16• OH SHUT UP!- Terbongkar(2)

568 39 0
                                    


"TERBONGKAR(2)"




"sakit?"

Aidan juga terkejut mendengar ucapan kakaknya. Jangan bilang kakaknya itu tidak tau kalo bucinnya tengah sakit parah.

"Kak, kakak gak tau si bucin sakit?"

Air mata Tania jatuh. Apapun mengenai Zidan ia akan menjadi gadis paling sedih sedunia.

"Zidan sakit apa?"

Aidan mencoba menenangkan Kakaknya itu. "mending kakak ikut aku kerumah mba Dara aja. Katanya si bucin disana. Kakak tenang yah."

Sesampainya disana Tania langsung buru buru mencari sosok Zidan. Namun lelaki jangkung itu tidak terlihat bahkan Tania sudah berteriak memanggil lelaki itu.

"sayang, Tania. Kenapa teriak teriak sayang. Ada apa?" ucap Adara yang ternyata ada di lantai atas bersama anak pertamanya.

"Zidan kemana kak? Zidan sakit lagi? Kok aku gak tau apa apa. Apa yang kalian sembunyiin dari aku."

Adara terlihat cemas melihat Tania begitu depresi mencari adiknya. Ia segera memeluk Tania dengan erat.

"Tania tenang yah sayang. Zidan gak kenapa kenapa kok. Dia cuman butuh support dari kita terutama kamu." ucap Adara sambil mengusap air mata Tania.

"Zidan kenapa kak? Kasih tau aku. Kenapa kalian nyembunyiin ini sama aku. Aku bisa gila kalo gak ada Zidan kak."

Sedari dulu Zidan dan Tania tidak pernah jauh. Nempel kemana mana. Jika Tania ke luar kota bersama papa nya Zidan selalu ngamuk ngamuk minta di anterin ke tempat Tania. Sebaliknya, Tania pun jika di tinggalkan oleh Zidan ia selalu sakit. Bahkan sakit nya sampai Zidan pulang baru sembuh.

Karel datang dengan tergesa gesa. Setelah mendengar telepon dari anak bungsu nya perihal Anak kesayangannya itu ia segera menyusul ke rumah Adara.

"Tania, Tania kenapa sayang?"

Tania begitu histeris mencari Zidan yang tak kunjung ia temui. Papa nya pun tak ia perdulikan. Ia hanya fokus menangis sembari memanggil manggil nama Zidan.

"Zidan kemana, Ra?" tanya Karel pada sahabatnya itu.

"dia sakit Rel. Maaf." ucap Adara sembari terisak.

"gue udah peringatin dari dulu. Zidan kenapa? Kenapa lo sembunyiin sesuatu dari kita. Apa bertemanan kita yang udah lama ini belum cukup buat saling terbuka?"

"bukan begitu, Rel. Gue takut lo bakalan benci sama adek gue. Adek gue emang brengsek. Tapi dia sama sekali gak ada niatan buat nyakitin Tania. Tolong jangan bawa Tania pergi saat tau apa yang terjadi sama Zidan." ucap Adara dengan kelimpungan. Sungguh ia sangat menyayangi Tania yang kini memeluk Papanya sambil terus memanggil nama adiknya.

"Jangan bilang kalo Zidan..."

Adara semakin menangis sembari memegang perut besarnya. Ia mengangguk mengiyakan.

"dimana Zidan sekarang?" ucap Karel dengan dingin.

"dia di rumah tempat rehabilitasi, Rel."


----

Jangan lupa pencet bintang nya yah... Gratiss tiss tisss...

Makasih udah baca:')

Tania Jolie(SELESAI) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang