tumis cumi itu. Ia tersenyum dan mengusap pipi Tania yang basah.
"udah, makan yuk."
Mereka akhirnya makan dengan hening. Karel menatap putrinya lekat. Apakah ia sudah sia sia membawa Tania jauh dari Zidan karena sampai saat ini Tania masih menangisi Zidan.
"Tania, nanti ikut ayah ya."
Tania yang sudah tidak ada mood untuk makan menoleh ke arah ayahnya. "kemana?"
"Ikut aja yah. Reno di sini aja sama Aidan."
----
Tania memeluk lengan Karel dengan erat. Kini mereka berdua berada di sebuah pemakaman elite. Tania tidak tau ayahnya akan berziarah pada siapa. Ia pikir tidak ada yang meninggal belakangan ini.
Akhirnya mereka sampai. Karel dan Tania berjongkok di satu makam yang cantik di tumbuhi rumput kecil.
"Karina?"
Tania menoleh ke arah ayahnya. Ia tidak asing dengan nama itu. Ayahnya sering bercerita tentang karina saat ia masih kecil.
"Yah, ini makam mama?" tanya Tania lirih.
Karel mengangguk. Ia mengusap kepala Tania. Setelah 21 tahun berlalu, baru kali ini ia membawa Tania kemakam Karina.
"Ayah gak bilang kalo makam mami ada di sini. Aku kira makam nya di london. Kok ayah jahat sih." kesal Tania.
Selama 21 tahun, Tania baru pertama kali berziarah kepada mama nya. Entah dulu masa kecil nya ia pernah apa tidak yang pasti ia tidak ingat.
"Ayah takut, kamu di temui sama nenek kamu. Kamu pasti di ambil sama nenek kamu dan bakal jauh dari ayah. Karena hampir seminggu sekali nenek dan kakek datang kesini."
"Ayah..."
"Tania, apakah kamu sangat mencintai Zidan?"
Tania diam lalu mengangguk lemah. Setelah keluar masuk psikiater, Tania masih lemah hanya karena nama Zidan.
"terus apa yang bakal kamu lakuin kalo kamu ketemu Zidan?"
"meluk?"
Karel mengusap pipi Tania. Ia sangat menyayangi anaknya dari Karina. "kalo Zidan sudah melupakan kamu?"
Tania terdiam. Ia tidak berfikir sampai kesana. Yang ia fikirkan bagaimana bertemu dengan Zidan.
"Zidan gak mungkin lupain Nia, kan yah?"
Karel tersenyum. Ia menoleh ke makam Karina. Mengusap nisan wanita yang sampai saat ini ia cintai.
"lihat, Karin. Anak kita sudah besar. Maaf karena aku selalu sendiri tanpa membawa anakmu kesini. Apakah kamu akan marah? Tapi sekarang aku membawanya. Lihat cantik bukan? Mirip sama kamu begitu lemah dan selalu nempel sama aku," ucap Karel sembari terkekeh.
Tania hanya melihat ayahnya berbicara sendiri pada nisan mama nya. Ia tidak menyangka, selama bertahun tahun bersama mami Sandra, Karel masih mencintai Karina, mama nya.
-
23 Juni 2021
KAMU SEDANG MEMBACA
Tania Jolie(SELESAI)
Ficção AdolescenteBagusnya, follow sebelum membaca... Tania kira, semua yang ada di diri Zidan sudah ia ketahui dari luar maupun dalam. Namun semuanya salah ketika zidan tiba tiba menghilang dan Tania dibawa ke singapura oleh ayahnya. "jangan pergi lagi, jangan zid...