Happy reading :)
"Selamat pagi, bu..."
"Pagii bu.."
"Semangat ya bu panennya.."
"Pagii pak.."
"Semoga jualannya laku ya pak..."
Begitulah kegiatan Wonyoung di pagi hari ini. Dia menyapa hampir semua orang yang ia lihat di sana. Ini adalah hari pertama Wonyoung kerja praktek di desa di daerah Yangsan ini. Wonyoung baru sampai tadi malam. Dia menumpang di rumah salah satu penduduk. Wonyoung akan menuju ke salah satu puskesmas yang ada di sana untuk mendapatkan tugas pertamanya.
"Selamat pagi dokter Jeongyeon. Nama saya Jang Wonyoung. Saya berasal dari Seoul. Saya datang ke sini untuk praktek. Salam kenal," ucap Wonyoung memperkenalkan dirinya lalu membungkuk.
"Selamat datang ya Wonyoung. Semoga kamu nyaman sebulan di sini ya. Sepertinya pagi ini kita sudah kedatangan banyak pasien. Saya minta tolong kamu untuk membantu dulu ya di sini. Nanti baru saya akan beritahu tugas yang harus kamu jalani," jelas dokter pria bernama Jeongyeon itu.
"Baik dokter. Saya siap membantu. Mohon kerja samanya," ucap Wonyoung membungkuk lagi.
"Suster Jihyo, tolong bantu Wonyoung ya hari ini," kata Jeongyeon kepada suster bernama Jihyo itu.
"Oke dokter. Ayo Wonyoung, ikut saya," ucap Jihyo.
Wonyoung berjalan mengikuti Jihyo. Puskesmas itu tampak cukup besar, mirip rumah sakit sebenarnya, tapi bukan rumah sakit. Sepanjang perjalanan, Wonyoung melihat sudah begitu banyak pasien yang mengantri.
"Kita kekurangan dokter di sini. Maklum di daerah pedalaman gini, jarang ada dokter yang mau. Gajinya juga tidak seberapa dengan perjuangannya," jelas Jihyo karena melihat Wonyoung tampak kaget.
"Tolong ajari saya ya," ucap Wonyoung membungkuk.
"Santai saja, panggil eonni ajah. Kalau kamu ada bingung, tanya saja ya. Sekarang kamu di ruangan ini ya. Eonni bantu kamu untuk periksa pasien," ucap Jihyo membuka sebuah ruangan.
Setelah itu, mereka berdua mulai sibuk untuk memeriksa pasien. Ini adalah pertama kalinya buat Wonyoung memeriksa pasien secara langsung. Biasanya hanya praktek, kalau salah masih bisa dikasih tau dosen. Tapi kalau ini salah, Wonyoung harus tanggung jawab sendiri.
"Tenang ajah Wonyoung. Gak perlu gugup. Yakin ajah sama kemampuan kamu," ucap Jihyo tersenyum menenangkan Wonyoung yang terlihat mulai panik.
"Makasih eonni," jawab Wonyoung tersenyum lalu kembali memeriksa pasiennya.
Selama 3 jam, mereka terus berkutat untuk memeriksa pasien yang tidak berhenti datang. Puskesmas itu adalah satu-satunya tempat terdekat untuk penduduk desa itu memeriksakan kesehatannya. Tidak heran setiap harinya mereka kedatangan banyak pasien. Selain itu, dokter yang ada di puskesmas ini juga terbilang sedikit untuk meladeni pasien yang begitu banyak. Jam sudah menunjukkan pukul 1 siang. Untungnya pasien sedang sepi pada jam segini karena ini adalah jam makan siang.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Teacher
FanfictionKang Hyewon, guru Matematika baru di Produce High School harus menolong seorang murid berprestasi bernama Jang Wonyoung yang hidupnya jauh dari kebahagiaan. Gender bender content... (Cerita hanya fiksi belaka yang tidak sesuai dengan kenyataan dan t...