13. Jebakan

962 163 75
                                    

Happy reading :)





Wonyoung membawa semua barangnya dari tempat Hitomi. Dia yakin papinya itu tidak akan pernah berbohong sampai 2 kali. Wonyoung sudah bertekat akan tinggal dengan ibu kandungnya nanti. Kalau tidak diterima, Wonyoung sudah memikirkan rencana lainnya. Wonyoung masuk ke rumahnya saat ia sudah sampai.



"Pii !!" panggil Wonyoung.

"Pulang juga kamu," ucap papi Wonyoung keluar dari kamarnya.

"Mana janji papi tadi?" tanya Wonyoung to the point.

"Sebelum kamu ketemu, papi mau tanya dulu sama kamu. Apaan maksud dari ini semua?" tanya papi Wonyoung melempar beberapa lembar foto ke lantai.


Wonyoung sangat kaget melihat foto itu. Darimana papinya bisa mendapat semua foto itu?


"Mau belajar jadi cewe murahan kamu?" tanya papi Wonyoung membentaknya.

"Diam ajah kamu ! Jawab Wonyoung ! Udah berapa lama kamu begini? Ohh mungkin kamu sudah gak perawan lagi?" ucap papi Wonyoung merendahkan Wonyoung.

"Wonyoung begini karena papi ! Papi gak pernah tanggung jawab lagi sama Wonyoung ! Papi gak pernah bayarin Wonyoung uang sekolah ! Papi jarang pulang dan selalu mabuk-mabukan ! Tapi asal papi tau, Wonyoung masih waras, Wonyoung gak pernah melayani mereka dengan seks !" ucap Wonyoung marah.



Ting tong...


"Akhirnya yang ditunggu sudah tiba," ucap papi Wonyoung.

"Siapa? Mami kandung Wony?' tanya Wonyoung.

"Nanti kamu juga tau," ucap papi Wonyoung membuka pintu.

"Haii broo.." ucap seorang pria masuk sambil merangkul papi Wonyoung.

"Ini bro? Widihhh..." ucap pria itu memperhatikan Wonyoung.

"Pi, apaan ini?" tanya Wonyoung bingung.

"Sini kamu ikut papi," ucap papi Wonyoung sudah menarik Wonyoung.

"Pi, papi mau ngapain? Mana janji papi?" tanya Wonyoung.

"Sebentar lagi kamu juga tau," ucap papi Wonyoung.

"Masih bagus kan bro?" tanya pria itu.

"Masih tenang ajah. Lu yang pertama," jawab papi Wonyoung membuka pintu kamar Wonyoung..

"Bu..Eun..bi..." ucap Wonyoung kaget ketika melihat Eunbi ada di kamarnya tapi dalam posisi terikat.

"Wonyoung..." ucap Eunbi pelan.

"Ohh jadi kalian sudah kenal. Jadi gak sulit donk buat kalian akrab," ucap papi Wonyoung.

"Pi, apaan ini maksudnya?" tanya Wonyoung takut karena pria asing itu sudah mendekati dirinya.

"Sabar bro, gue jelasin dulu cara mainnya," ucap papi Wonyoung.

"Wony, kenalin dulu. Itu mami kamu. Bi, ini anak kamu. Kan Wony selama ini udah ngerepotin papi, jadi hari ini Wony akan balikin semua kebaikan papi. Om ini udah bayar papi. Papi tau Wony udah pernah jual diri, jadi hari ini tolong layanin om ini ya," jelas Wonyoung.

"Kamu udah gila ya jual anak kamu sendiri ! Kalau mau siksa, siksa aku ajah. Lepasin Wonyoung !" ucap Eunbi.

"Pi, Wony gak mau," ucap Wonyoung mencoba lari.



Belum sempat keluar kamar, tangan Wonyoung sudah ditarik oleh pria itu. Dia menahan Wonyoung dan melepar Wonyoung ke atas tempat tidur.



"Arghh.... Jangannnn !!" ucap Wonyoung mencoba memberontak.




Brakkkk.....


"Kurang ajar !!"


Bugh...



Seorang pria bernama Kang Hyewon masuk ke kamar itu dan segera menonjok pria yang ada di atas Wonyoung. Papi Wonyoung mencoba menghajar Hyewon, tapi Hyewon berhasil menangkisnya dan menghajar balik papi Wonyoung. Pria asing itu mencoba bangun dan menghajar Hyewon, tapi Hyewon jauh lebih cepat. Dia menghajar balik pria itu. Untungnya dulu Hyewon sempat belajar bela diri, jadi tidak sulit untuk Hyewon melawan 2 pria sekaligus.



Wonyoung yang melihat itu, mencoba untuk lari dengan keluar dari kamar.



"Yaaa Wonyoung... Mati saja kamu !!" teriak papi Wonyoung membawa sebuah vas.



Brakkk...



Tes... Tes.. Tes...



Vas yang dibawa papi Wonyoung sudah pecah. Kamar itu sudah penuh dengan darah. Kedua pria itu mencoba berlari keluar dari rumah itu. Tapi ternyata di depan rumah sudah ada polisi. Melihat kedua pria itu, polisi langsung menangkap mereka. Beberapa orang polisi mulai masuk untuk mencari bukti karena melihat tangan papi Wonyoung yang penuh darah. Polisi yang masuk kaget karena melihat seorang terbaring dengan kepala penuh darah, seorang lagi tangannya berlumuran darah karena memegang badan orang yang berdarah tadi, dan seorang lagi dalam posisi terikat.



"Cepat panggilkan ambulance," ucap salah seorang polisi melalui walkie talkie.


Seorang polisi lainnya membebaskan ikatan Eunbi.



"Wony, kamu baik-baik ajah?" tanya Eunbi kuatir.

"Wony gak apa-apa. Pak Hyewon.... Hiks hiks..." ucap Wonyoung menangis sambil memegang tubuh Hyewon yang sudah berlumuran darah.



Sebelum vas itu mengenai Wonyoung, Hyewon berlari memeluk Wonyoung. Hasilnya vas itu pecah terkena kepala belakang Hyewon. Hyewon langsung jatuh karena darah keluar begitu deras. Hyewon hanya sempat tersenyum kepada Wonyoung sebelum akhirnya dia pingsan.



"Pak Hyewon, bertahanlah..." ucap Wonyoung memeluk kepala Hyewon.



Jangan mudah percaya dengan omongan orang lain.

:) :) :) :)

My TeacherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang